Meski Tertutup Korut Ternyata Punya Sekutu, Ini Daftarnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Korea Utara atau kerap disingkat menjadi Korut dalam beberapa dekade telah menjadi negara paling tertutup di dunia. Negara di Semenanjung Korea itu adalah salah satu dari sedikit didunia yang masih berada di bawah pemerintahan rezim komunis.
Program nuklir yang menjadi ambisi negara itu semakin membuat negara ini terkucilkan dari dunia internasional. Meski begitu, tercatat sejumlah negara dianggap sebagai sekutu dari negara di Asia Timur.
Hubungan Korut dengan sekutunya yang paling berpengaruh sangatlah rumit.
Secara historis, China dan negara bekas Uni Soviet, Rusia, mendukung negara itu selama Perang Korea dan setelah itu menjaga hubungan ekonomi yang erat. Meski begitu, ada sejumlah negara yang menjadi sekutu bagi Korut
Berikut adalah negara-negara yang menjadi sekutu Korut
Hubungan Korut dan China dimulai pada tahun 1991 ketika negara-negara komunis menandatangani perjanjian persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik.
China berbatasan darat dengan Korut dan merupakan mitra dagang utama negara itu. China berkontribusi sekitar 90 persen dalam perdagangan Korut.
Meski begitu, hubungan ini sempat merenggang ketika China mencoba untuk mengendalikan program senjata nuklir Kim Jong-un yang sedang berkembang.
China bahkan sempat mendukung sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korut berupa larangan mengekspor tekstil dan mengimpor minyak mentah. Ini membuat negara tersebut kekurangan uang dan sumber daya.
Sanksi yang dirancang Amerika Serikat (AS) itu merupakan reaksi terhadap uji coba bom nuklir yang dilakukan Korut pada medio 2017 lalu.
Namun, hubungan keduanya kini mulai mencair. Terbukti pada 2019 lalu, Presiden dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Xi Jinping mengunjungi Korut. Ini adalah kunjungan pertama yang dilakukan pemimpin tertinggi China dalam 14 tahun.
Hal ini dianggap oleh para pengamat sebagai peningkatan hubungan kedua negara. Sebelum kunjungannya, Xi Jinping menegaskan kembali bahwa China akan mendukung Korut tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah.
Rusia dan Korut berbagi perbatasan yang berfungsi jalur pasokan, seperti bahan bakar. Rusia telah merevitalisasi kereta api dan jalur transportasi lain di Korut, juga mendatangkan kapal tanker minya Rusia ke Korut dari kota pelabuhan Vladivostok.
Seperti China, Rusia adalah donatur utama Korut.
Pada tahun 2012, Rusia setuju untuk menghapuskan sebagian besar utang Korut pada era Soviet senilai USD11 miliar. Dan pada tahun 2015, Korut dan Rusia mendeklarasikan tahun persahabatan, yang memperdalam hubungan politik dan ekonomi mereka.
Meski pun mengecam retorika dan program nuklir Korut, Rusia tidak ragu untuk memperluas kerja sama perdagangan dan investasi.
Hubungan mesra keduanya semakin terlihat jelas saat Pemimpin Korut Kim Jong-un untuk pertama kalinya berkunjung ke Rusia pada tahun 2019 dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mencakup janji kerja sama yang lebih erat.
Selain itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu juga baru-baru ini berkunjung ke Korut. Ia menjadi kepala pertahanan Rusia pertama yang mengunjungi Korut sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Foto Shoigu menghadiri parade militer di Ibu Kota Pyongyang pada bulan Juli lalu bersama pemimpin Korut Kim Jong-un, dan para petinggi militer negara itu menimbulkan spekulasi bahwa Moskow tengah meminta pasokan amunisi kepada Korut dalam invasinya ke Ukraina.
Terbaru, Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan di tempat peluncuran Kosmodrom Vostochny semakin menguatkan spekulasi tersebut.
