Waswas Perang Israel-Hamas Meluas, AS Kerahkan 2.000 Tentara Bela Zionis
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) memerintahkan 2.000 tentara untuk bersiap dikerahkan ke Timur Tengah. Ribuan tentara itu akan membela Israel jika perangnya dengan Hamas meluas ke negara-negara tetangga.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pengerahan ribuan tentara tersebut akan memungkinkan Amerika Serikat merespons lebih cepat terhadap krisis yang sedang terjadi.
Sedangkan Gedung Putih menekankan pihaknya tidak bermaksud untuk menempatkan pasukan tempur AS di lapangan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan mempersiapkan pasukan untuk dikerahkan sebenarnya adalah mengirimkan sinyal pencegahan.
“Kami tidak ingin konflik ini meningkat dan meluas,” kata Kirby kepada CNN, yang dilansir Rabu (18/10/2023).
“Tidak ada rencana atau niat untuk menempatkan pasukan AS dalam pertempuran di Israel," ujarnya.
Langkah ini dilakukan ketika Presiden Joe Biden sedang dalam perjalanan mengunjungi Israel pada hari Rabu untuk menggarisbawahi dukungan Washington terhadap sekutu dekatnya tersebut.
Namun Biden juga berharap untuk mencegah meningkatnya perang di Gaza agar tidak menjadi konflik Timur Tengah yang lebih luas.
Sejauh ini, kata Kirby, Gedung Putih belum melihat tanda-tanda keterlibatan Iran yang lebih mendalam dalam konflik tersebut.
“Di luar retorika..., belum,” kata Kirby.
Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas setelah kelompok perlawanan Palestina tersebut menerobos meluncurkan Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan mengejutkan Hamas itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan 199 lainnya disandera.
Israel membalasnya dengan serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 2.700 orang, sebagian besar warga sipil, serta melakukan pengepungan yang melumpuhkan Gaza, dan mengerahkan puluhan ribu tentara ke perbatasan sebagai persiapan serangan darat.
Amerika Serikat telah mengerahkan dua kapal induk ke wilayah tersebut. “Untuk mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel,” kata Austin pekan lalu.
Media AS melaporkan pasukan yang disiapkan untuk dikerahkan ke Timur Tengah akan mencakup peran pendukung, seperti bantuan medis dan penanganan bahan peledak.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pengerahan ribuan tentara tersebut akan memungkinkan Amerika Serikat merespons lebih cepat terhadap krisis yang sedang terjadi.
Sedangkan Gedung Putih menekankan pihaknya tidak bermaksud untuk menempatkan pasukan tempur AS di lapangan.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan mempersiapkan pasukan untuk dikerahkan sebenarnya adalah mengirimkan sinyal pencegahan.
“Kami tidak ingin konflik ini meningkat dan meluas,” kata Kirby kepada CNN, yang dilansir Rabu (18/10/2023).
“Tidak ada rencana atau niat untuk menempatkan pasukan AS dalam pertempuran di Israel," ujarnya.
Langkah ini dilakukan ketika Presiden Joe Biden sedang dalam perjalanan mengunjungi Israel pada hari Rabu untuk menggarisbawahi dukungan Washington terhadap sekutu dekatnya tersebut.
Namun Biden juga berharap untuk mencegah meningkatnya perang di Gaza agar tidak menjadi konflik Timur Tengah yang lebih luas.
Sejauh ini, kata Kirby, Gedung Putih belum melihat tanda-tanda keterlibatan Iran yang lebih mendalam dalam konflik tersebut.
“Di luar retorika..., belum,” kata Kirby.
Israel mendeklarasikan perang terhadap Hamas setelah kelompok perlawanan Palestina tersebut menerobos meluncurkan Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel pada 7 Oktober lalu. Serangan mengejutkan Hamas itu menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan 199 lainnya disandera.
Israel membalasnya dengan serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 2.700 orang, sebagian besar warga sipil, serta melakukan pengepungan yang melumpuhkan Gaza, dan mengerahkan puluhan ribu tentara ke perbatasan sebagai persiapan serangan darat.
Amerika Serikat telah mengerahkan dua kapal induk ke wilayah tersebut. “Untuk mencegah tindakan permusuhan terhadap Israel,” kata Austin pekan lalu.
Media AS melaporkan pasukan yang disiapkan untuk dikerahkan ke Timur Tengah akan mencakup peran pendukung, seperti bantuan medis dan penanganan bahan peledak.
(mas)