Vladimir Putin Ungkap Kapan Rusia Gunakan Senjata Nuklir
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menguraikan kapan negaranya akan menggunakan senjata nuklir.
Pemimpin Rusia tersebut meningkatkan retorika nuklirnya pada pertemuan tahunan Klub Diskusi Valdai di Sochi pada Kamis, dengan menyatakan bahwa Moskow telah berhasil menguji coba rudal jelajah Burevestnik yang bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir.
Ada kekhawatiran yang berkembang selama invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina bahwa Moskow mungkin akan menggunakan senjata nuklir.
Banyak yang khawatir bahwa perebutan kembali Crimea oleh Ukraina akan menjadi garis merah bagi Rusia dan Putin mungkin menggunakan kemampuan senjata nuklir negaranya untuk mempertahankan wilayah tersebut.
Crimea bergabung dengan Rusia setelah memisahkan diri dari Ukraina pada 2014. Namun, Kyiv dan sekutu Baratnya mengaggap Putin mencaplok secara ilegal wilayah itu dari Ukraina.
“Jika terjadi serangan terhadap Rusia, tidak ada seorang pun yang memiliki peluang untuk selamat,” kata Putin.
Dalam pidatonya yang luas, Putin mengatakan doktrin militer Rusia menguraikan dua alasan potensi penggunaan senjata nuklir di negara tersebut—yang pertama adalah serangan balik jika negara lain terlebih dahulu melancarkan serangan nuklir terhadap Rusia.
Dia mengatakan tidak ada negara yang akan selamat dari serangan nuklir balasan dari Rusia.
“Sampai saat ini, tidak akan ada peluang bagi agresor untuk bertahan hidup jika kami merespons,” katanya, seperti dikutip Newsweek, Jumat (6/10/2023).
Alasan kedua, kata Putin, adalah ancaman terhadap eksistensi negara Rusia, meski senjata konvensional digunakan untuk melawan negara tersebut.
Putin mengatakan dia tidak melihat alasan untuk menurunkan standar penggunaan senjata nuklir, seperti yang dikemukakan oleh seorang analis Rusia.
"Saya tidak melihat perlunya hal ini. Tidak ada situasi di mana saat ini ada sesuatu yang mengancam keberadaan negara Rusia. Saya pikir tidak ada orang waras yang berpikir untuk menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia. Dan musuh potensial tahu tentang kemampuan kami,” imbuh orang nomor satu Rusia tersebut.
Putin mengatakan pada bulan September 2022 bahwa dia siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayah Rusia.
“Jika integritas wilayah negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang ada untuk melindungi Rusia dan rakyat kami—ini bukan sebuah gertakan,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi pada saat itu.
Putin, yang dikutip kantor berita RIA Novosti, mengatakan pada hari Kamis; “Uji coba terakhir yang berhasil terhadap Burevestnik, sebuah rudal jelajah jangkauan global dengan instalasi nuklir, sistem propulsi nuklir, telah dilakukan.”
Ketika Putin pertama kali mengumumkan program pengembangan Burevestnik pada tahun 2018, dia menyebutnya sebagai rudal siluman yang terbang rendah dan membawa hulu ledak nuklir, dengan jangkauan yang hampir tidak terbatas, lintasan yang tidak dapat diprediksi, dan kemampuan untuk melewati batas intersepsi.
Putin tidak mengatakan kapan tes terakhir rudal Burevestnik itu dilakukan.
Pemimpin Rusia tersebut meningkatkan retorika nuklirnya pada pertemuan tahunan Klub Diskusi Valdai di Sochi pada Kamis, dengan menyatakan bahwa Moskow telah berhasil menguji coba rudal jelajah Burevestnik yang bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir.
Ada kekhawatiran yang berkembang selama invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina bahwa Moskow mungkin akan menggunakan senjata nuklir.
Banyak yang khawatir bahwa perebutan kembali Crimea oleh Ukraina akan menjadi garis merah bagi Rusia dan Putin mungkin menggunakan kemampuan senjata nuklir negaranya untuk mempertahankan wilayah tersebut.
Crimea bergabung dengan Rusia setelah memisahkan diri dari Ukraina pada 2014. Namun, Kyiv dan sekutu Baratnya mengaggap Putin mencaplok secara ilegal wilayah itu dari Ukraina.
“Jika terjadi serangan terhadap Rusia, tidak ada seorang pun yang memiliki peluang untuk selamat,” kata Putin.
Dalam pidatonya yang luas, Putin mengatakan doktrin militer Rusia menguraikan dua alasan potensi penggunaan senjata nuklir di negara tersebut—yang pertama adalah serangan balik jika negara lain terlebih dahulu melancarkan serangan nuklir terhadap Rusia.
Dia mengatakan tidak ada negara yang akan selamat dari serangan nuklir balasan dari Rusia.
“Sampai saat ini, tidak akan ada peluang bagi agresor untuk bertahan hidup jika kami merespons,” katanya, seperti dikutip Newsweek, Jumat (6/10/2023).
Alasan kedua, kata Putin, adalah ancaman terhadap eksistensi negara Rusia, meski senjata konvensional digunakan untuk melawan negara tersebut.
Putin mengatakan dia tidak melihat alasan untuk menurunkan standar penggunaan senjata nuklir, seperti yang dikemukakan oleh seorang analis Rusia.
"Saya tidak melihat perlunya hal ini. Tidak ada situasi di mana saat ini ada sesuatu yang mengancam keberadaan negara Rusia. Saya pikir tidak ada orang waras yang berpikir untuk menggunakan senjata nuklir untuk melawan Rusia. Dan musuh potensial tahu tentang kemampuan kami,” imbuh orang nomor satu Rusia tersebut.
Putin mengatakan pada bulan September 2022 bahwa dia siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan wilayah Rusia.
“Jika integritas wilayah negara kami terancam, kami pasti akan menggunakan semua cara yang ada untuk melindungi Rusia dan rakyat kami—ini bukan sebuah gertakan,” kata Putin dalam pidato yang disiarkan televisi pada saat itu.
Putin, yang dikutip kantor berita RIA Novosti, mengatakan pada hari Kamis; “Uji coba terakhir yang berhasil terhadap Burevestnik, sebuah rudal jelajah jangkauan global dengan instalasi nuklir, sistem propulsi nuklir, telah dilakukan.”
Ketika Putin pertama kali mengumumkan program pengembangan Burevestnik pada tahun 2018, dia menyebutnya sebagai rudal siluman yang terbang rendah dan membawa hulu ledak nuklir, dengan jangkauan yang hampir tidak terbatas, lintasan yang tidak dapat diprediksi, dan kemampuan untuk melewati batas intersepsi.
Putin tidak mengatakan kapan tes terakhir rudal Burevestnik itu dilakukan.
(mas)