Pakar Bongkar Standar Ganda AS Terkait Senjata Nuklir Korea Utara

Rabu, 30 Agustus 2023 - 05:01 WIB
loading...
A A A
Dia mengatakan dinamika geopolitik saat ini hanya menegaskan keputusan itu, mengingat aliansi baru AUKUS yang akan membuat AS dan Inggris menyediakan kapal selam nuklir bersenjata rudal jelajah ke Australia.

“Kemudian Anda lihat juga perjanjian yang kita (AS) buat dengan Korea Selatan bahwa kita akan memindahkan beberapa kapal selam nuklir ke sana,” ujar pakar internasional tersebut.

Dia menjelaskan, “Kemudian kini terdapat aliansi yang baru saja dideklarasikan antara AS, Jepang, dan Korea Selatan. Lalu kini ada Indonesia yang membeli F-15 dari AS. Lalu ada Filipina: kita menyatakan secara terbuka dukungan kami terhadap Filipina.”

"Semua ini membuat Korea Utara berpikir dua kali untuk mengatakan 'kita harus mempertahankan diri dengan cara apa pun', karena semakin banyak senjata nuklir mendekati perbatasan mereka, maka mereka akan semakin khawatir," papar Oualaalou.

Mengingat meningkatnya kemampuan pencegahan Korea Utara, AS sekali lagi menawarkan perundingan damai “tanpa prasyarat” seperti yang dilakukan pada tahun 1990-an dan 2017, menurut pakar tersebut.

Namun dia mengatakan Pyongyang sepertinya tidak akan mempercayai Washington lagi setelah begitu banyak janji yang diingkari pemerintahan AS sebelumnya.

“Bagaimana mereka bisa mempercayai kita ketika kita melakukan hal itu pada tahun 1994 dan kita mengingkari janji kita dengan tidak membangun pembangkit listrik tenaga nuklir yang kita janjikan sehingga mereka bisa mendapatkan bahan bakar nuklir untuk listrik mereka?” tanya Oualaalou.

"Kita menarik kembali kata-kata kita dan itu seperti, 'Tidak, kita tidak akan mempercayai Anda, kita akan membangun milik kita sendiri'," ujar dia.

Ketika mantan presiden AS Donald Trump melancarkan kebijakannya terhadap Pyongyang, dia menyerang praktik yang dimulai pemerintahan sebelumnya dengan menerbangkan pesawat pembom strategis berkemampuan nuklir hingga 'Zona Demiliterisasi' yang sangat termiliterisasi yang memisahkan Korea utara dan selatan sebelum berbalik pada menit terakhir.

“Dia memahaminya saat itu dan masih memahaminya, dan banyak lainnya, bahwa pasukan AS berada dalam jangkauan rudal Korea Utara,” ungkap Oualaalou.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1670 seconds (0.1#10.140)