Ketika hubungan perdagangan Korea Utara dengan China memburuk, negara yang terisolasi ini beralih ke Afrika. Pyongyang telah menikmati hubungan diplomatik, militer, dan ekonomi yang sehat dengan berbagai negara di benua ini, yang sudah terjalin sejak tahun 1970-an.
Saat itu, pertukaran budaya terjadi di Afrika, dan beberapa negara mengagumi komunisme modern Korut.
“Korea Utara memiliki sejarah panjang dalam upaya membina hubungan dengan negara-negara Asia dan Afrika, dan mungkin bisa mendapatkan simpati dari beberapa wilayah Afrika,” kata Profesor Morris-Suzuki.
“Tetapi bagi negara-negara ini, hubungan dengan China secara umum jauh lebih penting, sehingga mereka cenderung memberikan perhatian yang cermat terhadap cara China menangani masalah Korea,” imbuhnya seperti dikutip dari Herald Sun.
Pabrik senjata telah didirikan di Madagaskar, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia dan Uganda, misalnya. Pelatihan polisi yang diberikan oleh Korut juga populer di Benin, Mozambik, Zimbabwe dan Nigeria. Mesir dan Libya juga membeli jalur produksi rudal balistik Korea Utara.
Korut dan Pakistan telah menjalin hubungan diplomatik, keamanan dan ekonomi sejak pertengahan tahun 1970an. Dan pada tahun 1990an, ketika Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto membeli rudal jarak jauh dari Korut, hubungan mereka semakin erat.
Sebagai imbalannya, Pakistan dituduh memasok teknologi nuklir kepada Korut.
Namun ketika ketidakstabilan Korut memburuk, hal ini juga berdampak pada reputasi Pakistan. Namun, Pakistan tetap menjaga hubungan militernya tetap utuh karena dua alasan.
Pertama, untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada China. Dan kedua, untuk mencegah penyelidikan internasional terhadap fisikawan nuklir Pakistan, AQ Khan. Pakistan memberikan kebebasan kepada Khan setelah ia dituduh mencuri teknologi nuklir dari Eropa, dan membawa senjata atom ke Pakistan.
Satu-satunya sekutu Korut di Eropa adalah Bulgaria, yang menjadi sekutunya pada tahun 1948 pada masa awal komunis Bulgaria.
Kedua negara juga menandatangani perjanjian kerja sama bilateral pada tahun 1970. Namun pada bulan Maret 2017, ibu kota Bulgaria, Sofia, menyatakan akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk menegakkan sanksi PBB terhadap Korut.
Mereka memberlakukan pembatasan batu bara dan bijih besi yang berasal dari Korut, dan bahkan mengurangi jumlah staf di kedutaan Korut di Bulgaria.
“Republik Bulgaria sangat mementingkan menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Timur Laut, secara ketat mematuhi posisi komunitas internasional untuk denuklirisasi dan membangun perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea,” demikian bunyi pernyataan Sofia kepada PBB.
Kuba telah menjadi salah satu sekutu Korut yang paling konsisten. Hubungan keduanya dibangun atas penolakan mereka terhadap Amerika Serikat (AS). Kuba dan Korut memandang satu sama lain berada di garis depan melawan imperialisme AS dan percaya bahwa pertahanan diri militer, bukan bergantung total pada Moskow, adalah cara terbaik untuk menjami stabilitas politik selama Perang Dingin.
Kuba merupakan sekutu yang sangat penting dan elit bagi Korut, yang tidak memiliki banyak sekutu karena berstatus negara terasingkan dalam hubungan internasional.
Meskipun Korut tidak bisa mendapatkan banyak keuntungan secara materi dari pulau komunis di Laut Karibia itu, mereka dapat memperoleh keuntungan secara diplomatis dan simbolis (secara moral). Sekutu mana pun dari “kerajaan pertapa” adalah hal yang diinginkan dan dapat menunjukkan bahwa monarki komunis tidak sendirian. Di seluruh Dunia Ketiga, Korut masih memiliki sekutu seperti Zimbabwe, Benin, Madagaskar.
