Ukraina Klaim Rusak Jet Tempur Berharga Rusia dengan Drone Kardus
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina mengklaim serangan mereka yang merusak lima pesawat tempur Rusia dilakukan dengan menggunakan drone "kardus" dari Australia.
Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengatakan kepada Kyiv Post pada hari Sabtu bahwa mereka telah menyerang sebuah jet tempur MiG-29 dan empat Su-30 di lapangan terbang Kursk di Rusia barat.
"Selain pesawat, drone tersebut juga merusak dua peluncur rudal Pantsir dan bagian dari sistem pertahanan udara S-300," kata SBU kepada outlet tersebut seperti dikutip dari Insider, Selasa (29/8/2023).
Menurut blogger pro-Rusia terkemuka @fighterbomber, yang mengikuti perkembangan angkatan udara Rusia, serangan itu adalah penggunaan pertama drone yang dikirim Australia yang terbuat dari karton.
Insider tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut secara independen, namun pada hari Selasa duta besar Ukraina untuk Australia Vasyl Mryoshnychenko menjamin klaim tersebut.
"Drone karton dari Australia digunakan dalam serangan terhadap lapangan terbang Rusia," katanya dengan mengatakan dalam sebuah postingan di X, yang dulu dikenal sebagai Twitter.
Duta Besar mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa lapangan terbang tersebut adalah “target yang sah” karena Rusia menggunakannya sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina.
Dalam postingan tentang serangan drone tersebut, deskripsi Kementerian Pertahanan Rusia tentang drone di Kursk mengatakan bahwa drone tersebut bergaya pesawat terbang, yang sesuai dengan desain Corvo.
Serangan ini akan menjadi cara yang hemat biaya untuk menghancurkan pesawat-pesawat Rusia yang jumlahnya sangat mahal. Untuk diketahui, sebuah jet tempur Su-30 diperkirakan menghabiskan biaya produksi puluhan juta dolar.
Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengatakan kepada Kyiv Post pada hari Sabtu bahwa mereka telah menyerang sebuah jet tempur MiG-29 dan empat Su-30 di lapangan terbang Kursk di Rusia barat.
"Selain pesawat, drone tersebut juga merusak dua peluncur rudal Pantsir dan bagian dari sistem pertahanan udara S-300," kata SBU kepada outlet tersebut seperti dikutip dari Insider, Selasa (29/8/2023).
Menurut blogger pro-Rusia terkemuka @fighterbomber, yang mengikuti perkembangan angkatan udara Rusia, serangan itu adalah penggunaan pertama drone yang dikirim Australia yang terbuat dari karton.
Insider tidak dapat mengkonfirmasi klaim tersebut secara independen, namun pada hari Selasa duta besar Ukraina untuk Australia Vasyl Mryoshnychenko menjamin klaim tersebut.
"Drone karton dari Australia digunakan dalam serangan terhadap lapangan terbang Rusia," katanya dengan mengatakan dalam sebuah postingan di X, yang dulu dikenal sebagai Twitter.
Duta Besar mengatakan kepada Sydney Morning Herald bahwa lapangan terbang tersebut adalah “target yang sah” karena Rusia menggunakannya sebagai pangkalan untuk melancarkan serangan terhadap Ukraina.
Dalam postingan tentang serangan drone tersebut, deskripsi Kementerian Pertahanan Rusia tentang drone di Kursk mengatakan bahwa drone tersebut bergaya pesawat terbang, yang sesuai dengan desain Corvo.
Serangan ini akan menjadi cara yang hemat biaya untuk menghancurkan pesawat-pesawat Rusia yang jumlahnya sangat mahal. Untuk diketahui, sebuah jet tempur Su-30 diperkirakan menghabiskan biaya produksi puluhan juta dolar.