5 Fakta Bendungan Grand Renaissance Sungai Nil yang Dibangun Ethiopia
loading...
A
A
A
KAIRO - Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) menjadi salah satu bendungan terbesar di dunia. Namun, pembangunan GERD memicu kontroversi karena bersitegang dengan Mesir .
Kairo mengancam akan menyerang Ethiopia karena GERD karena akan menghalangi pasokan air Sungani Nil yang menjadi jantung kehidupan bagi warga Mesir. Namun, GERD dianggap sebagai solusi atas krisis air dan kekurangan energi listrik yang melanda Ethiopia dan negara lainnya.
Foto/Reuters
Bendungan tersebut memiliki luas 1.680 kilometer persegi hutan di barat laut Ethiopia atau empat kali luas Kairo.
Pembangunan itu membuat sekitar 20.000 orang di Ethiopia terpaksa mengungsi, dan menciptakan waduk yang akan menampung sekitar 70 miliar meter kubik air – setara dengan seluruh volume air yang ada.
Melansir ethiopianembassy.be, GERD adalah singkatan dari Grand Ethiopian Renaissance Dam, yang saat ini sedang dibangun di jalur Sungai Nil, terutama untuk pembangkit listrik tenaga air. GERD akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar tidak hanya di Ethiopia tetapi juga di Afrika.
86% Sungai Nil mengalir dari Ethiopia. GERD adalah bendungan pembangkit listrik tenaga air besar pertama yang dibangun Ethiopia di atas Sungai Nil. Bendungan ini tidak bersifat konsumtif dan tujuannya adalah untuk meringankan kelangkaan air yang merugikan di negara ini.
Rencananya kapasitas terpasang sebesar 6.450 MW namun kini kapasitas terpasang direvisi menjadi 5.150 MW. Produksi energi tahunan rata-rata yang diharapkan adalah 15.700 GWh.
Foto/Reuters
Pembangunan GERD diresmikan pada bulan April 2011 oleh mendiang Perdana Menteri Meles Zenawi. Proyek ini pertama kali diumumkan ke publik sebagai Bendungan Milenium dan terakhir Bendungan Renaisans Etiopia Besar dan kadang-kadang disebut Bendungan Renaisans.
Bendungan tersebut diumumkan pada 12 Maret 2011; kontrak ditandatangani dengan Salini dan landasan ditempatkan pada 2 April 2011.
Kairo mengancam akan menyerang Ethiopia karena GERD karena akan menghalangi pasokan air Sungani Nil yang menjadi jantung kehidupan bagi warga Mesir. Namun, GERD dianggap sebagai solusi atas krisis air dan kekurangan energi listrik yang melanda Ethiopia dan negara lainnya.
Berikut adalah 5 fakta Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) yang memicu kontroversi antara Ethiopia dan Mesir.
1. Memiliki Luas 4 Kali Kota Kairo
Foto/Reuters
Bendungan tersebut memiliki luas 1.680 kilometer persegi hutan di barat laut Ethiopia atau empat kali luas Kairo.
Pembangunan itu membuat sekitar 20.000 orang di Ethiopia terpaksa mengungsi, dan menciptakan waduk yang akan menampung sekitar 70 miliar meter kubik air – setara dengan seluruh volume air yang ada.
Melansir ethiopianembassy.be, GERD adalah singkatan dari Grand Ethiopian Renaissance Dam, yang saat ini sedang dibangun di jalur Sungai Nil, terutama untuk pembangkit listrik tenaga air. GERD akan menjadi pembangkit listrik tenaga air terbesar tidak hanya di Ethiopia tetapi juga di Afrika.
86% Sungai Nil mengalir dari Ethiopia. GERD adalah bendungan pembangkit listrik tenaga air besar pertama yang dibangun Ethiopia di atas Sungai Nil. Bendungan ini tidak bersifat konsumtif dan tujuannya adalah untuk meringankan kelangkaan air yang merugikan di negara ini.
Rencananya kapasitas terpasang sebesar 6.450 MW namun kini kapasitas terpasang direvisi menjadi 5.150 MW. Produksi energi tahunan rata-rata yang diharapkan adalah 15.700 GWh.
2. Proyek Dimulai Sejak April 2011
Foto/Reuters
Pembangunan GERD diresmikan pada bulan April 2011 oleh mendiang Perdana Menteri Meles Zenawi. Proyek ini pertama kali diumumkan ke publik sebagai Bendungan Milenium dan terakhir Bendungan Renaisans Etiopia Besar dan kadang-kadang disebut Bendungan Renaisans.
Bendungan tersebut diumumkan pada 12 Maret 2011; kontrak ditandatangani dengan Salini dan landasan ditempatkan pada 2 April 2011.