Rudal yang Bantai 17 Warga di Pasar Ukraina Ditembakkan Kyiv, Bukan Misil Rusia
loading...
A
A
A
KYIV - Serangan rudal yang membantai 17 warga sipil di pasar ramai di kota Kostiantynivka, Ukraina, awal bulan ini ditembakkan oleh militer Kyiv, bukan oleh misil Rusia.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil investigasi New York Times yang dipublikasikan hari Selasa (19/9/2023).
Sebanyak 32 orang lainnya terluka pada 6 September akibat dampak serangan rudal yang terjadi 12 mil (20 km) dari garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur. Ini merupakan salah satu jumlah korban tewas warga sipil tertinggi pada satu insiden dalam beberapa bulan terakhir.
Video setelah kejadian menunjukkan kebakaran berkobar di gedung-gedung yang hancur dan tentara membawa kantong jenazah menjauh dari lokasi kejadian.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa jam kemudian menuduh Rusia bertanggung jawab atas serangan rudal tersebut.
Namun, bukti yang dikumpulkan dan dianalisis oleh New York Times menunjukkan bahwa serangan tersebut adalah akibat dari rudal pertahanan udara Ukraina yang ditembakkan oleh sistem peluncuran Buk yang gagal mencapai target yang diinginkan dan malah mendarat di jantung Kostiantynivka yang ramai.
“Pecahan-pecahan rudal, citra satelit, laporan saksi dan unggahan media sosial, secara kuat menunjukkan bahwa serangan dahsyat itu adalah akibat dari penembakan rudal pertahanan udara Ukraina," tulis New York Times.
Rekaman kamera keamanan yang ditinjau oleh surat kabar Amerika Serikat tersebut menunjukkan bahwa rudal itu terbang ke Kostiantynivka dari arah wilayah yang dikuasai Ukraina, bukan dari belakang garis Rusia.
Disebutkan bahwa ketika suara rudal mendekat terdengar, setidaknya empat pejalan kaki tampak secara bersamaan menoleh ke arah suara yang datang ke arah wilayah yang dikuasai Ukraina.
Surat kabar tersebut juga telah merilis sebuah video yang menampilkan—beberapa saat sebelum serangan—pantulan rudal terlihat ketika melewati dua mobil yang diparkir dan tampaknya bergerak dari arah barat laut.
New York Times melaporkan bahwa dua ahli penjinak bom militer independen, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan pecahan dan kerusakan di lokasi serangan paling konsisten dengan 9M38, yang ditembakkan oleh sistem anti-pesawat Buk mobile, dan bukan dengan sistem anti-pesawat S-300 Rusia.
Para wartawan mengutip pakar pertahanan udara yang mengatakan bahwa rudal seperti yang menghantam Kostiantynivka bisa keluar jalur karena berbagai alasan, termasuk kerusakan elektronik atau sirip pemandu yang rusak atau terpotong saat peluncuran.
New York Times juga mengutip bukti yang menunjukkan bahwa beberapa menit sebelum serangan, militer Ukraina telah meluncurkan dua rudal darat ke udara ke arah garis depan Rusia dari kota Druzhkivka, 10 mil (16 km) barat laut Kostiantynivka.
Menanggapi laporan tersebut, Dinas Keamanan Ukraina (SBU)—badan intelijen utama pemerintah—mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut, yang disebutnya sebagai “kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia”.
“Menurut penyelidikan, musuh menyerang fasilitas sipil ini dengan sistem S-300. Hal ini dibuktikan, khususnya, dengan ditemukannya pecahan rudal di lokasi tragedi,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Rabu (20/9/2023).
“Penyelidikan juga memeriksa sejumlah materi lain yang menunjukkan keterlibatan musuh dalam serangan ini,” imbuh SBU tanpa memberikan rincian.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengeklaim rudal tersebut ditembakkan oleh pasukan Ukraina. “Bahkan jika hal ini dilakukan secara tidak sengaja, jelas bagi semua orang: demiliterisasi penuh rezim Kyiv bukan hanya sebuah persyaratan, namun kebutuhan vital,” kata Zakharova.
Pada 15 November 2022, sebuah rudal menghantam desa PrzewodĂłw di Polandia, dekat perbatasan dengan Ukraina, menewaskan dua orang.
Meskipun Ukraina bersikeras bahwa mereka “tidak ragu” rudal tersebut ditembakkan dari Rusia, penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang Polandia akhirnya menetapkan bahwa “sangat mungkin rudal tersebut ditembakkan oleh pertahanan anti-pesawat Ukraina dan sayangnya jatuh di wilayah Polandia”.
Sejak awal invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, Moskow telah berulang kali mengebom ribuan bangunan tempat tinggal, lebih dari 300 rumah sakit, dan lebih dari 3.000 gedung sekolah dan universitas, yang mengakibatkan kematian ribuan orang.