Program nuklir yang menjadi ambisi negara itu semakin membuat negara ini terkucilkan dari dunia internasional. Meski begitu, tercatat sejumlah negara dianggap sebagai sekutu dari negara di Asia Timur.
Negara-negara yang Menjadi Sekutu Korea Utara
Hubungan Korut dengan sekutunya yang paling berpengaruh sangatlah rumit.
Secara historis, China dan negara bekas Uni Soviet, Rusia, mendukung negara itu selama Perang Korea dan setelah itu menjaga hubungan ekonomi yang erat. Meski begitu, ada sejumlah negara yang menjadi sekutu bagi Korut
Berikut adalah negara-negara yang menjadi sekutu Korut
1. CHINA
Hubungan Korut dan China dimulai pada tahun 1991 ketika negara-negara komunis menandatangani perjanjian persahabatan, kerja sama, dan bantuan timbal balik.
China berbatasan darat dengan Korut dan merupakan mitra dagang utama negara itu. China berkontribusi sekitar 90 persen dalam perdagangan Korut.
Meski begitu, hubungan ini sempat merenggang ketika China mencoba untuk mengendalikan program senjata nuklir Kim Jong-un yang sedang berkembang.
China bahkan sempat mendukung sanksi Dewan Keamanan PBB terhadap Korut berupa larangan mengekspor tekstil dan mengimpor minyak mentah. Ini membuat negara tersebut kekurangan uang dan sumber daya.
Sanksi yang dirancang Amerika Serikat (AS) itu merupakan reaksi terhadap uji coba bom nuklir yang dilakukan Korut pada medio 2017 lalu.
Namun, hubungan keduanya kini mulai mencair. Terbukti pada 2019 lalu, Presiden dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis China Xi Jinping mengunjungi Korut. Ini adalah kunjungan pertama yang dilakukan pemimpin tertinggi China dalam 14 tahun.
Hal ini dianggap oleh para pengamat sebagai peningkatan hubungan kedua negara. Sebelum kunjungannya, Xi Jinping menegaskan kembali bahwa China akan mendukung Korut tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah.
2. RUSIA
Rusia dan Korut berbagi perbatasan yang berfungsi jalur pasokan, seperti bahan bakar. Rusia telah merevitalisasi kereta api dan jalur transportasi lain di Korut, juga mendatangkan kapal tanker minya Rusia ke Korut dari kota pelabuhan Vladivostok.
Seperti China, Rusia adalah donatur utama Korut.
Pada tahun 2012, Rusia setuju untuk menghapuskan sebagian besar utang Korut pada era Soviet senilai USD11 miliar. Dan pada tahun 2015, Korut dan Rusia mendeklarasikan tahun persahabatan, yang memperdalam hubungan politik dan ekonomi mereka.
Meski pun mengecam retorika dan program nuklir Korut, Rusia tidak ragu untuk memperluas kerja sama perdagangan dan investasi.
Hubungan mesra keduanya semakin terlihat jelas saat Pemimpin Korut Kim Jong-un untuk pertama kalinya berkunjung ke Rusia pada tahun 2019 dan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mencakup janji kerja sama yang lebih erat.
Selain itu, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu juga baru-baru ini berkunjung ke Korut. Ia menjadi kepala pertahanan Rusia pertama yang mengunjungi Korut sejak runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.
Foto Shoigu menghadiri parade militer di Ibu Kota Pyongyang pada bulan Juli lalu bersama pemimpin Korut Kim Jong-un, dan para petinggi militer negara itu menimbulkan spekulasi bahwa Moskow tengah meminta pasokan amunisi kepada Korut dalam invasinya ke Ukraina.
Terbaru, Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan pertemuan di tempat peluncuran Kosmodrom Vostochny semakin menguatkan spekulasi tersebut.
3. NEGARA-NEGARA DI AFRIKA
Ketika hubungan perdagangan Korea Utara dengan China memburuk, negara yang terisolasi ini beralih ke Afrika. Pyongyang telah menikmati hubungan diplomatik, militer, dan ekonomi yang sehat dengan berbagai negara di benua ini, yang sudah terjalin sejak tahun 1970-an.
