Saksi Mata Operasi Badai al-Aqsa Hamas: Ini Kegagalan Intelijen dan Militer Israel Skala Besar
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Seorang pemandu wisata Israel yang menjadi saksi mata telah menggambarkan ngerinya serangan besar-besaran Hamas yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa. Serangan yang dimulai sejak Sabtu itu telah menewaskan lebih dari 700 orang.
Saksi mata Robby Berman mengambarkan parahnya situasi di Israel kepada Kayleigh McEnany dari Fox News.
Dia mengkritik badan intelijen dan militer Israel atas pengepungan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya itu.
Operasi Badai al-Aqsa dimulai dengan tembakan ribuan roket dalam hitungan menit ke berbagai kota di Israel. Ribuan roket itu gagal dicegat, menghantam banyak gedung dan instalasi militer Israel.
Sesaat kemudian, ratusan milisi Hamas memasuki kota-kota Israel selatan melalui Jalur Gaza. Mereka mengumbar tembakan dan menculik ratusan orang—yang diakui Pasukan Pertahanan Israel sebagai warga sipil dan tentara.
Serangan besar-besaran itu berlanjut hingga hari kedua pada Minggu dan hingga hari ini atau hari ketiga belum terlihat tanda konflik akan berakhir.
Sementara itu, kepemimpinan Israel menghadapi teka-teki karena beberapa pihak, seperti Berman, bertanya mengapa intelijen tidak memprediksi serangan itu sebelumnya.
"Ini adalah hal yang sedang berlangsung. Para [milisi Hamas] belum dibersihkan di luar Israel. Masih ada mereka di Israel dan semua ini adalah sebuah kegagalan besar, bukan hanya kegagalan intelijen, ini adalah kegagalan militer dan politik yang besar, namun lebih banyak lagi kegagalan militer," kata Berman.
"Bagaimana caranya? Mungkinkah mereka berhasil membunuh semua orang, semua pos penjagaan? Bunuh tentara. Bunuh mereka saat tidur..." ujar saksi mata tersebut.
Dia membenarkan bahwa ratusan warga Israel terbunuh. "Sulit dipercaya. Ini adalah tindakan perang dan keadaan tidak akan baik-baik saja di negara ini selama beberapa bulan ke depan," ujarnya.
Saksi mata Robby Berman mengambarkan parahnya situasi di Israel kepada Kayleigh McEnany dari Fox News.
Dia mengkritik badan intelijen dan militer Israel atas pengepungan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya itu.
Operasi Badai al-Aqsa dimulai dengan tembakan ribuan roket dalam hitungan menit ke berbagai kota di Israel. Ribuan roket itu gagal dicegat, menghantam banyak gedung dan instalasi militer Israel.
Sesaat kemudian, ratusan milisi Hamas memasuki kota-kota Israel selatan melalui Jalur Gaza. Mereka mengumbar tembakan dan menculik ratusan orang—yang diakui Pasukan Pertahanan Israel sebagai warga sipil dan tentara.
Serangan besar-besaran itu berlanjut hingga hari kedua pada Minggu dan hingga hari ini atau hari ketiga belum terlihat tanda konflik akan berakhir.
Sementara itu, kepemimpinan Israel menghadapi teka-teki karena beberapa pihak, seperti Berman, bertanya mengapa intelijen tidak memprediksi serangan itu sebelumnya.
"Ini adalah hal yang sedang berlangsung. Para [milisi Hamas] belum dibersihkan di luar Israel. Masih ada mereka di Israel dan semua ini adalah sebuah kegagalan besar, bukan hanya kegagalan intelijen, ini adalah kegagalan militer dan politik yang besar, namun lebih banyak lagi kegagalan militer," kata Berman.
"Bagaimana caranya? Mungkinkah mereka berhasil membunuh semua orang, semua pos penjagaan? Bunuh tentara. Bunuh mereka saat tidur..." ujar saksi mata tersebut.
Dia membenarkan bahwa ratusan warga Israel terbunuh. "Sulit dipercaya. Ini adalah tindakan perang dan keadaan tidak akan baik-baik saja di negara ini selama beberapa bulan ke depan," ujarnya.