Tentara Bayaran Wagner Konvoi ke Moskow, Ancam Balaskan Kematian Prigozhin
loading...
A
A
A
MOSKOW - Para anggota tentara bayaran Wagner Group telah merilis video konvoi “March of Justice" dari kamp Belarusia menuju Moskow, Rusia. Mereka mengancam akan balas dendam atas kematian pemimpin mereka Yevgeny Prigozhin.
Prigozhin berada di antara 10 orang yang dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat pribadi di Tver, Rusia, pada Rabu.
Pemerintah Rusia tidak secara resmi mengonfirmasi kematian Prigozhin. Layanan daurat setempat sebelumnya mengatakan hanya menemukan delapan jenazah di lokasi kecelakaan pesawat tanpa mengonfirmasi nasib bos Wagner Group.
Saluran Telegram yang terkait dengan Wagner Group merilis video pendek yang menunjukkan trio pria bertopeng mengenakan kamuflase dan pelindung tubuh membuat ancaman pembalasan.
“Ada banyak diskusi tentang apa yang akan dilakukan Wagner sekarang,” kata salah satu tentara bayaran Wagner dalam video berdurasi 8 detik tersebut.
“Kami akan mengatakan satu hal—kami sudah memulai. Harapkan kami," ujarnya, seperti dikutip New York Post, Jumat (25/8/2023).
Beberapa kritikus mempertanyakan keaslian rekaman tersebut, mengeklaim bahwa itu adalah hasil karya dinas keamanan Ukraina yang bertujuan untuk menyebarkan kepanikan di Rusia, namun tidak ada bukti nyata yang mendukung teori tersebut.
Dalam video terpisah, seorang pria yang mengaku sebagai tentara bayaran Wagner yang bertempur di kota Bakhmut di Ukraina timur secara terbuka menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin harus disalahkan atas kecelakaan yang menewaskan Prigozhin dan sembilan orang lainnya di wilayah Tver pada hari Rabu.
“Hari ini kita melihat bagaimana kotoran kecil Kremlin memusnahkan Yevgeny Viktorovich [Prigozhin],” kata tentara bayaran bertopeng tersebut dengan suara yang berubah, tampaknya mengacu pada pemimpin Rusia.
Dia kemudian mengeluarkan “perintah jahat" kepada semua unit Wagner untuk mengambil kembali senapan serbu, senapan mesin, dan granat mereka yang “terkubur”, mengisyaratkan persiapan untuk tindakan pembalasan.
“Kita semua yang telah berjuang selama bertahun-tahun melihat bahwa iblis ini telah bermain cukup lama,” imbuh tentara bayaran tersebut, yang sekali lagi merujuk pada Putin.
“Tunggu perintah selanjutnya, dan kemenangan akan menjadi milik kita. Kemuliaan bagi Rusia!”
Dalam video terpisah, seorang komandan Wagner menyebut Vladimir Putin sebagai "si kecil Kremlin yang kotor" dan menuduhnya membunuh Prigozhin.
Sementara itu, posting-an tertulis yang muncul di saluran Telegram yang terkait dengan Wagner Group bahkan lebih blakblakan dalam menyalahkan kecelakaan pesawat tersebut.
“Kami secara langsung mengatakan bahwa kami mencurigai pejabat Kremlin yang dipimpin oleh Putin melakukan upaya untuk membunuh [Prigozhin],” bunyi posting-an tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya memuji Prigozhin sebagai pengusaha berbakat setelah kecelakaan pesawat yang diduga menewaskannya.
Prigozhin adalah pendiri dan pemilik kontraktor militer swasta Wagner Group.
Prigozhin berencana menangkap pejabat tinggi militer Rusia selama upaya kudeta Juni lalu.
Prigozhin dan pasukan tempur bayarannya tidak menghadapi tuntutan dan malah diasingkan ke Belarusia meski memimpin pemberontakan bersenjata melawan Kremlin.
Prigozhin memulai kariernya sebagai penjahat kelas teri—dia dihukum karena perampokan dan penyerangan pada tahun 1981 dan menjalani hukuman 12 tahun penjara.
Dia mengkritik Kementerian Pertahanan Rusia karena tidak kompeten dan menuduh Kementerian Pertahanan Rusia menahan senjata dan amunisi dari pasukannya, yang berperang atas nama Rusia di Ukraina.
