Dunia Gelar Tradisi Idul Adha, Ini Beragam Kebiasaan di Sejumlah Negara
loading...
A
A
A
Perayaan hari besar umat Islam Idul Adha tidak hanya diperingati di Indonesia. Semua negara dengan mayoritas penduduk Islam pun memperingati hari raya ini dengan beragam keunikan tersendiri.
Di Indonesia, Hari Raya Idul Adha diwarnai dengan penyembelihan hewan kurban secara gegap gempita di masjid-masjid atau lahan kosong di permukiman masyarakat. Nantinya, hewan kurban yang telah disembelih dan dibersihkan kemudian dibagikan pada masyarakat yang membutuhkan.
Pembagian daging kurban ini dimaksudkan agar setiap warga kurang mampu dapat mengolah daging kurban mereka sebagai santapan untuk merayakan Hari Raya Idul Adha.
Di Indonesia, hewan kurban biasanya berupa sapi, kerbau, kambing, atau domba. Namun, di negara lain seperti Timur Tengah jenis hewan ternak berkaki empat lainnya seperti unta, domba, atau biri-biri juga bisa dijadikan kurban saat perayaan Idul Adha. (Baca: Satu Desa Dihancurkan, Israel Paksa 200 Warga Palestina Pergi)
Seperti dilansir dari Moroccoworldnews, masyarakat Maroko biasanya menyembelih domba sebagai hewan kurban dan kemudian diolah untuk membuat masakan tradisional khas negara di Afrika ba?gian utara ini.
Orang Maroko akan memasak daging dari seluruh bagian domba. Ada hidangan khusus yang menggunakan kepala, ekor, usus, perut, kaki, bahkan otak, hingga lemak.
Pada hari pertama Idul Adha, perut dan hati domba dipanggang menjadi pilihan bagi kebanyakan warga Maroko. Untuk sebagian orang, ini mungkin tampak aneh dan barang kali mengandung kolesterol tinggi, namun buat orang Maroko makanan jenis ini justru menjadi favorit.
Di hari kedua Idul Adha, orang Maroko biasanya mengolah daging menjadi barbeque, serta salad dan batbout, yaitu roti berbentuk datar yang dimasak di dalam wajan.
Jika di Maroko memiliki hidangan spesial saat merayakan Idul Adha , umat Islam di Inggris menggelar pasar malam sebagai salah satu bentuk perayaan Idul Adha. Dilansir dari Timeanddate, pada hari pertama Idul Adha daging kurban seperti sapi dan kambing biasanya diolah menjadi makanan bercitarasa gurih. Namun, menunya tergantung dari tradisi masing-masing keluarga muslim di Inggris, terutama bagi warga peranakan berdarah Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, atau Turki.
Di Indonesia, Hari Raya Idul Adha diwarnai dengan penyembelihan hewan kurban secara gegap gempita di masjid-masjid atau lahan kosong di permukiman masyarakat. Nantinya, hewan kurban yang telah disembelih dan dibersihkan kemudian dibagikan pada masyarakat yang membutuhkan.
Pembagian daging kurban ini dimaksudkan agar setiap warga kurang mampu dapat mengolah daging kurban mereka sebagai santapan untuk merayakan Hari Raya Idul Adha.
Di Indonesia, hewan kurban biasanya berupa sapi, kerbau, kambing, atau domba. Namun, di negara lain seperti Timur Tengah jenis hewan ternak berkaki empat lainnya seperti unta, domba, atau biri-biri juga bisa dijadikan kurban saat perayaan Idul Adha. (Baca: Satu Desa Dihancurkan, Israel Paksa 200 Warga Palestina Pergi)
Seperti dilansir dari Moroccoworldnews, masyarakat Maroko biasanya menyembelih domba sebagai hewan kurban dan kemudian diolah untuk membuat masakan tradisional khas negara di Afrika ba?gian utara ini.
Orang Maroko akan memasak daging dari seluruh bagian domba. Ada hidangan khusus yang menggunakan kepala, ekor, usus, perut, kaki, bahkan otak, hingga lemak.
Pada hari pertama Idul Adha, perut dan hati domba dipanggang menjadi pilihan bagi kebanyakan warga Maroko. Untuk sebagian orang, ini mungkin tampak aneh dan barang kali mengandung kolesterol tinggi, namun buat orang Maroko makanan jenis ini justru menjadi favorit.
Di hari kedua Idul Adha, orang Maroko biasanya mengolah daging menjadi barbeque, serta salad dan batbout, yaitu roti berbentuk datar yang dimasak di dalam wajan.
Jika di Maroko memiliki hidangan spesial saat merayakan Idul Adha , umat Islam di Inggris menggelar pasar malam sebagai salah satu bentuk perayaan Idul Adha. Dilansir dari Timeanddate, pada hari pertama Idul Adha daging kurban seperti sapi dan kambing biasanya diolah menjadi makanan bercitarasa gurih. Namun, menunya tergantung dari tradisi masing-masing keluarga muslim di Inggris, terutama bagi warga peranakan berdarah Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, atau Turki.