Profil Muammar Gaddafi, Pemimpin Libya Terlama yang Berakhir Digulingkan dan Dibunuh

Senin, 21 Agustus 2023 - 17:30 WIB
loading...
Profil Muammar Gaddafi, Pemimpin Libya Terlama yang Berakhir Digulingkan dan Dibunuh
Pemimpin Libya Muammar Gaddafi. Foto/REUTERS
A A A
TRIPOLI - Muammar Gaddafi merupakan sosok pemimpin yang paling kontroversial di dunia. Hal tersebut bisa dilihat dari tingkah lakunya yang tidak biasa hingga kevokalannya dalam menentang dunia Barat.

Gaddafi sendiri merupakan pemimpin Libya yang memerintah dalam waktu yang sangat lama, yakni pada 1969 hingga 2011.

Masa akhir jabatannya pun tergolong tragis, ia mengalami kudeta dan dibunuh oleh para pemberontak pada Agustus 2011.

Selama memimpin Libya, Gaddafi mengalami banyak tantangan dan keberhasilan dalam hidupnya. Namun tidak banyak dari orang yang mengetahui tentang profil dari tokoh yang satu ini.

Jika ingin mengetahui lebih dekat dengan Muammar Gaddafi, simak ulasan lengkap berikut ini.

Profil Muammar Gaddafi


Muammar Gaddafi sendiri adalah sosok pemimpin yang lahir pada 7 Juni 1942 di Sirte Libya. Dalam riwayatnya dirinya dilahirkan dari suku al-Qadhafah yang tinggal di tenda badui di padang gurun.

Berbeda dari pemuda yang lain, sejak usia remaja Gaddafi sudah mengagumi sosok pemimpin Mesir, Gamal Abdel Nasser. Dimulai dari kekagumannya itu, ia memutuskan menjadi seorang prajurit militer.

Ketika sudah bertugas dan menjadi perwira muda, Gaddafi pun tergabung dengan pergerakkan para perwira muda yang ingin menggulingkan Raja Idris karena bersekutu dengan negara barat.

Saat melakukan kudeta terhadap pemimpinnya, Gaddafi telah mempersiapkan strategi yang matang agar tidak terjadi pertumpahan darah di sana. Karena strategi dan kemenangan untuk Gaddafi, ia pun dipercaya untuk menjadi pemimpin Libya.

Setelah menjadi orang nomor satu Libya, Gaddafi kemudian mengubah nama negara dari Kerajaan Libya menjadi Republik Arab Libya pada tahun 1970, dan kemudian menjadi Jamahiriyah Arab Libya pada tahun 1977. Jamahiriyah berarti “negara rakyat” dalam bahasa Arab.

Untuk masalah ideologinya, Gaddafi mengembangkan ideologi politiknya sendiri yang disebut Teori Internasional Ketiga dan Buku Hijau. Teori tersebut merupakan campuran dari nasionalisme Arab, sosialisme Islam, dan demokrasi langsung.

Gaddafi dikenal sebagai pendukung pan-Afrikanisme, dan mencoba menyatukan benua Afrika di bawah kepemimpinannya.

Dia mendirikan Uni Afrika pada tahun 2002, dan menyebut dirinya sebagai “Raja-raja Afrika” pada tahun 2008.

Di sisi lain, Gaddafi sering berselisih dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Inggris, karena diduga mendukung terorisme dan senjata pemusnah massal.

Dia juga terlibat dalam beberapa konflik regional, seperti perang Chad-Libya, perang Uganda-Tanzania, dan perang sipil Sierra Leone.

Pada Februari 2011, terjadi pemberontakan melawan pemerintahan Gaddafi di Libya, yang dipicu gelombang protes pro-demokrasi di Timur Tengah dan Afrika Utara yang dikenal sebagai Musim Semi Arab. Pemberontak mendapat dukungan dari NATO dan sejumlah negara Arab.

Kemudian pada Agustus 2011, pasukan pemberontak berhasil merebut ibu kota Tripoli dan mengakhiri kekuasaan Gaddafi.

Gaddafi melarikan diri ke kota kelahirannya Sirte, di mana dia bersembunyi selama dua bulan.

Berlanjut pada 20 Oktober 2011, Gaddafi ditemukan oleh pemberontak di sebuah saluran pembuangan di Sirte.

Dia ditangkap dan disiksa oleh massa marah, sebelum akhirnya ditembak mati oleh salah satu pemberontak. Kematian Gaddafi tersebut menandai berakhirnya era kekuasaannya yang berlangsung selama 42 tahun.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1066 seconds (0.1#10.140)