Jerman Luluskan 24 Imam Lokal
loading...
A
A
A
BERLIN - Sebanyak 24 Muslim dari seluruh Jerman secara resmi lulus pelatihan imam di Islamkolleg Deutschland, perguruan tinggi baru di negara itu yang berada di kota barat laut Osnabruck pada Sabtu waktu setempat.
Para lulusan pelatihan, yang terdiri dari pria dan wanita, menerima sertifikat kelulusan pertama mereka setelah mengikuti kursus paruh waktu selama dua tahun.
“Ini adalah hari bersejarah,” kata ketua dewan pengawas Islamkolleg, mantan Presiden Jerman Christian Wulff saat konferensi pers seperti dikutip dari DW, Minggu (1/10/2023).
Dikatakan oleh Wulff, untuk pertama kalinya, para calon imam menyelesaikan pelatihan praktik mereka di Jerman, dalam bahasa Jerman dan dengan dukungan akademis.
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, namun sudah lama tertunda mengingat jutaan Muslim di negara kita,” kata Wulff, seraya menambahkan bahwa perguruan tinggi tersebut memberikan kontribusi penting bagi pembangunan perdamaian dan integrasi.
Untuk diketahui, sekitar 5,5 juta Muslim tinggal di Jerman atauu sekitar 6% dari populasi negara Bavaria itu.
Wulff mengatakan Islamkolleg kini menjadi pusat pelatihan yang diakui dan menerima banyak permintaan, bahkan dari luar negeri.
Jerman empat tahun lalu mengumumkan bahwa mereka akan mendirikan pusat pelatihan bagi para pemimpin Islam yang didukung negara untuk membantu mengurangi jumlah imam yang datang dari luar negeri, sebagian besar dari Turki.
Jerman saat ini memiliki antara 2.000 hingga 2.500 pemimpin agama Islam, yang cenderung datang ke Jerman selama empat atau lima tahun, sering kali dibayar oleh negara asal mereka dan hanya mengetahui sedikit tentang budaya dan adat istiadat setempat.
Banyak dari para imam juga merupakan pejabat negara Turki yang mempunyai agenda politik di Jerman, kata para pejabat.
Pengaruh Ankara terhadap komunitas Muslim telah lama menjadi isu pelik, terutama sejak kudeta gagal terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada tahun 2016.
Mantan presiden Jerman tersebut menyatakan keyakinannya bahwa kesulitan yang mungkin dihadapi para lulusan dalam mencari pekerjaan dapat diselesaikan di tahun-tahun mendatang, terutama jika pekerjaan di bidang kesejahteraan Islam, termasuk pastor, dapat diciptakan oleh negara.
Badan amal Katolik Caritas dan lembaga amal Protestan Diakonie keduanya menerima dana negara.
Kementerian Pertahanan Jerman telah menyatakan positif mengenai mempekerjakan imam Muslim di angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr, di masa depan.
Ketua Dewan Pusat Umat Islam Jerman, Aiman Mazyek, mengungkapkan kegembiraannya atas wisuda pertama tersebut. Namun kata dia, negara tidak boleh membiayai pegawai keagamaan, baik langsung maupun tidak langsung.
Dia mengatakan dia bisa membayangkan pengaturan pembagian pekerjaan bagi para imam yang juga bisa bekerja sebagai guru agama di sekolah.
Bulent Ucar, direktur Islamkolleg Deutschland, mengatakan ia ingin melihat pelatihan imam "menjadi arus utama" dan ia yakin bahwa prospek pekerjaan akan meningkat.
Para lulusan pelatihan, yang terdiri dari pria dan wanita, menerima sertifikat kelulusan pertama mereka setelah mengikuti kursus paruh waktu selama dua tahun.
“Ini adalah hari bersejarah,” kata ketua dewan pengawas Islamkolleg, mantan Presiden Jerman Christian Wulff saat konferensi pers seperti dikutip dari DW, Minggu (1/10/2023).
Dikatakan oleh Wulff, untuk pertama kalinya, para calon imam menyelesaikan pelatihan praktik mereka di Jerman, dalam bahasa Jerman dan dengan dukungan akademis.
“Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, namun sudah lama tertunda mengingat jutaan Muslim di negara kita,” kata Wulff, seraya menambahkan bahwa perguruan tinggi tersebut memberikan kontribusi penting bagi pembangunan perdamaian dan integrasi.
Untuk diketahui, sekitar 5,5 juta Muslim tinggal di Jerman atauu sekitar 6% dari populasi negara Bavaria itu.
Wulff mengatakan Islamkolleg kini menjadi pusat pelatihan yang diakui dan menerima banyak permintaan, bahkan dari luar negeri.
Mengapa Jerman Membuat Pelatihan Imam Sendiri?
Jerman empat tahun lalu mengumumkan bahwa mereka akan mendirikan pusat pelatihan bagi para pemimpin Islam yang didukung negara untuk membantu mengurangi jumlah imam yang datang dari luar negeri, sebagian besar dari Turki.
Jerman saat ini memiliki antara 2.000 hingga 2.500 pemimpin agama Islam, yang cenderung datang ke Jerman selama empat atau lima tahun, sering kali dibayar oleh negara asal mereka dan hanya mengetahui sedikit tentang budaya dan adat istiadat setempat.
Banyak dari para imam juga merupakan pejabat negara Turki yang mempunyai agenda politik di Jerman, kata para pejabat.
Pengaruh Ankara terhadap komunitas Muslim telah lama menjadi isu pelik, terutama sejak kudeta gagal terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan pada tahun 2016.
Dimana Para Imam Bekerja?
Mantan presiden Jerman tersebut menyatakan keyakinannya bahwa kesulitan yang mungkin dihadapi para lulusan dalam mencari pekerjaan dapat diselesaikan di tahun-tahun mendatang, terutama jika pekerjaan di bidang kesejahteraan Islam, termasuk pastor, dapat diciptakan oleh negara.
Badan amal Katolik Caritas dan lembaga amal Protestan Diakonie keduanya menerima dana negara.
Kementerian Pertahanan Jerman telah menyatakan positif mengenai mempekerjakan imam Muslim di angkatan bersenjata Jerman, Bundeswehr, di masa depan.
Ketua Dewan Pusat Umat Islam Jerman, Aiman Mazyek, mengungkapkan kegembiraannya atas wisuda pertama tersebut. Namun kata dia, negara tidak boleh membiayai pegawai keagamaan, baik langsung maupun tidak langsung.
Dia mengatakan dia bisa membayangkan pengaturan pembagian pekerjaan bagi para imam yang juga bisa bekerja sebagai guru agama di sekolah.
Bulent Ucar, direktur Islamkolleg Deutschland, mengatakan ia ingin melihat pelatihan imam "menjadi arus utama" dan ia yakin bahwa prospek pekerjaan akan meningkat.
(ian)