Kesimpulan tersebut merupakan hasil investigasi New York Times yang dipublikasikan hari Selasa (19/9/2023).
Sebanyak 32 orang lainnya terluka pada 6 September akibat dampak serangan rudal yang terjadi 12 mil (20 km) dari garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina timur. Ini merupakan salah satu jumlah korban tewas warga sipil tertinggi pada satu insiden dalam beberapa bulan terakhir.
Video setelah kejadian menunjukkan kebakaran berkobar di gedung-gedung yang hancur dan tentara membawa kantong jenazah menjauh dari lokasi kejadian.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky beberapa jam kemudian menuduh Rusia bertanggung jawab atas serangan rudal tersebut.
Namun, bukti yang dikumpulkan dan dianalisis oleh New York Times menunjukkan bahwa serangan tersebut adalah akibat dari rudal pertahanan udara Ukraina yang ditembakkan oleh sistem peluncuran Buk yang gagal mencapai target yang diinginkan dan malah mendarat di jantung Kostiantynivka yang ramai.
“Pecahan-pecahan rudal, citra satelit, laporan saksi dan unggahan media sosial, secara kuat menunjukkan bahwa serangan dahsyat itu adalah akibat dari penembakan rudal pertahanan udara Ukraina," tulis New York Times.
Rekaman kamera keamanan yang ditinjau oleh surat kabar Amerika Serikat tersebut menunjukkan bahwa rudal itu terbang ke Kostiantynivka dari arah wilayah yang dikuasai Ukraina, bukan dari belakang garis Rusia.
Disebutkan bahwa ketika suara rudal mendekat terdengar, setidaknya empat pejalan kaki tampak secara bersamaan menoleh ke arah suara yang datang ke arah wilayah yang dikuasai Ukraina.
Surat kabar tersebut juga telah merilis sebuah video yang menampilkan—beberapa saat sebelum serangan—pantulan rudal terlihat ketika melewati dua mobil yang diparkir dan tampaknya bergerak dari arah barat laut.
New York Times melaporkan bahwa dua ahli penjinak bom militer independen, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan pecahan dan kerusakan di lokasi serangan paling konsisten dengan 9M38, yang ditembakkan oleh sistem anti-pesawat Buk mobile, dan bukan dengan sistem anti-pesawat S-300 Rusia.
Para wartawan mengutip pakar pertahanan udara yang mengatakan bahwa rudal seperti yang menghantam Kostiantynivka bisa keluar jalur karena berbagai alasan, termasuk kerusakan elektronik atau sirip pemandu yang rusak atau terpotong saat peluncuran.
New York Times juga mengutip bukti yang menunjukkan bahwa beberapa menit sebelum serangan, militer Ukraina telah meluncurkan dua rudal darat ke udara ke arah garis depan Rusia dari kota Druzhkivka, 10 mil (16 km) barat laut Kostiantynivka.
Menanggapi laporan tersebut, Dinas Keamanan Ukraina (SBU)—badan intelijen utama pemerintah—mengatakan pihaknya sedang menyelidiki insiden tersebut, yang disebutnya sebagai “kejahatan perang yang dilakukan oleh Rusia”.
“Menurut penyelidikan, musuh menyerang fasilitas sipil ini dengan sistem S-300. Hal ini dibuktikan, khususnya, dengan ditemukannya pecahan rudal di lokasi tragedi,” katanya, seperti dikutip The Guardian, Rabu (20/9/2023).
“Penyelidikan juga memeriksa sejumlah materi lain yang menunjukkan keterlibatan musuh dalam serangan ini,” imbuh SBU tanpa memberikan rincian.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengeklaim rudal tersebut ditembakkan oleh pasukan Ukraina. “Bahkan jika hal ini dilakukan secara tidak sengaja, jelas bagi semua orang: demiliterisasi penuh rezim Kyiv bukan hanya sebuah persyaratan, namun kebutuhan vital,” kata Zakharova.
Pada 15 November 2022, sebuah rudal menghantam desa PrzewodĂłw di Polandia, dekat perbatasan dengan Ukraina, menewaskan dua orang.
Meskipun Ukraina bersikeras bahwa mereka “tidak ragu” rudal tersebut ditembakkan dari Rusia, penyelidikan yang dilakukan oleh pihak berwenang Polandia akhirnya menetapkan bahwa “sangat mungkin rudal tersebut ditembakkan oleh pertahanan anti-pesawat Ukraina dan sayangnya jatuh di wilayah Polandia”.
Sejak awal invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, Moskow telah berulang kali mengebom ribuan bangunan tempat tinggal, lebih dari 300 rumah sakit, dan lebih dari 3.000 gedung sekolah dan universitas, yang mengakibatkan kematian ribuan orang.
(mas)