Deretan Negara dalam Satu Koalisi yang Tidak Akur, Terjebak dalam Perang Mematikan

Sabtu, 02 September 2023 - 00:41 WIB
loading...
Deretan Negara dalam Satu Koalisi yang Tidak Akur, Terjebak dalam Perang Mematikan
Konflik antara China dan India menghalangi persatuan koalisi BRICS. Foto/Reuters
A A A
MOSKOW - Ketika suatu negara di dalam suatu koalisi, umumnya mereka akan akur. Tapi, ada juga negara-negara yang berada dalam suatu koalisi, baik organisasi kerjasama multilateral hingga pakta pertahanan, justru terlibat dalam konflik hingga peperangan.

Umumnya, konflik antar negara dalam satu koalisi tersebut dikarenakan faktor perebutan perbatasan hingga klaim terhadap suatu wilayah. Selain itu, ambisi untuk melemahkan kelompok tertentu di suatu negara juga menjadi alasan yang umum.

Berikut adalah 3 koalisi di mana terdapat anggotanya yang mengalami konflik.

1. NATO: Yunani Vs Turki

Deretan Negara dalam Satu Koalisi yang Tidak Akur, Terjebak dalam Perang Mematikan

Foto/Reuters

Turki dan Yunani, keduanya anggota NATO, telah berselisih selama beberapa dekade mengenai klaim teritorial dan wilayah udara di dan atas Laut Aegea. Ketika kedua negara saling bermusuhan meningkatkan perang kata-kata mereka.

Para analis memperingatkan risiko ketegangan saat ini meluas ke urusan NATO pada saat ada kebutuhan untuk fokus pada persatuan melawan Rusia di tengah invasi mereka ke Ukraina.

Pertengkaran terbaru dimulai ketika Turki menuduh tetangganya mengunci jet tempur Turki dengan sistem rudal anti-pesawat S-300 buatan Rusia yang dikerahkan di Pulau Kreta pada September 2022. Ankara juga mengatakan pilot Yunani menempatkan pesawat Turki di bawah radar di Mediterania Timur selama misi NATO pada Agustus 2022.

Athena menolak klaim Turki dan menuduh negara tersebut melanggar wilayah udaranya.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan ancaman kepada Yunani. “Lihatlah sejarah. Jika Anda melewati batas lebih jauh lagi, akan ada harga mahal yang harus dibayar. Jangan lupakan Izmir,” katanya, menyinggung kekalahan pasukan pendudukan Yunani di kota barat pada tahun 1922. Dia mengulangi kata-kata tersebut awal pekan ini, memperingatkan “Turki bisa datang tiba-tiba pada suatu malam.”

Pernyataannya dianggap oleh para pejabat Yunani sebagai ancaman, yang menunjukkan bahwa Turki dapat mengambil tindakan militer terhadap pulau-pulau di Laut Aegea. Athena menyatakan siap mempertahankan kedaulatannya.

Melansir DW, gesekan yang mengakar telah membawa Turki dan Yunani hampir ke titik perang sebanyak tiga kali dalam 50 tahun terakhir. Para analis yang berbicara kepada VOA mengatakan mereka tidak melihat penyelesaian dalam waktu dekat, mengingat sejarah hubungan bilateral yang bermasalah dan “politik ketat” di ibu kota kedua negara.

“Diperlukan seorang mediator yang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk dapat menghasilkan sesuatu yang dapat disepakati oleh kedua negara. Namun saya tidak melihat hal itu akan terjadi,” kata Jim Townsend, mantan wakil asisten menteri pertahanan AS untuk kebijakan Eropa dan NATO.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1225 seconds (0.1#10.140)