Trump: Rusia Menghasilkan Banyak Uang, AS Hadapi Ancaman Ekonomi Besar
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Melonjaknya harga energi telah meningkatkan pendapatan Rusia, sementara Amerika Serikat (AS) menghadapi ancaman ekonomi besar akibat upayanya melakukan transisi ke energi ramah lingkungan.
Peringatan itu diungkap mantan Presiden AS Donald Trump pada Rabu (27/9/2023).
Saat berbicara kepada para pendukung Drake Enterprises, produsen suku cadang mobil non-serikat buruh di dekat Detroit, Trump mengecam pemerintahan Presiden Joe Biden atas kebijakannya mengenai kendaraan listrik (EV) dan energi ramah lingkungan.
Trump mencap kebijakan tersebut sebagai bahaya bagi industri otomotif AS. Menurut dia, peralihan ke kendaraan listrik akan menghilangkan lapangan kerja di perusahaan-perusahaan pembuat mobil terbesar di Amerika dan akhirnya membuat mereka ketinggalan zaman.
“Bagi pekerja otomotif, transisi Biden ke listrik adalah transisi menuju neraka,” tegas mantan presiden tersebut. “Transisi menuju pengangguran.”
Menurut Trump, AS “lebih mandiri dalam bidang energi” dibandingkan Rusia dan China selama masa jabatannya sebagai presiden, “sementara sekarang kita meminta negara-negara lain untuk memberi kita bensin.”
“Kita akan kehilangan negara kita,” ujar Trump memperingatkan, dengan alasan Moskow telah “menghasilkan banyak uang” dan terus mendapatkan keuntungan dari tingginya harga minyak.
Harga minyak global telah melonjak sebesar 30% sejak bulan Juni setelah pengurangan produksi sukarela oleh OPEC dan sekutunya yang dipimpin Rusia.
Pada Kamis, harga mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun, dengan patokan Brent naik di atas USD97 per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menyentuh USD95 per barel, menandai harga tertinggi sejak Agustus 2022.
Para ahli memperkirakan harga akan tetap tinggi hingga sisa tahun ini.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
Peringatan itu diungkap mantan Presiden AS Donald Trump pada Rabu (27/9/2023).
Saat berbicara kepada para pendukung Drake Enterprises, produsen suku cadang mobil non-serikat buruh di dekat Detroit, Trump mengecam pemerintahan Presiden Joe Biden atas kebijakannya mengenai kendaraan listrik (EV) dan energi ramah lingkungan.
Trump mencap kebijakan tersebut sebagai bahaya bagi industri otomotif AS. Menurut dia, peralihan ke kendaraan listrik akan menghilangkan lapangan kerja di perusahaan-perusahaan pembuat mobil terbesar di Amerika dan akhirnya membuat mereka ketinggalan zaman.
“Bagi pekerja otomotif, transisi Biden ke listrik adalah transisi menuju neraka,” tegas mantan presiden tersebut. “Transisi menuju pengangguran.”
Menurut Trump, AS “lebih mandiri dalam bidang energi” dibandingkan Rusia dan China selama masa jabatannya sebagai presiden, “sementara sekarang kita meminta negara-negara lain untuk memberi kita bensin.”
“Kita akan kehilangan negara kita,” ujar Trump memperingatkan, dengan alasan Moskow telah “menghasilkan banyak uang” dan terus mendapatkan keuntungan dari tingginya harga minyak.
Harga minyak global telah melonjak sebesar 30% sejak bulan Juni setelah pengurangan produksi sukarela oleh OPEC dan sekutunya yang dipimpin Rusia.
Pada Kamis, harga mencapai level tertinggi dalam lebih dari setahun, dengan patokan Brent naik di atas USD97 per barel.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS menyentuh USD95 per barel, menandai harga tertinggi sejak Agustus 2022.
Para ahli memperkirakan harga akan tetap tinggi hingga sisa tahun ini.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(sya)