6 Fakta Banjir Mengerikan Libya: 6.000 Orang Tewas, Mayat-mayat Berserakan

Rabu, 13 September 2023 - 22:28 WIB
loading...
6 Fakta Banjir Mengerikan Libya: 6.000 Orang Tewas, Mayat-mayat Berserakan
Banjir bandang mengerikan menerjang wilayah timur laut Libya. Data sementara sekitar 6.000 orang tewas dan hampir 10.000 lainnya hilang. Foto/Sky News
A A A
DERNA - Sekitar 6.000 orang tewas dan hampir 10.000 orang lainnya hilang akibat banjir bandang mengerikan yang melanda Libya sejak Minggu (10/9/2023) malam. Bencana ini dipicu Badai Daniel di wilayah timur laut yang menyebabkan dua bendungan besar jebol.

6 Fakta tentang Banjir Bandang Mengerikan di Libya

1. Dipicu oleh Badai Daniel


Banjir bandang mengerikan di wilayah timur laut Libya akibat runtuhnya dua bendungan. Itu terjadi setelah guyuran hujan lebat yang dipicu oleh Badai Daniel.

Sebelum menerjang Libya, badai ganas ini telah menyebabkan banjir di Yunani pekan lalu dan berpindah ke Mediterania.

Badai mematikan ini terjadi pada tahun yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan bencana iklim dan cuaca ekstrem yang memecahkan rekor, mulai dari kebakaran hutan yang dahsyat hingga panas yang menyengat.

“Air yang lebih hangat tidak hanya memicu badai dalam hal intensitas curah hujan, tetapi juga membuatnya lebih ganas,” kata Karsten Haustein, ilmuwan iklim dan ahli meteorologi di Universitas Leipzig di Jerman, kepada Science Media Center.



2. Kota Derna Hancur Parah, Mayat-mayat Berserakan


Kota Derna, di wilayah timur laut Libya, yang mengalami kerusakan terparah. Menteri Kesehatan di pemerintahan timur Libya, Othman Abduljalil, mengatakan di Derna saja sebanyak 6.000 orang masih hilang.

Dia menyebut situasi ini sebagai “bencana besar” ketika dia berkeliling kota. Pihak berwenang mengatakan seluruh lingkungan di kota diyakini telah hanyut.

Jebolnya dua bendungan, yang menyebabkan air mengalir deras menuju Derna, telah menyebabkan kerusakan besar.

“Tiga jembatan hancur. Air yang mengalir menghanyutkan seluruh lingkungan, akhirnya membuangnya ke laut,” kata Ahmed Mismari, juru bicara Tentara Nasional Libya (LNA)—pihak yang berkuasa di wilayah timur Libya.

Rumah-rumah di lembah tersapu oleh arus lumpur deras yang membawa kendaraan dan puing-puing.

Jaringan telepon di kota terputus, mempersulit upaya penyelamatan, dan para pekerja tidak dapat memasuki Derna karena kerusakan parah.

Juru bicara Layanan Darurat dan Ambulans, Osama Aly, mengatakan rumah sakit di Derna tidak lagi dapat beroperasi dan kamar mayat penuh.

Aly mengatakan mayat-mayat ditinggalkan di luar kamar mayat, seperti berserakan di trotoar.

“Tidak ada layanan darurat langsung. Saat ini orang-orang sedang bekerja untuk mengumpulkan jenazah yang membusuk,” kata Anas Barghathy, seorang dokter yang saat ini menjadi sukarelawan di Derna.

Banyak mayat juga berserakan di area pantai Laut Mediterania setelah terseret banjir besar tersebut.

3. 6.000 Orang Tewas, 10.000 Lainnya Hilang


Wakil Sekretaris Kementerian Kesehatan Pemerintah Persatuan Libya Saadeddin Abdul Wakil kepada Anadolu Agency, Rabu (13/9/2023) bahwa korban meninggal sudah mencapai sekitar 6.000 orang.

Wakil mengatakan angka kematian yang mengejutkan ini masih bersifat sementara. Jumlah orang yang hilang hampir 10.000 orang.

Pada hari Selasa, Kementerian Dalam Negeri Pemerintah Timur Libya mengatakan setidaknya 5.300 orang diperkirakan tewas. Sedangkan jumlah orang yang hilang hampir 10.000.

Dari mereka yang tewas, kata para pejabat, setidaknya 145 orang adalah warga Mesir.

4. Kerabat Korban Ketakutan Lihat Video Banjir


Kerabat dari orang-orang yang tinggal di kota Derna yang hancur mengatakan kepada CNN bahwa mereka ketakutan setelah melihat video banjir bandang. Yang menyedihkan, tak ada kabar dari anggota keluarga mereka yang tinggal di Derna.

Ayah, seorang perempuan Palestina yang memiliki dua sepupu di Derna, mengatakan dia tidak dapat menghubungi mereka sejak banjir terjadi.

“Saya sangat mengkhawatirkan mereka. Saya memiliki dua sepupu yang tinggal di Derna. Tampaknya semua komunikasi terputus dan saya tidak tahu apakah mereka masih hidup saat ini. Sangat menakutkan menyaksikan video yang keluar dari Derna. Kami semua ketakutan,” katanya.

Emad Milad, warga Tobrok, mengatakan delapan kerabatnya tewas akibat banjir di Derma.

“Adik istri saya Areej dan suaminya meninggal dunia. Seluruh keluarganya juga meninggal. Sebanyak delapan orang semuanya hilang. Ini adalah bencana. Ini adalah bencana. Kami berdoa untuk hal-hal yang lebih baik,” katanya.

5. Banjir yang Belum Pernah Terjadi Sebelumnya


Badai Daniel yang memicu banjir bandang mengerikan di Libya akan tercatat sebagai salah satu badai paling mematikan yang pernah melanda Afrika Utara.

Pemerintah Timur Libya mengatakan bencana ini tidak dapat diantisipasi. Menurut mereka, banjir mengerikan ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Banjir telah berdampak pada beberapa kota, termasuk Al-Bayda, Al-Marj, Tobruk, Takenis, Al-Bayada, dan Battah, serta pantai timur hingga Benghazi. Sedikitnya 37 bangunan tempat tinggal hanyut ke laut.

Pihak berwenang Libya memerlukan tiga jenis kelompok pencarian khusus, termasuk tim untuk mengambil jenazah dari lembah terjal setelah arus deras yang menghanyutkan mereka, tim untuk mengambil jenazah dari bawah reruntuhan, dan tim untuk mengambil jenazah dari laut.

Puluhan ribu personel militer telah dikerahkan, namun banyak wilayah yang dilanda banjir masih tidak dapat diakses oleh pekerja darurat.

6. Banjir Perparah Derita akibat Konflik


Bencana banjir bandang semakin memperparah penderitaan warga Libya yang telah dilanda konflik politik selama satu dekade terakhir. Negara ini dilanda konflik perebutan kekuasaan antara dua pemerintahan yang bersaing.

Pemerintah Persatuan Nasional (GNU) yang didukung PBB, dipimpin oleh Abdulhamid Dbeibeh, berkedudukan di Tripoli di barat laut Libya, sementara saingannya di timur dikendalikan oleh komandan Khalifa Haftar dan Tentara Nasional Libya (LNA).
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1196 seconds (0.1#10.140)