Pilpres Prancis: Macron dan Le Pen Melaju ke Putaran Kedua

Senin, 24 April 2017 - 08:11 WIB
Pilpres Prancis: Macron dan Le Pen Melaju ke Putaran Kedua
Pilpres Prancis: Macron dan Le Pen Melaju ke Putaran Kedua
A A A
PARIS - Calon presiden (capres) Emmanuel Macron dan Marine Le Pen akan bertarung di putaran kedua pemilihan presiden (pilpres) Prancis pada 7 Mei 2017. Kedua capres itu lolos dalam pilpres putaran pertama yang diikuti 11 kandidat.

Macron, dari gerakan En Marche, meraih 23,7% suara pada hari Minggu (23/4/2017). Sedangkan Le Pen, pemimpin Front Nasional—partai saya kanan—meraih 21,7% suara.

Kesuksesan kedua kandidat itu tercatat sebagai yang pertama kali dalam sejarah Prancis modern. Sebelumnya tidak pernah ada kandidat dari kubu sayap kanan maupun sayap kiri yang lolos putran kedua pilpres Prancis.

Macron merupakan capres favorit, di mana dalam jajak pendapat dia selalu unggul dari para rivalnya. Jika menang, politisi 39 tahun ini akan menjadi presiden termuda Prancis selama hampir 170 tahun setelah Louis Napoleon Bonaparte yang menjadi kepala negara pada usia 40 tahun pada 1848.

Dalam pidato kemenangannya, Macron menekankan persatuan sekaligus patriotisme. Di tengah teriakan ”Macron, president!", dia mengatakan kepada pendukungnya di aula Parc des Exposition di Paris bahwa dia ingin menyatukan negara tersebut.

“Ambillah risiko yang menjadi milik Anda untuk bergabung dengan saya dan juga mayoritas parlemen yang akan saya bangun sejak esok hari. Kita akan memerintah. Hidup Republik! Tinggal di Prancis!",” katanya, seperti dilansir IB Times, Senin (24/4/2017).

Le Pen yang juga dielu-elukan pendukungnya berpidato terkait kemenangannya di putaran pertama pilpres Prancis. “Ini adalah hasil bersejarah dan sekarang saya memiliki tanggung jawab yang sangat besar untuk mempertahankan persatuan, keamanan, budaya, kemakmuran dan kemandirian bangsa Prancis,” katanya.

”Pada saat yang sama dapat diartikan sebagai wujud kepercayaan rakyat Prancis untuk masa depan. Prancis harus memanfaatkan momen bersejarah ini karena yang dipertaruhkan adalah globalisasi liar yang membahayakan peradaban,” ujarnya.

Pipres Prancis kali ini juga menjadi sejarah bagi kub sosialis, di mana Presiden Francois Hollande memutuskan tidak ikut pilpres untuk jabatan presiden periode kedua.

Kandidat lainnya, Francois Fillon, berada di urutan ketiga dengan meraih 19,5% suara. Perjuangannya dalam pilpres terhambat kasus dugaan korupsi dan sebuah skandal yang melibatkan biaya yang dikeluarkan untuk keluarganya.

Sedangkan kandidat sayap kanan Jean-Luc Melenchon meraih perolehan suara lebih sedikit di bawah Fillon. Tapi, dia tidak akan menyerah sampai hasil resmi penghitungan suara rampung. Fillon dan kandidat lainnya, Benoit Hamon, akan memberikan dukungan mereka untuk Macron dan mendesak pendukung mereka agar menghalangi Le Pen jadi pemenang pilpres.

Sementara itu, bentrokan pecah di Paris tengah di mana demonstran membakar mobil, menari mengelilingi api unggun. Mereka kemudian berlari untuk menghindar dari penangkapan polisi anti-huru hara.

Para pengunjuk rasa telah melambaikan bendera merah dan menyanyikan "No Marine and No Macron!" Tidak ada korban yang dilaporkan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4761 seconds (0.1#10.140)