Rusia Gempur Situs Amunisi Depleted Uranium dan Rudal Storm Shadow di Ukraina
loading...
A
A
A
MOSKOW - Militer Rusia mengumumkan telah menyerang fasilitas yang menampung rudal jelajah Storm Shadow dan amunisi depleted uranium di Ukraina.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pengumuman hari Senin (18/9/2023) mengatakan serangan terhadap fasilitas senjata itu berlangsung pada Minggu malam.
Menurut kementerian tersebut, tujuan dari serangan telah tercapai dan semua objek terkena serangan.
“Malam ini [pada Minggu malam], angkatan bersenjata Rusia melakukan serangan berkelompok dengan senjata peluncuran udara jarak jauh berpresisi tinggi, serta menyerang kendaraan udara tak berawak, di lokasi penyimpanan rudal jelajah Storm Shadow, amunisi depleted uranium, serta pusat pengintaian radio dan pelatihan kelompok sabotase angkatan bersenjata Ukraina,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Sputniknews.
Pada awal bulan ini, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan militer baru senilai USD175 juta untuk Ukraina yang mencakup amunisi depleted uranium untuk tank Abrams, serta peralatan pertahanan udara dan peluru artileri 155mm.
Sebelumnya, Inggris berjanji akan memberikan amunisi depleted uranium kepada Ukraina untuk tank tempur Challenger 2.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Moskow akan bereaksi sebagaimana mestinya terhadap pengiriman amunisi depleted uranium ke Ukraina.
Rusia telah memperingatkan bahaya senjata pasokan Barat tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova akhir bulan lalu menyatakan bahwa penggunaan senjata tersebut akan mengubah sebagian wilayah Ukraina menjadi lahan kosong yang tidak bisa dihuni dengan kontaminasi radioaktif di tanah.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pengumumannya juga mengatakan bahwa Ukraina telah kehilangan hingga 255 tentara di wilayah ke arah Donetsk selama 24 jam terakhir.
“Kerugian musuh [ke arah Donetsk] mencapai 255 personel militer, tiga kendaraan tempur lapis baja dan tujuh kendaraan,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
Ukraina, imbuh kementerian itu, juga telah kehilangan lebih dari 180 tentara yang tewas dan terluka di wilayah ke arah Selatan Donetsk dalam 24 jam terakhir.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pengumuman hari Senin (18/9/2023) mengatakan serangan terhadap fasilitas senjata itu berlangsung pada Minggu malam.
Menurut kementerian tersebut, tujuan dari serangan telah tercapai dan semua objek terkena serangan.
“Malam ini [pada Minggu malam], angkatan bersenjata Rusia melakukan serangan berkelompok dengan senjata peluncuran udara jarak jauh berpresisi tinggi, serta menyerang kendaraan udara tak berawak, di lokasi penyimpanan rudal jelajah Storm Shadow, amunisi depleted uranium, serta pusat pengintaian radio dan pelatihan kelompok sabotase angkatan bersenjata Ukraina,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Sputniknews.
Pada awal bulan ini, Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengumumkan paket bantuan militer baru senilai USD175 juta untuk Ukraina yang mencakup amunisi depleted uranium untuk tank Abrams, serta peralatan pertahanan udara dan peluru artileri 155mm.
Sebelumnya, Inggris berjanji akan memberikan amunisi depleted uranium kepada Ukraina untuk tank tempur Challenger 2.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah memperingatkan bahwa Moskow akan bereaksi sebagaimana mestinya terhadap pengiriman amunisi depleted uranium ke Ukraina.
Rusia telah memperingatkan bahaya senjata pasokan Barat tersebut.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova akhir bulan lalu menyatakan bahwa penggunaan senjata tersebut akan mengubah sebagian wilayah Ukraina menjadi lahan kosong yang tidak bisa dihuni dengan kontaminasi radioaktif di tanah.
Kementerian Pertahanan Rusia dalam pengumumannya juga mengatakan bahwa Ukraina telah kehilangan hingga 255 tentara di wilayah ke arah Donetsk selama 24 jam terakhir.
“Kerugian musuh [ke arah Donetsk] mencapai 255 personel militer, tiga kendaraan tempur lapis baja dan tujuh kendaraan,” bunyi pernyataan kementerian tersebut.
Ukraina, imbuh kementerian itu, juga telah kehilangan lebih dari 180 tentara yang tewas dan terluka di wilayah ke arah Selatan Donetsk dalam 24 jam terakhir.
(mas)