Profil Kepala Negara 6 Anggota Baru BRICS, Siapa Saja?
loading...
A
A
A
JAKARTA - BRICS belakangan ini telah mengumumkan anggota baru dari kelompoknya. Keputusan penambahan anggota baru tersebut diambil setelah mengadakan KTT BRICS pada 24 Agustus 2023 di Afrika Selatan.
Pada pertemuan tingkat tinggi kelima dari kelompok BRICS itu menghasilkan enam negara yang bakal menjadi anggota baru. Keenam negara tersebut adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Ethiopia, Mesir, dan Argentina.
Sebelumnya, keenam negara tersebut memang sudah lama ingin bergabung dengan BRICS. Namun di tahun 2023 ini masing-masing dari presiden dari keenam anggota baru itu berhasil membawa negaranya tergabung ke dalam salah satu kelompok ekonomi besar dunia.
Foto/Reuters
Mohammed bin Salman, yang juga menjabat sebagai Putra Mahkota dan Wakil Perdana Menteri. Dia naik tahta pada Juni 2017 setelah ayahnya, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, mengangkatnya sebagai pewaris takhta.
Dia dikenal sebagai pemimpin reformis yang berusaha untuk memodernisasi negaranya dan meningkatkan hubungan dengan dunia luar. Salah satunya yakni dengan bergabung dengan kelompok BRICS ini.
Foto/Reuters
Mohamed bin Zayed Al Nahyan telah menjadi Ketua Dewan Eksekutif Abu Dhabi sejak tahun 2004. Ia menjabat sebagai Putra Mahkota Abu Dhabi dari tahun 2004 hingga 2022. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Putra Mahkota Abu Dhabi.
Mohamed bin Zayed Al Nahyanjuga menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata UEA dari tahun 1993 hingga 2005, sebelum menjabat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
Bekerja bersama mendiang Syeikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan dan para penguasa emirat lainnya, Mohamed bin Zayed Al Nahyan telah mendedikasikan hidupnya untuk memajukan pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya UEA dengan tujuan mewujudkan masa depan yang lebih aman, berkembang, dan berkelanjutan. untuk negara dan rakyatnya.
Muhammad bin Zayed Al Nahyan adalah seorang pemimpin di antara umatnya, yang memegang teguh keyakinan bahwa kepemimpinan sejati terletak pada pemberdayaan laki-laki dan perempuan untuk menempa jalan mereka sendiri dan membentuk masa depan bangsa. Kepemimpinan yang melayani adalah salah satu kualitasnya yang abadi.
Foto/Reuters
Ebrahim Raisi merupakan Presiden Iran sekaligus Ketua Lembaga Kehakiman di negaranya.Dia terpilih sebagai presiden pada Juni 2023 setelah mengalahkan rival-rivalnya dalam pemilihan umum yang kontroversial.
Ebrahim Raisi sendiri dikenal sebagai konservatif garis keras yang loyal kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei. Dia juga menghadapi sanksi dari Amerika Serikat karena dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh karenanya ia pernah berjanji untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan-kekuatan dunia yang terancam batal oleh kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump.
Dalam riwayatnya, Sahle-work Zewde menjadi presiden wanita pertama dalam sejarah Ethiopia dan satu-satunya kepala negara wanita saat ini di Afrika. Dia dikenal sebagai diplomat berpengalaman yang pernah bekerja di berbagai organisasi internasional seperti PBB dan Uni Afrika.
Sejak menjadi orang nomor satu di Ethiopia, dia berkomitmen untuk mendorong kesetaraan gender, perdamaian, dan pembangunan di negaranya. Bahkan, ia juga akan menyebarkan misinya tersebut agar bisa diterapkan di benua Afrika .
Fattah kemudian terpilih sebagai presiden pada Mei 2014 dengan mayoritas suara yang besar. Dia dikenal sebagai pemimpin otoriter yang menindak keras terhadap oposisi politik, media, dan aktivis hak asasi manusia.
Namun di sisi lain, dia juga mendapat banyak pujian karena berhasil memulihkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di Mesir setelah bertahun-tahun krisis.
Foto/Reuters
Presiden Argentina saat ini adalah Alberto Fernández, yang juga menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Argentina. Dia terpilih sebagai presiden pada Oktober 2019 dengan mengalahkan Presiden petahana Mauricio Macri.
Dia dikenal sebagai politisi berhaluan kiri yang berafiliasi dengan partai Peronist. Dikutip dari laman BBC, ia juga bersekutu dengan mantan Presiden Cristina Fernández de Kirchner, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.
Sejak memimpin Argentina, dia terus berupaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi Argentina. Beberapa di antaranya seperti resesi ekonomi, inflasi tinggi, utang luar negeri, dan pandemi COVID-19 .
Pada pertemuan tingkat tinggi kelima dari kelompok BRICS itu menghasilkan enam negara yang bakal menjadi anggota baru. Keenam negara tersebut adalah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Iran, Ethiopia, Mesir, dan Argentina.
