Gedung Putih Klarifikasi Klaim Biden Lihat Hamas Penggal Anak-anak Israel
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Gedung Putih menarik kembali klaim Presiden Joe Biden bahwa ia melihat gambar anak-anak yang dipenggal setelah serangan mematikan Hamas terhadap Israel.
Klarifikasi ini terjadi setelah Biden pada hari Rabu mengklaim melihat gambar anak-anak yang dimutilasi selama pertemuan dengan para pemimpin Yahudi di Gedung Putih.
“Saya tidak pernah menyangka akan melihat, dan telah mengonfirmasi, gambar-gambar teroris yang memenggal kepala anak-anak,” kata Biden, yang menggambarkan serangan hari Sabtu itu sebagai hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust, saat itu.
Klaim yang belum terverifikasi tentang pemenggalan kepala anak-anak Israel dan pelecehan seksual terhadap sandera yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Palestina itu telah menjadi viral di media sosial beberapa hari setelah serangan pada hari Sabtu lalu.
Klaim tersebut meledak setelah Nicole Zedek, seorang reporter saluran berita i24 yang berbasis di Tel Aviv, mengatakan dalam siaran langsung bahwa dia telah berbicara dengan tentara Israel yang menyaksikan bayi-bayi yang dipenggal.
Menanggapi pertanyaan The Washington Post, juru bicara Gedung Putih mengatakan komentar Biden tersebut didasarkan pada laporan berita dan klaim pemerintah Israel.
“Seorang juru bicara Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa para pejabat AS dan presiden belum melihat gambar atau mengkonfirmasi laporan tersebut secara independen,” lapor The Washington Post pada Rabu waktu setempat seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (12/10/2023).
“Presiden mendasarkan komentarnya tentang dugaan kekejaman tersebut pada klaim juru bicara Netanyahu dan laporan media dari Israel, menurut Gedung Putih,” begitu laporan The Washington Post.
Klaim Biden dimuat di halaman depan surat kabar Barat, dan laporan tentang pemenggalan kepala bayi dikutip di beberapa kalangan sebagai pembenaran atas serangan balas dendam dan hukuman kolektif terhadap warga sipil di Gaza.
Tentara Israel mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut, yang diulangi pada hari Rabu oleh juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Tal Heinrich.
Namun para pejabat militer Israel mengatakan kepada sejumlah media bahwa perempuan dan anak-anak dibantai secara brutal mirip dengan apa yang dilakukan ISIS.
Hamas membantah klaim bahwa para pejuangnya memenggal anak-anak dan menyerang perempuan. Kelompok perlawanan Palestina itu menyebut hal tersebut sebagai “kebohongan”.
Menurut penyelidikan Al Jazeera, platform media sosial seperti Facebook, X dan TikTok telah dibanjiri dengan berita palsu tentang perang Israel-Hamas.
Dari semua platform, X milik Elon Musk tampaknya yang paling rentan terhadap informasi yang belum diverifikasi terkait perang, termasuk klaim pemenggalan kepala dan pemerkosaan.
Menurut para pejabat Israel, lebih dari 1.300 orang tewas dan 3.000 lainnya terluka dalam serangan Hamas di negara Zionis itu.
Sedangkan pemboman balasan Israel terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 5.600 lainnya terluka.
Klarifikasi ini terjadi setelah Biden pada hari Rabu mengklaim melihat gambar anak-anak yang dimutilasi selama pertemuan dengan para pemimpin Yahudi di Gedung Putih.
“Saya tidak pernah menyangka akan melihat, dan telah mengonfirmasi, gambar-gambar teroris yang memenggal kepala anak-anak,” kata Biden, yang menggambarkan serangan hari Sabtu itu sebagai hari paling mematikan bagi orang Yahudi sejak Holocaust, saat itu.
Klaim yang belum terverifikasi tentang pemenggalan kepala anak-anak Israel dan pelecehan seksual terhadap sandera yang dilakukan oleh kelompok bersenjata Palestina itu telah menjadi viral di media sosial beberapa hari setelah serangan pada hari Sabtu lalu.
Klaim tersebut meledak setelah Nicole Zedek, seorang reporter saluran berita i24 yang berbasis di Tel Aviv, mengatakan dalam siaran langsung bahwa dia telah berbicara dengan tentara Israel yang menyaksikan bayi-bayi yang dipenggal.
Menanggapi pertanyaan The Washington Post, juru bicara Gedung Putih mengatakan komentar Biden tersebut didasarkan pada laporan berita dan klaim pemerintah Israel.
“Seorang juru bicara Gedung Putih kemudian mengklarifikasi bahwa para pejabat AS dan presiden belum melihat gambar atau mengkonfirmasi laporan tersebut secara independen,” lapor The Washington Post pada Rabu waktu setempat seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (12/10/2023).
“Presiden mendasarkan komentarnya tentang dugaan kekejaman tersebut pada klaim juru bicara Netanyahu dan laporan media dari Israel, menurut Gedung Putih,” begitu laporan The Washington Post.
Klaim Biden dimuat di halaman depan surat kabar Barat, dan laporan tentang pemenggalan kepala bayi dikutip di beberapa kalangan sebagai pembenaran atas serangan balas dendam dan hukuman kolektif terhadap warga sipil di Gaza.
Tentara Israel mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut, yang diulangi pada hari Rabu oleh juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Tal Heinrich.
Namun para pejabat militer Israel mengatakan kepada sejumlah media bahwa perempuan dan anak-anak dibantai secara brutal mirip dengan apa yang dilakukan ISIS.
Hamas membantah klaim bahwa para pejuangnya memenggal anak-anak dan menyerang perempuan. Kelompok perlawanan Palestina itu menyebut hal tersebut sebagai “kebohongan”.
Menurut penyelidikan Al Jazeera, platform media sosial seperti Facebook, X dan TikTok telah dibanjiri dengan berita palsu tentang perang Israel-Hamas.
Dari semua platform, X milik Elon Musk tampaknya yang paling rentan terhadap informasi yang belum diverifikasi terkait perang, termasuk klaim pemenggalan kepala dan pemerkosaan.
Menurut para pejabat Israel, lebih dari 1.300 orang tewas dan 3.000 lainnya terluka dalam serangan Hamas di negara Zionis itu.
Sedangkan pemboman balasan Israel terhadap Gaza telah menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyebabkan lebih dari 5.600 lainnya terluka.
(ian)