500 Tahanan di Bahrain Mogok Makan

Jum'at, 18 Agustus 2023 - 19:40 WIB
loading...
500 Tahanan di Bahrain Mogok Makan
500 tahanan di Bahrain mogok makan. Foto/Ilustrasi
A A A
MANAMA - Setidaknya 500 tahanan melakukan mogok makan di dalam penjara Bahrain . Para tahanan menolak makanan sebagai protes atas kondisi mereka di dalam tahanan.

Para tahanan mulai menolak makanan pada 7 Agustus, dan semakin banyak yang bergabung dalam gerakan tersebut sejak itu.

“Ini mungkin salah satu serangan paling kuat yang pernah terjadi di dalam sistem penjara Bahrain; skalanya luar biasa," ujar Sayed Alwadaei, di Bahrain Institute for Rights and Democracy (Bird) dan mantan narapidana di penjara Jau, seperti dikutip dari The Guardian, Jumat (18/8/2023)

Menurut pernyataan dari para narapidana yang dibebaskan melalui partai oposisi Al-Wefaq yang dilarang, mogok makan mencakup tuntutan untuk waktu yang lebih lama di luar sel mereka, yang saat ini dibatasi satu jam sehari, sholat berjamaah di masjid penjara, perubahan batasan pada kunjungan keluarga, peningkatan fasilitas pendidikan dan akses ke perawatan medis yang layak.

“Ini bukan tuntutan sembrono, tetapi tuntutan yang diperlukan untuk kehidupan manusia,” tambah para tahanan.

Pulau Teluk kecil Bahrain, berpenduduk 1,5 juta, memiliki salah satu tingkat penahanan per kapita tertinggi di Timur Tengah. Diperkirakan 3.800 orang berada di balik jeruji besi, dimana Bird memperkirakan 1.200 adalah tahanan hati nurani.



Sejak protes pro-demokrasi terhadap keluarga Al Khalifa yang berkuasa melanda Bahrain pada 2011, sejumlah besar orang yang terkait dengan demonstrasi telah dipenjara. Pemerintah telah meluncurkan tindakan keras terhadap aktivis, masyarakat sipil dan kelompok politik oposisi, termasuk melarang dua partai politik.

Sebagian besar dari 1.200 tahanan politik yang ditahan di Bahrain berada di penjara Jau. Mantan narapidana seperti Alwadaei mengatakan tahanan politik ditempatkan di blok terpisah dan mengalami perlakuan yang sangat kasar.

Tahanan politik terkemuka, termasuk veteran pembela hak asasi manusia Abdulhadi al-Khawaja, termasuk di antara napi yang melakukan aksi mogok makan di Jau. Putrinya, aktivis Maryam al-Khawaja, mengatakan ayahnya, yang telah dipenjara sejak 2011, melancarkan aksi mogok makannya sendiri untuk menuntut perawatan medis yang memadai untuk penyakit jantung, setelah ia ditolak membuat janji dengan ahli jantung sebanyak 11 kali.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1210 seconds (0.1#10.140)