Pakar: Hamas Bakal Ubah Gaza Jadi Perangkap Mematikan bagi Tentara Israel
loading...
A
A
A
Dibutuhkan lebih dari sekedar serangan artileri dan udara untuk memberantas Hamas.
Hanya pendudukan militer yang akan memberi Israel kesempatan untuk mencapai hal ini.
Spencer telah menjelaskan kepada West Point Military Academy beberapa tantangan yang dia perkirakan.
Roket. “(Hamas) mempunyai ribuan senjata yang dapat digunakan untuk menyerang pasukan darat IDF,” kata Spencer.
Selanjutnya drone. “Hal ini akan jauh lebih parah daripada yang pernah dihadapi Israel dalam pengalaman peperangan perkotaan di masa lalu," ujarnya.
Kemudian terowongan. “Kemungkinan besar terdapat terowongan dan bunker di seluruh kota di bawah permukaan Gaza," paparnya.
Lebih lanjut anti-armor. “Dalam Pertempuran Mariupol tahun 2022, hanya beberapa ribu pembela (Ukraina) yang menggunakan Kornet, NLAW, Javelin, granat berpeluncur roket, dan peluru kendali antitank lainnya untuk menghancurkan banyak kendaraan Rusia, menahan lebih dari dua belas ribu tentara Rusia, dan pada akhirnya menguasai kota mereka selama lebih dari delapan puluh hari," kata Spencer.
Ada juga pertempuran jalanan. “Hamas akan berusaha menggunakan pertahanan dengan mengandalkan pertempuran jarak dekat, titik kuat (bangunan berat yang terbuat dari beton dan baja dan seringkali dengan ruang bawah tanah dan terowongan), dan sniper," ujarnya.
Begitu juga dengan perisai manusia. “Sudah diketahui umum bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia. Dengan melakukan hal ini, kelompok ini secara efektif terlibat dalam apa yang oleh para ahli disebut sebagai lawfare, menggunakan hukum konflik bersenjata dan hukum humaniter internasional...untuk membatasi tindakan yang dapat dilakukan oleh kekuatan militer yang menyerang," kata Spencer.
“Merebut Gaza akan terbukti sangat merugikan Israel. Pasukan Israel perlu terlibat dalam pertempuran perkotaan dari rumah ke rumah melawan musuh yang sudah siap dan berkomitmen untuk membuat penjajah membayar setiap incinya,” imbuh analis CSIS, Byman dan Jones.
Hanya pendudukan militer yang akan memberi Israel kesempatan untuk mencapai hal ini.
Spencer telah menjelaskan kepada West Point Military Academy beberapa tantangan yang dia perkirakan.
Roket. “(Hamas) mempunyai ribuan senjata yang dapat digunakan untuk menyerang pasukan darat IDF,” kata Spencer.
Selanjutnya drone. “Hal ini akan jauh lebih parah daripada yang pernah dihadapi Israel dalam pengalaman peperangan perkotaan di masa lalu," ujarnya.
Kemudian terowongan. “Kemungkinan besar terdapat terowongan dan bunker di seluruh kota di bawah permukaan Gaza," paparnya.
Lebih lanjut anti-armor. “Dalam Pertempuran Mariupol tahun 2022, hanya beberapa ribu pembela (Ukraina) yang menggunakan Kornet, NLAW, Javelin, granat berpeluncur roket, dan peluru kendali antitank lainnya untuk menghancurkan banyak kendaraan Rusia, menahan lebih dari dua belas ribu tentara Rusia, dan pada akhirnya menguasai kota mereka selama lebih dari delapan puluh hari," kata Spencer.
Ada juga pertempuran jalanan. “Hamas akan berusaha menggunakan pertahanan dengan mengandalkan pertempuran jarak dekat, titik kuat (bangunan berat yang terbuat dari beton dan baja dan seringkali dengan ruang bawah tanah dan terowongan), dan sniper," ujarnya.
Begitu juga dengan perisai manusia. “Sudah diketahui umum bahwa Hamas menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia. Dengan melakukan hal ini, kelompok ini secara efektif terlibat dalam apa yang oleh para ahli disebut sebagai lawfare, menggunakan hukum konflik bersenjata dan hukum humaniter internasional...untuk membatasi tindakan yang dapat dilakukan oleh kekuatan militer yang menyerang," kata Spencer.
“Merebut Gaza akan terbukti sangat merugikan Israel. Pasukan Israel perlu terlibat dalam pertempuran perkotaan dari rumah ke rumah melawan musuh yang sudah siap dan berkomitmen untuk membuat penjajah membayar setiap incinya,” imbuh analis CSIS, Byman dan Jones.