Prigozhin juga didakwa di Amerika Serikat karena ikut campur dalam pemilihan presiden tahun 2016 melalui “pabrik troll” internetnya yang terkenal.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
Prigozhin berada di antara 10 orang yang dilaporkan tewas dalam kecelakaan pesawat pribadi di Tver, Rusia, pada Rabu.
Pemerintah Rusia tidak secara resmi mengonfirmasi kematian Prigozhin. Layanan daurat setempat sebelumnya mengatakan hanya menemukan delapan jenazah di lokasi kecelakaan pesawat tanpa mengonfirmasi nasib bos Wagner Group.
Saluran Telegram yang terkait dengan Wagner Group merilis video pendek yang menunjukkan trio pria bertopeng mengenakan kamuflase dan pelindung tubuh membuat ancaman pembalasan.
“Ada banyak diskusi tentang apa yang akan dilakukan Wagner sekarang,” kata salah satu tentara bayaran Wagner dalam video berdurasi 8 detik tersebut.
“Kami akan mengatakan satu hal—kami sudah memulai. Harapkan kami," ujarnya, seperti dikutip New York Post, Jumat (25/8/2023).
Beberapa kritikus mempertanyakan keaslian rekaman tersebut, mengeklaim bahwa itu adalah hasil karya dinas keamanan Ukraina yang bertujuan untuk menyebarkan kepanikan di Rusia, namun tidak ada bukti nyata yang mendukung teori tersebut.
Dalam video terpisah, seorang pria yang mengaku sebagai tentara bayaran Wagner yang bertempur di kota Bakhmut di Ukraina timur secara terbuka menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin harus disalahkan atas kecelakaan yang menewaskan Prigozhin dan sembilan orang lainnya di wilayah Tver pada hari Rabu.
“Hari ini kita melihat bagaimana kotoran kecil Kremlin memusnahkan Yevgeny Viktorovich [Prigozhin],” kata tentara bayaran bertopeng tersebut dengan suara yang berubah, tampaknya mengacu pada pemimpin Rusia.
Dia kemudian mengeluarkan “perintah jahat" kepada semua unit Wagner untuk mengambil kembali senapan serbu, senapan mesin, dan granat mereka yang “terkubur”, mengisyaratkan persiapan untuk tindakan pembalasan.
“Kita semua yang telah berjuang selama bertahun-tahun melihat bahwa iblis ini telah bermain cukup lama,” imbuh tentara bayaran tersebut, yang sekali lagi merujuk pada Putin.
“Tunggu perintah selanjutnya, dan kemenangan akan menjadi milik kita. Kemuliaan bagi Rusia!”
Dalam video terpisah, seorang komandan Wagner menyebut Vladimir Putin sebagai "si kecil Kremlin yang kotor" dan menuduhnya membunuh Prigozhin.
Sementara itu, posting-an tertulis yang muncul di saluran Telegram yang terkait dengan Wagner Group bahkan lebih blakblakan dalam menyalahkan kecelakaan pesawat tersebut.
“Kami secara langsung mengatakan bahwa kami mencurigai pejabat Kremlin yang dipimpin oleh Putin melakukan upaya untuk membunuh [Prigozhin],” bunyi posting-an tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya memuji Prigozhin sebagai pengusaha berbakat setelah kecelakaan pesawat yang diduga menewaskannya.
Prigozhin adalah pendiri dan pemilik kontraktor militer swasta Wagner Group.
Prigozhin berencana menangkap pejabat tinggi militer Rusia selama upaya kudeta Juni lalu.
Prigozhin dan pasukan tempur bayarannya tidak menghadapi tuntutan dan malah diasingkan ke Belarusia meski memimpin pemberontakan bersenjata melawan Kremlin.
Prigozhin memulai kariernya sebagai penjahat kelas teri—dia dihukum karena perampokan dan penyerangan pada tahun 1981 dan menjalani hukuman 12 tahun penjara.
Dia mengkritik Kementerian Pertahanan Rusia karena tidak kompeten dan menuduh Kementerian Pertahanan Rusia menahan senjata dan amunisi dari pasukannya, yang berperang atas nama Rusia di Ukraina.
Prigozhin juga didakwa di Amerika Serikat karena ikut campur dalam pemilihan presiden tahun 2016 melalui “pabrik troll” internetnya yang terkenal.
Lihat Juga: Tak Berdaya Melawan Rudal Hipersonik Oreshnik Rusia, Ukraina dan NATO Akan Rapat Darurat
(mas)