Rusia: Ukraina Kehilangan 17.000 Tentara pada September Saja
loading...
A
A
A
MOSKOW - Militer Ukraina terus menderita kerugian besar hampir empat bulan setelah serangan balasan yang digembar-gemborkan, menurut Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.
Dia mengungkapkan hal itu pada pertemuan pejabat Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada Selasa (26/9/2023). “Kiev telah kehilangan lebih dari 17.000 prajurit pada bulan ini saja,” klaim dia.
Ukraina juga telah menyerahkan lebih dari 2.700 peralatan militer pada periode yang sama, menurut menteri tersebut.
“Daftar perangkat keras yang dihancurkan pasukan Rusia termasuk tujuh kendaraan tempur infanteri Bradley buatan AS, dua tank Leopard buatan Jerman dan satu tank Challenger buatan Inggris, serta 77 artileri M777 buatan AS dan 51 self-propelled howitzer dari Jerman, Prancis, Polandia, dan AS,” ungkap Shoigu.
Kiev tidak mengungkapkan statistik mengenai kerugian militernya, namun para pejabat Ukraina mengakui bahwa serangan balasan tersebut kurang berhasil dibandingkan yang diharapkan, dan dilakukan dengan kerugian besar bagi tentara.
Pendukung Ukraina di Barat juga semakin skeptis terhadap prospek operasi tersebut.
Menurut Shoigu, pasukan Ukraina masih gagal mencapai keberhasilan besar di medan perang meski mengalami kerugian besar.
Kiev melancarkan serangan balasan pada awal Juni, namun menurut Moskow, Ukraina gagal memperoleh kemajuan nyata sejak dimulainya serangan tersebut.
Pada awal September, Shoigu mengatakan Ukraina telah kehilangan lebih dari 66.000 tentara dan lebih dari 7.600 alat berat sejak dimulainya operasi.
Pembaruan data menjadikan angka ini masing-masing menjadi 83.000 tentara dan 10.300 peralatan militer.
Pekan lalu, Washington Post melaporkan Kiev menderita kerugian besar dalam hal lapis baja di front Zaporozhye.
Laporan itu menambahkan pasukan Rusia telah menghancurkan beberapa kendaraan tempur infanteri Marder Jerman dan Stryker AS.
Dia mengungkapkan hal itu pada pertemuan pejabat Kementerian Pertahanan (Kemhan) pada Selasa (26/9/2023). “Kiev telah kehilangan lebih dari 17.000 prajurit pada bulan ini saja,” klaim dia.
Ukraina juga telah menyerahkan lebih dari 2.700 peralatan militer pada periode yang sama, menurut menteri tersebut.
“Daftar perangkat keras yang dihancurkan pasukan Rusia termasuk tujuh kendaraan tempur infanteri Bradley buatan AS, dua tank Leopard buatan Jerman dan satu tank Challenger buatan Inggris, serta 77 artileri M777 buatan AS dan 51 self-propelled howitzer dari Jerman, Prancis, Polandia, dan AS,” ungkap Shoigu.
Kiev tidak mengungkapkan statistik mengenai kerugian militernya, namun para pejabat Ukraina mengakui bahwa serangan balasan tersebut kurang berhasil dibandingkan yang diharapkan, dan dilakukan dengan kerugian besar bagi tentara.
Pendukung Ukraina di Barat juga semakin skeptis terhadap prospek operasi tersebut.
Menurut Shoigu, pasukan Ukraina masih gagal mencapai keberhasilan besar di medan perang meski mengalami kerugian besar.
Kiev melancarkan serangan balasan pada awal Juni, namun menurut Moskow, Ukraina gagal memperoleh kemajuan nyata sejak dimulainya serangan tersebut.
Pada awal September, Shoigu mengatakan Ukraina telah kehilangan lebih dari 66.000 tentara dan lebih dari 7.600 alat berat sejak dimulainya operasi.
Pembaruan data menjadikan angka ini masing-masing menjadi 83.000 tentara dan 10.300 peralatan militer.
Pekan lalu, Washington Post melaporkan Kiev menderita kerugian besar dalam hal lapis baja di front Zaporozhye.
Laporan itu menambahkan pasukan Rusia telah menghancurkan beberapa kendaraan tempur infanteri Marder Jerman dan Stryker AS.
(sya)