2 Petinggi Hamas yang Paling Diburu Israel: Yahya Sinwar dan Mohammed Deif
loading...
A
A
A
“Jadi kami akan melakukan apapun yang harus kami lakukan untuk membela diri, untuk mencegah rezim seperti itu, yang menyangkal Holocaust pertama—dan ingin melakukan Holocaust yang kedua—untuk menolak rezim tersebut mengembangkan senjata nuklir,” imbuh Dermer.
Dia juga membandingkan antara serangan 7 Oktober di Israel dan 9/11 di AS.
“Ketika Israel kehilangan 1.300 orang, ketika 1.300 orang dibunuh, itu sama dengan 50.000 orang Amerika yang dibunuh dalam satu hari,” kata Dermer, yang dilansir Senin (16/10/2023).
“Saat ini, dengan jumlah yang kita lihat, kejadiannya adalah 20 peristiwa 9/11. Dan kita tidak sedang berhadapan dengan organisasi teroris yang berjarak ribuan mil jauhnya seperti yang Anda lakukan setelah 9/11. Kita sedang berhadapan dengan sebuah organisasi teroris di halaman belakang rumah kita, secara harfiah beberapa meter dari rumah penduduk."
Ketika ditanya tentang keselamatan lebih dari 2 juta penduduk Gaza, Dermer menyalahkan Hamas atas banyaknya korban sipil. Sejak perang dimulai, setidaknya 2.670 orang di Gaza telah tewas akibat serangan balasan Israel, dan 9.600 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
"Tetapi Iran berada di belakang Hamas. Hamas, 93% dari anggaran militer mereka, adalah Iran. Mereka mengadakan pertemuan sepanjang waktu, Iran dan Hamas. Jadi apakah mereka tahu bahwa serangan itu akan terjadi pada hari ini, atau tiga hari kemudian, atau seminggu kemudian, atau dua minggu kemudian, itu adalah pertanyaan terpisah. Tanpa Iran serangan ini tidak akan terjadi. Saya dapat meyakinkan Anda," paparnya.
Ketika ditanya apakah serangan Israel terhadap Iran sedang dipertimbangkan, Dermer menggambarkan Iran sebagai negara yang bekerja setiap hari untuk menghancurkan Israel.
Dia juga membandingkan antara serangan 7 Oktober di Israel dan 9/11 di AS.
“Ketika Israel kehilangan 1.300 orang, ketika 1.300 orang dibunuh, itu sama dengan 50.000 orang Amerika yang dibunuh dalam satu hari,” kata Dermer, yang dilansir Senin (16/10/2023).
“Saat ini, dengan jumlah yang kita lihat, kejadiannya adalah 20 peristiwa 9/11. Dan kita tidak sedang berhadapan dengan organisasi teroris yang berjarak ribuan mil jauhnya seperti yang Anda lakukan setelah 9/11. Kita sedang berhadapan dengan sebuah organisasi teroris di halaman belakang rumah kita, secara harfiah beberapa meter dari rumah penduduk."
Ketika ditanya tentang keselamatan lebih dari 2 juta penduduk Gaza, Dermer menyalahkan Hamas atas banyaknya korban sipil. Sejak perang dimulai, setidaknya 2.670 orang di Gaza telah tewas akibat serangan balasan Israel, dan 9.600 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
"Tetapi Iran berada di belakang Hamas. Hamas, 93% dari anggaran militer mereka, adalah Iran. Mereka mengadakan pertemuan sepanjang waktu, Iran dan Hamas. Jadi apakah mereka tahu bahwa serangan itu akan terjadi pada hari ini, atau tiga hari kemudian, atau seminggu kemudian, atau dua minggu kemudian, itu adalah pertanyaan terpisah. Tanpa Iran serangan ini tidak akan terjadi. Saya dapat meyakinkan Anda," paparnya.
Ketika ditanya apakah serangan Israel terhadap Iran sedang dipertimbangkan, Dermer menggambarkan Iran sebagai negara yang bekerja setiap hari untuk menghancurkan Israel.
(mas)