Saat itu, pertukaran budaya terjadi di Afrika, dan beberapa negara mengagumi komunisme modern Korut.
“Korea Utara memiliki sejarah panjang dalam upaya membina hubungan dengan negara-negara Asia dan Afrika, dan mungkin bisa mendapatkan simpati dari beberapa wilayah Afrika,” kata Profesor Morris-Suzuki.
“Tetapi bagi negara-negara ini, hubungan dengan China secara umum jauh lebih penting, sehingga mereka cenderung memberikan perhatian yang cermat terhadap cara China menangani masalah Korea,” imbuhnya seperti dikutip dari Herald Sun.
Pabrik senjata telah didirikan di Madagaskar, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia dan Uganda, misalnya. Pelatihan polisi yang diberikan oleh Korut juga populer di Benin, Mozambik, Zimbabwe dan Nigeria. Mesir dan Libya juga membeli jalur produksi rudal balistik Korea Utara.
4. PAKISTAN
Korut dan Pakistan telah menjalin hubungan diplomatik, keamanan dan ekonomi sejak pertengahan tahun 1970an. Dan pada tahun 1990an, ketika Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto membeli rudal jarak jauh dari Korut, hubungan mereka semakin erat.
Sebagai imbalannya, Pakistan dituduh memasok teknologi nuklir kepada Korut.
Namun ketika ketidakstabilan Korut memburuk, hal ini juga berdampak pada reputasi Pakistan. Namun, Pakistan tetap menjaga hubungan militernya tetap utuh karena dua alasan.
Pertama, untuk menunjukkan kesetiaan mereka kepada China. Dan kedua, untuk mencegah penyelidikan internasional terhadap fisikawan nuklir Pakistan, AQ Khan. Pakistan memberikan kebebasan kepada Khan setelah ia dituduh mencuri teknologi nuklir dari Eropa, dan membawa senjata atom ke Pakistan.
5. BULGARIA
Satu-satunya sekutu Korut di Eropa adalah Bulgaria, yang menjadi sekutunya pada tahun 1948 pada masa awal komunis Bulgaria.
Kedua negara juga menandatangani perjanjian kerja sama bilateral pada tahun 1970. Namun pada bulan Maret 2017, ibu kota Bulgaria, Sofia, menyatakan akan mengambil “semua tindakan yang diperlukan” untuk menegakkan sanksi PBB terhadap Korut.
Mereka memberlakukan pembatasan batu bara dan bijih besi yang berasal dari Korut, dan bahkan mengurangi jumlah staf di kedutaan Korut di Bulgaria.
“Republik Bulgaria sangat mementingkan menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Timur Laut, secara ketat mematuhi posisi komunitas internasional untuk denuklirisasi dan membangun perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea,” demikian bunyi pernyataan Sofia kepada PBB.
6. KUBA
Kuba telah menjadi salah satu sekutu Korut yang paling konsisten. Hubungan keduanya dibangun atas penolakan mereka terhadap Amerika Serikat (AS). Kuba dan Korut memandang satu sama lain berada di garis depan melawan imperialisme AS dan percaya bahwa pertahanan diri militer, bukan bergantung total pada Moskow, adalah cara terbaik untuk menjami stabilitas politik selama Perang Dingin.
Kuba merupakan sekutu yang sangat penting dan elit bagi Korut, yang tidak memiliki banyak sekutu karena berstatus negara terasingkan dalam hubungan internasional.
Meskipun Korut tidak bisa mendapatkan banyak keuntungan secara materi dari pulau komunis di Laut Karibia itu, mereka dapat memperoleh keuntungan secara diplomatis dan simbolis (secara moral). Sekutu mana pun dari “kerajaan pertapa” adalah hal yang diinginkan dan dapat menunjukkan bahwa monarki komunis tidak sendirian. Di seluruh Dunia Ketiga, Korut masih memiliki sekutu seperti Zimbabwe, Benin, Madagaskar.
(ian)