Profil Kepala Negara 6 Anggota Baru BRICS, Siapa Saja?
loading...
A
A
A
Ebrahim Raisi sendiri dikenal sebagai konservatif garis keras yang loyal kepada Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei. Dia juga menghadapi sanksi dari Amerika Serikat karena dituduh terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Oleh karenanya ia pernah berjanji untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan-kekuatan dunia yang terancam batal oleh kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump.
Dalam riwayatnya, Sahle-work Zewde menjadi presiden wanita pertama dalam sejarah Ethiopia dan satu-satunya kepala negara wanita saat ini di Afrika. Dia dikenal sebagai diplomat berpengalaman yang pernah bekerja di berbagai organisasi internasional seperti PBB dan Uni Afrika.
Sejak menjadi orang nomor satu di Ethiopia, dia berkomitmen untuk mendorong kesetaraan gender, perdamaian, dan pembangunan di negaranya. Bahkan, ia juga akan menyebarkan misinya tersebut agar bisa diterapkan di benua Afrika .
Fattah kemudian terpilih sebagai presiden pada Mei 2014 dengan mayoritas suara yang besar. Dia dikenal sebagai pemimpin otoriter yang menindak keras terhadap oposisi politik, media, dan aktivis hak asasi manusia.
Namun di sisi lain, dia juga mendapat banyak pujian karena berhasil memulihkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di Mesir setelah bertahun-tahun krisis.
Foto/Reuters
Presiden Argentina saat ini adalah Alberto Fernández, yang juga menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Argentina. Dia terpilih sebagai presiden pada Oktober 2019 dengan mengalahkan Presiden petahana Mauricio Macri.
Dia dikenal sebagai politisi berhaluan kiri yang berafiliasi dengan partai Peronist. Dikutip dari laman BBC, ia juga bersekutu dengan mantan Presiden Cristina Fernández de Kirchner, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.
Sejak memimpin Argentina, dia terus berupaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi Argentina. Beberapa di antaranya seperti resesi ekonomi, inflasi tinggi, utang luar negeri, dan pandemi COVID-19 .
Oleh karenanya ia pernah berjanji untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran dengan kekuatan-kekuatan dunia yang terancam batal oleh kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump.
4. Sahle-work Zewde, Ethiopia
Selanjutnya ada Sahle-work Zewde yang merupakan Presiden Ethiopia. Dia terpilih sebagai presiden oleh parlemen pada Oktober 2018 setelah pengunduran diri pendahulunya, Mulatu Teshome.Dalam riwayatnya, Sahle-work Zewde menjadi presiden wanita pertama dalam sejarah Ethiopia dan satu-satunya kepala negara wanita saat ini di Afrika. Dia dikenal sebagai diplomat berpengalaman yang pernah bekerja di berbagai organisasi internasional seperti PBB dan Uni Afrika.
Sejak menjadi orang nomor satu di Ethiopia, dia berkomitmen untuk mendorong kesetaraan gender, perdamaian, dan pembangunan di negaranya. Bahkan, ia juga akan menyebarkan misinya tersebut agar bisa diterapkan di benua Afrika .
5. Abdel Fattah el-Sisi, Mesir
Abdel Fattah el-Sisi merupakan presiden yang juga menjabat sebagai Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Mesir. Dia naik ke tampuk kekuasaan pada Juli 2013 setelah memimpin kudeta militer yang menggulingkan Presiden terpilih Mohamed Morsi dari Ikhwanul Muslimin.Fattah kemudian terpilih sebagai presiden pada Mei 2014 dengan mayoritas suara yang besar. Dia dikenal sebagai pemimpin otoriter yang menindak keras terhadap oposisi politik, media, dan aktivis hak asasi manusia.
Namun di sisi lain, dia juga mendapat banyak pujian karena berhasil memulihkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi di Mesir setelah bertahun-tahun krisis.
6. Alberto Fernandes, Argentina
Foto/Reuters
Presiden Argentina saat ini adalah Alberto Fernández, yang juga menjabat sebagai Kepala Pemerintahan Argentina. Dia terpilih sebagai presiden pada Oktober 2019 dengan mengalahkan Presiden petahana Mauricio Macri.
Dia dikenal sebagai politisi berhaluan kiri yang berafiliasi dengan partai Peronist. Dikutip dari laman BBC, ia juga bersekutu dengan mantan Presiden Cristina Fernández de Kirchner, yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden.
Sejak memimpin Argentina, dia terus berupaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi Argentina. Beberapa di antaranya seperti resesi ekonomi, inflasi tinggi, utang luar negeri, dan pandemi COVID-19 .