Sebelumnya, keenam negara tersebut memang sudah lama ingin bergabung dengan BRICS. Namun di tahun 2023 ini masing-masing dari presiden dari keenam anggota baru itu berhasil membawa negaranya tergabung ke dalam salah satu kelompok ekonomi besar dunia.
Berikut profil presiden atau kepala negara dari 6 anggota baru BRICS 2023:
1. Mohammed bin Salman, Arab Saudi
Foto/Reuters
Mohammed bin Salman, yang juga menjabat sebagai Putra Mahkota dan Wakil Perdana Menteri. Dia naik tahta pada Juni 2017 setelah ayahnya, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud, mengangkatnya sebagai pewaris takhta.
Dia dikenal sebagai pemimpin reformis yang berusaha untuk memodernisasi negaranya dan meningkatkan hubungan dengan dunia luar. Salah satunya yakni dengan bergabung dengan kelompok BRICS ini.
2. Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Uni Emirat Arab
Foto/Reuters
Mohamed bin Zayed Al Nahyan telah menjadi Ketua Dewan Eksekutif Abu Dhabi sejak tahun 2004. Ia menjabat sebagai Putra Mahkota Abu Dhabi dari tahun 2004 hingga 2022. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Putra Mahkota Abu Dhabi.
Mohamed bin Zayed Al Nahyanjuga menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata UEA dari tahun 1993 hingga 2005, sebelum menjabat sebagai Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
Bekerja bersama mendiang Syeikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan dan para penguasa emirat lainnya, Mohamed bin Zayed Al Nahyan telah mendedikasikan hidupnya untuk memajukan pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya UEA dengan tujuan mewujudkan masa depan yang lebih aman, berkembang, dan berkelanjutan. untuk negara dan rakyatnya.
Muhammad bin Zayed Al Nahyan adalah seorang pemimpin di antara umatnya, yang memegang teguh keyakinan bahwa kepemimpinan sejati terletak pada pemberdayaan laki-laki dan perempuan untuk menempa jalan mereka sendiri dan membentuk masa depan bangsa. Kepemimpinan yang melayani adalah salah satu kualitasnya yang abadi.
3. Ebrahim Raisi, Iran
Foto/Reuters
Ebrahim Raisi merupakan Presiden Iran sekaligus Ketua Lembaga Kehakiman di negaranya.Dia terpilih sebagai presiden pada Juni 2023 setelah mengalahkan rival-rivalnya dalam pemilihan umum yang kontroversial.
Ebrahim Raisi sendiri dikenal sebagai konservatif garis keras yang loyal kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei. Dia juga menghadapi sanksi dari Amerika Serikat karena dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh karenanya ia pernah berjanji untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan-kekuatan dunia yang terancam batal oleh kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump.
4. Sahle-work Zewde, Ethiopia
Selanjutnya ada Sahle-work Zewde yang merupakan Presiden Ethiopia. Dia terpilih sebagai presiden oleh parlemen pada Oktober 2018 setelah pengunduran diri pendahulunya, Mulatu Teshome.Dalam riwayatnya, Sahle-work Zewde menjadi presiden wanita pertama dalam sejarah Ethiopia dan satu-satunya kepala negara wanita saat ini di Afrika. Dia dikenal sebagai diplomat berpengalaman yang pernah bekerja di berbagai organisasi internasional seperti PBB dan Uni Afrika.
Sejak menjadi orang nomor satu di Ethiopia, dia berkomitmen untuk mendorong kesetaraan gender, perdamaian, dan pembangunan di negaranya. Bahkan, ia juga akan menyebarkan misinya tersebut agar bisa diterapkan di benua Afrika .
5. Abdel Fattah el-Sisi, Mesir
Abdel Fattah el-Sisi merupakan presiden yang juga menjabat sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir. Dia naik ke tampuk kekuasaan pada Juli 2013 setelah memimpin kudeta militer yang menggulingkan Presiden terpilih Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslimin.Fattah kemudian terpilih sebagai presiden pada Mei 2014 dengan mayoritas suara yang besar. Dia dikenal sebagai pemimpin otoriter yang menindak keras terhadap oposisi politik, media, dan aktivis hak asasi manusia.
Namun di sisi lain, dia juga mendapat banyak pujian karena berhasil memulihkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di Mesir setelah bertahun-tahun krisis.
6. Alberto Fernandes, Argentina
Foto/Reuters
Presiden Argentina saat ini adalah Alberto Fernández, yang juga menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Argentina. Dia terpilih sebagai presiden pada Oktober 2019 dengan mengalahkan Presiden petahana Mauricio Macri.
Dia dikenal sebagai politisi berhaluan kiri yang berafiliasi dengan partai Peronist. Dikutip dari laman BBC, ia juga bersekutu dengan mantan Presiden Cristina Fernández de Kirchner, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.
Sejak memimpin Argentina, dia terus berupaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi Argentina. Beberapa di antaranya seperti resesi ekonomi, inflasi tinggi, utang luar negeri, dan pandemi COVID-19 .
(ahm)