5 Keunggulan Rudal Burevestnik, Mampu Terbang Rendah dengan Daya Jelajah 20.000 Km
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal Burevestnik. Rudal berhulu ledak nuklir itu membuat Amerika Serikat dan sekutunya semakin khawatir.
Foto/defence-ua
Melansir Reuters, Burevestnik, yang namanya diterjemahkan sebagai "badai petrel", adalah rudal jelajah terbang rendah yang diluncurkan dari darat dan tidak hanya mampu membawa hulu ledak nuklir tetapi juga bertenaga nuklir.
Putin pertama kali mengungkapkan proyek tersebut pada Maret 2018.
Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengutip jurnal spesialis militer Rusia pada tahun 2021, mengatakan Burevestnik akan memiliki jangkauan hingga 20.000 km (12.400 mil), sehingga dapat ditempatkan di mana saja di Rusia dan menyerang sasaran di Amerika Serikat.
Foto/defence-ua
Ketinggian rudal tersebut hanya 50-100 meter jauh lebih rendah dibandingkan rudal jelajah bertenaga konvensional, sehingga akan lebih sulit dideteksi oleh radar pertahanan udara.
Laporan tahun 2020 oleh Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat menyatakan bahwa jika Rusia berhasil mengoperasikan Burevestnik, hal itu akan memberi Moskow sebuah "senjata unik dengan kemampuan jangkauan antarbenua".
The Nuclear Threat Initiative mengatakan bahwa tenaga nuklir Burevestnik dapat membuatnya bertahan selama berhari-hari, jika diperlukan. “Dalam operasinya, Burevestnik akan membawa hulu ledak nuklir (atau hulu ledak), mengelilingi dunia pada ketinggian rendah, menghindari pertahanan rudal, dan menghindari medan; dan menjatuhkan hulu ledak di lokasi (atau beberapa lokasi) yang sulit diprediksi."
Para ahli Barat sudah lama mempertanyakan apakah rudal tersebut benar-benar akan memasuki operasikan. The Nuclear Threat Initiative, sebuah organisasi keamanan nirlaba, memperkirakan pada tahun 2019 bahwa penerapannya mungkin memakan waktu satu dekade lagi.
Putin tidak mengatakan kapan uji coba terbaru tersebut dilakukan, namun New York Times melaporkan pada hari Senin bahwa uji coba tersebut mungkin dilakukan baru-baru ini, berdasarkan pergerakan pesawat dan kendaraan di pangkalan Rusia di Arktik.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
Berikut adalah 5 keunggulan rudal Burevestnik yang dibanggakan Putin.
1. Mampu Terbang Rendah
Foto/defence-ua
Melansir Reuters, Burevestnik, yang namanya diterjemahkan sebagai "badai petrel", adalah rudal jelajah terbang rendah yang diluncurkan dari darat dan tidak hanya mampu membawa hulu ledak nuklir tetapi juga bertenaga nuklir.
Putin pertama kali mengungkapkan proyek tersebut pada Maret 2018.
2. Memiliki Jangkauan hingga 20.000 Km
Tenaga nuklirnya memberikan jangkauan rudal yang lebih jauh dibandingkan mesin turbojet atau turbofan tradisional yang dibatasi oleh jumlah bahan bakar yang dapat dibawa.Institut Internasional untuk Studi Strategis, mengutip jurnal spesialis militer Rusia pada tahun 2021, mengatakan Burevestnik akan memiliki jangkauan hingga 20.000 km (12.400 mil), sehingga dapat ditempatkan di mana saja di Rusia dan menyerang sasaran di Amerika Serikat.
3. Sulit Dideteksi Radar Musuh
Foto/defence-ua
Ketinggian rudal tersebut hanya 50-100 meter jauh lebih rendah dibandingkan rudal jelajah bertenaga konvensional, sehingga akan lebih sulit dideteksi oleh radar pertahanan udara.
Laporan tahun 2020 oleh Pusat Intelijen Udara dan Luar Angkasa Nasional Angkatan Udara Amerika Serikat menyatakan bahwa jika Rusia berhasil mengoperasikan Burevestnik, hal itu akan memberi Moskow sebuah "senjata unik dengan kemampuan jangkauan antarbenua".
The Nuclear Threat Initiative mengatakan bahwa tenaga nuklir Burevestnik dapat membuatnya bertahan selama berhari-hari, jika diperlukan. “Dalam operasinya, Burevestnik akan membawa hulu ledak nuklir (atau hulu ledak), mengelilingi dunia pada ketinggian rendah, menghindari pertahanan rudal, dan menghindari medan; dan menjatuhkan hulu ledak di lokasi (atau beberapa lokasi) yang sulit diprediksi."
4. Telah Menjalani Serangkaian Uji Coba
Pengembangan unit propulsi nuklir rudal merupakan tantangan teknis yang sangat besar, yang melibatkan sejumlah kegagalan uji coba. Pada tahun 2019, setidaknya lima spesialis nuklir Rusia tewas dalam ledakan dan pelepasan radiasi selama percobaan di Laut Putih, dan sumber intelijen AS mengatakan mereka mencurigai hal tersebut merupakan bagian dari uji coba Burevestnik.Para ahli Barat sudah lama mempertanyakan apakah rudal tersebut benar-benar akan memasuki operasikan. The Nuclear Threat Initiative, sebuah organisasi keamanan nirlaba, memperkirakan pada tahun 2019 bahwa penerapannya mungkin memakan waktu satu dekade lagi.
5. Perang Nuklir Bisa Kapan Saja Terjadi
Pengembangan Burevestnik dan sistem strategis baru Rusia lainnya dapat mempersulit negosiasi antara Moskow dan Washington mengenai pengganti perjanjian New START yang membatasi jumlah senjata nuklir yang dapat digunakan masing-masing pihak. Masa depan pakta tersebut dipertanyakan karena Rusia menangguhkan partisipasinya pada bulan Februari dan akan berakhir pada tahun 2026.Putin tidak mengatakan kapan uji coba terbaru tersebut dilakukan, namun New York Times melaporkan pada hari Senin bahwa uji coba tersebut mungkin dilakukan baru-baru ini, berdasarkan pergerakan pesawat dan kendaraan di pangkalan Rusia di Arktik.
Lihat Juga: Misteri Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia Gempur Ukraina, Dikira Rudal Balistik Antarbenua
(ahm)