Rusia: Gesekan Antara Negara-Negara Nuklir Bisa Jadi Konflik Terbuka di Asia-Pasifik
loading...
A
A
A
MOSKOW - Potensi konflik antar negara nuklir dapat meningkat menjadi konfrontasi militer terbuka di kawasan Asia-Pasifik.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov memperingatkan hal itu pada Kamis (7/9/2023).
“Situasi militer dan politik di dunia terus memburuk. Potensi konflik yang menumpuk dan belum terselesaikan, termasuk potensi konflik antar kekuatan nuklir, telah menyebabkan krisis yang sangat parah di kawasan Euro-Atlantik, dan mengancam akan meningkat menjadi konfrontasi militer terbuka di kawasan Asia-Pasifik,” ungkap Ryabkov pada seminar tentang penguatan rezim nonproliferasi nuklir di ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek.
Diplomat senior tersebut menambahkan tekanan militer terbuka terhadap Rusia secara berbahaya membawa ke ambang konflik bersenjata antara kekuatan nuklir global.
Gagasan untuk menciptakan zona bebas nuklir di Eropa Tengah dan Timur sangat jauh dari kenyataan, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Kamis.
“Saat ini, saya tidak menemukan sesuatu yang jauh dari kenyataan selain gagasan tersebut (untuk menciptakan zona bebas nuklir di Eropa Tengah dan Timur) sehubungan dengan kawasan ini. Jika orang-orang yang sekarang mempertimbangkan abstraksi tersebut benar-benar tertarik untuk mengurangi risiko nuklir, mengurangi persenjataan nuklir, mereka akan mulai dengan meningkatkan kerja sama dengan Washington untuk mendukung penghapusan senjata nuklir non-strategis dari Eropa,” ungkap Ryabkov kepada wartawan di Bishkek.
Pengerahan senjata nuklir taktis Rusia di wilayah Belarusia berjalan sesuai rencana, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.
“Pengerahan senjata nuklir taktis di Belarusia berjalan sesuai dengan jadwal yang dibicarakan Presiden Rusia (Vladimir Putin). Beberapa tahapan kini telah diatasi dalam menciptakan infrastruktur yang tepat dan melengkapi kembali kendaraan peluncur yang sesuai. Kami melanjutkan pekerjaan ini," papar Ryabkov kepada wartawan di Bishkek.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov memperingatkan hal itu pada Kamis (7/9/2023).
“Situasi militer dan politik di dunia terus memburuk. Potensi konflik yang menumpuk dan belum terselesaikan, termasuk potensi konflik antar kekuatan nuklir, telah menyebabkan krisis yang sangat parah di kawasan Euro-Atlantik, dan mengancam akan meningkat menjadi konfrontasi militer terbuka di kawasan Asia-Pasifik,” ungkap Ryabkov pada seminar tentang penguatan rezim nonproliferasi nuklir di ibu kota Kyrgyzstan, Bishkek.
Diplomat senior tersebut menambahkan tekanan militer terbuka terhadap Rusia secara berbahaya membawa ke ambang konflik bersenjata antara kekuatan nuklir global.
Gagasan untuk menciptakan zona bebas nuklir di Eropa Tengah dan Timur sangat jauh dari kenyataan, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov pada Kamis.
“Saat ini, saya tidak menemukan sesuatu yang jauh dari kenyataan selain gagasan tersebut (untuk menciptakan zona bebas nuklir di Eropa Tengah dan Timur) sehubungan dengan kawasan ini. Jika orang-orang yang sekarang mempertimbangkan abstraksi tersebut benar-benar tertarik untuk mengurangi risiko nuklir, mengurangi persenjataan nuklir, mereka akan mulai dengan meningkatkan kerja sama dengan Washington untuk mendukung penghapusan senjata nuklir non-strategis dari Eropa,” ungkap Ryabkov kepada wartawan di Bishkek.
Pengerahan senjata nuklir taktis Rusia di wilayah Belarusia berjalan sesuai rencana, menurut Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov.
“Pengerahan senjata nuklir taktis di Belarusia berjalan sesuai dengan jadwal yang dibicarakan Presiden Rusia (Vladimir Putin). Beberapa tahapan kini telah diatasi dalam menciptakan infrastruktur yang tepat dan melengkapi kembali kendaraan peluncur yang sesuai. Kami melanjutkan pekerjaan ini," papar Ryabkov kepada wartawan di Bishkek.
(sya)