Jadi Tahanan Rumah, Presiden Gabon Minta Bantuan Via Video

Kamis, 31 Agustus 2023 - 02:12 WIB
loading...
A A A
"Perbatasan negara telah ditutup sampai pemberitahuan lebih lanjut”, tambah mereka.



Ini merupakan kudeta kedelapan di bekas jajahan Prancis di Afrika dalam tiga tahun terakhir.

Namun, sebagian besar wilayah lainnya berada jauh di utara, di wilayah Sahel, tempat pemberontakan kelompok Islam telah menyebabkan meningkatnya keluhan bahwa pemerintah yang dipilih secara demokratis gagal melindungi masyarakat sipil.

Di Gabon, tidak ada keraguan bahwa setelah berkuasa sejak tahun 1967, banyak orang sudah muak dengan dinasti keluarga Bongo. Masyarakat dengan cepat turun ke jalan, tampak sangat gembira. Sejauh ini hanya ada sedikit tanda-tanda penolakan.

Pemerintah Prancis mengutuk kudeta tersebut, dan juru bicaranya menyerukan agar hasil pemilu dihormati.

Namun, pengaruh Prancis di Afrika telah berkurang secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dan seruan Ali Bongo untuk berkuasa beberapa tahun lagi sepertinya tidak akan diterima dengan baik.

Memang benar bahwa militer mungkin telah melihat kekuatan Prancis surut dan sebagai dampaknya mereka merasa diberi wewenang untuk turun tangan, dan kecil kemungkinannya Paris untuk bertindak mendukung Bongo.

Penggunaan bahasa Inggris yang digunakan Bongo dalam videonya, bukan bahasa Prancis yang merupakan bahasa resmi Gabon, menunjukkan bahwa ia berbicara kepada Persemakmuran dan bukan Perancis.

Rusia dan China adalah beberapa negara yang telah menyatakan keprihatinan mereka. Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa mengatakan pengambilalihan militer akan meningkatkan ketidakstabilan di Afrika.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1355 seconds (0.1#10.140)