China: Latihan Perang Kapal Induk Dekat Taiwan untuk Lawan Arogansi Separatis
loading...
A
A
A
BEIJING - China mengonfirmasi serangkaian latihan perang baru-baru ini di dekat Taiwan bertujuan untuk memerangi arogansi pasukan separatis. Manuver Beijing itu melibatkan kapal induk Shandong, beberapa kapal perang dan puluhan jet tempur.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Zhu Fenglian, mengakui tujuan dari latihan perang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tersebut.
“Tujuannya adalah untuk secara tegas memerangi arogansi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan tindakan mereka untuk mencari kemerdekaan,” kata Zhu dalam konferensi pers rutin di Beijing pada Rabu, sebagaimana dilansir AFP, Kamis (28/9/2023).
“Provokasi kemerdekaan Taiwan terus berlanjut sepanjang hari, dan tindakan Tentara Pembebasan Rakyat untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah selalu berlangsung,” paparnya.
Zhu mendesak masyarakat Taiwan untuk membedakan antara “benar dan salah”, dengan tegas menentang kemerdekaan pulau itu, dan bekerja sama dengan China untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Taiwan, yang telah memerintah sendiri selama puluhan tahun, menolak menjadi bagian dari China. Sedangkan Beijing tetap menganggap pulau itu bagian dari China dan bersumpah akan menundukannya bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Kementerian Pertahanan Taiwan kemarin melaporkan pergerakan militer China lebih lanjut. Kementerian itu mendeteksi dan merespons 16 pesawat militer China yang memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan selama 24 jam sebelumnya, 12 di antaranya melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Kementerian itu memperingatkan bahwa meningkatnya frekuensi aktivitas militer China telah meningkatkan risiko terjadinya peristiwa yang “tidak terkendali” dan memicu bentrokan yang tidak disengaja.
China sangat tidak menyukai Wakil Presiden Taiwan William Lai, yang menjadi calon presiden untuk pemilu Januari, karena komentarnya sebelumnya yang mendukung kemerdekaan pulau tersebut.
William Lai mengatakan bahwa dirinya tidak berusaha mengubah status quo dan telah menawarkan pembicaraan dengan Beijing.
"Situasi di Selat Taiwan belum membaik seiring berjalannya waktu," kata Lai.
“Upaya China untuk mencaplok Taiwan tidak berubah,” katanya pada sebuah acara di Taipei pada hari Rabu untuk memperingati 37 tahun berdirinya Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa.
Pada hari Kamis, Taiwan berencana meluncurkan kapal selam pertama dari delapan kapal selam buatan dalam negeri untuk meningkatkan pertahanannya melawan China.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan China, Zhu Fenglian, mengakui tujuan dari latihan perang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) tersebut.
“Tujuannya adalah untuk secara tegas memerangi arogansi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan tindakan mereka untuk mencari kemerdekaan,” kata Zhu dalam konferensi pers rutin di Beijing pada Rabu, sebagaimana dilansir AFP, Kamis (28/9/2023).
“Provokasi kemerdekaan Taiwan terus berlanjut sepanjang hari, dan tindakan Tentara Pembebasan Rakyat untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah selalu berlangsung,” paparnya.
Zhu mendesak masyarakat Taiwan untuk membedakan antara “benar dan salah”, dengan tegas menentang kemerdekaan pulau itu, dan bekerja sama dengan China untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan.
Taiwan, yang telah memerintah sendiri selama puluhan tahun, menolak menjadi bagian dari China. Sedangkan Beijing tetap menganggap pulau itu bagian dari China dan bersumpah akan menundukannya bahkan dengan kekerasan jika perlu.
Kementerian Pertahanan Taiwan kemarin melaporkan pergerakan militer China lebih lanjut. Kementerian itu mendeteksi dan merespons 16 pesawat militer China yang memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan selama 24 jam sebelumnya, 12 di antaranya melintasi garis tengah Selat Taiwan.
Kementerian itu memperingatkan bahwa meningkatnya frekuensi aktivitas militer China telah meningkatkan risiko terjadinya peristiwa yang “tidak terkendali” dan memicu bentrokan yang tidak disengaja.
China sangat tidak menyukai Wakil Presiden Taiwan William Lai, yang menjadi calon presiden untuk pemilu Januari, karena komentarnya sebelumnya yang mendukung kemerdekaan pulau tersebut.
William Lai mengatakan bahwa dirinya tidak berusaha mengubah status quo dan telah menawarkan pembicaraan dengan Beijing.
"Situasi di Selat Taiwan belum membaik seiring berjalannya waktu," kata Lai.
“Upaya China untuk mencaplok Taiwan tidak berubah,” katanya pada sebuah acara di Taipei pada hari Rabu untuk memperingati 37 tahun berdirinya Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa.
Pada hari Kamis, Taiwan berencana meluncurkan kapal selam pertama dari delapan kapal selam buatan dalam negeri untuk meningkatkan pertahanannya melawan China.
(mas)