Sistem Rudal Patriot yang Dibeli dari AS Gagal Lumpuhkan Target, Taiwan Bingung
loading...
A
A
A
TAIPEI - Sistem rudal Patriot yang dibeli Taiwan dari Amerika Serikat (AS) gagal melumpuhkan target di udara setelah misil interseptornya meledak lebih dulu sebelum mencapai target.
Insiden dalam latihan militer pada 15 Agustus 2023 itu membuat militer Taiwan bingung dan bergegas meluncurkan penyelidikan.
Selama konferensi pers, Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Tsao Chin-ping membenarkan laporan media lokal tentang insiden kegagalan sistem rudal Patriot MIM-104F (PAC-3) buatan AS selama latihan militer.
Tsao mencatat bahwa Angkatan Udara dan Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung Shan (NCSIST), lembaga penelitian utama militer, saat ini sedang melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan penyebab di balik ledakan prematur misil Patriot yang tidak terduga itu.
Menurut laporan media lokal, insiden itu menandai kejadian pertama dari kegagalan sistem Patriot buatan AS yang dibeli Taipei.
Mengutip Liberty Times, Kamis (17/8/2023) sebagai reaksi atas intimidasi militer China yang meningkat, angkatan bersenjata Taiwan mempercepat penilaian berbagai sistem rudal.
Pada pagi hari tanggal 15 Agustus, sekitar pukul 06.30, pangkalan militer Jiupeng dijadwalkan untuk melakukan uji coba rudal Patriot II.
Acara ini menarik minat yang cukup besar dari para penggemar militer yang berkumpul untuk mengamati latihan tersebut. Yang mengejutkan mereka, rudal pertama tiba-tiba meledak tak lama setelah diluncurkan, sebuah insiden tidak biasa yang segera memicu diskusi yang meluas.
Namun, rudal kedua berhasil menetralisir target yang ditentukan. Video yang merekam kejadian tersebut mulai beredar di internet, dengan jelas menggambarkan ledakan prematur dari rudal pertama Patriot.
Sistem pertahanan Patriot telah mengumpulkan banyak perhatian baru-baru ini, terutama untuk keefektifannya di Ukraina melawan rudal Rusia yang masuk, termasuk rudal hipersonik Kinzhal.
Pada bulan Januari, muncul laporan yang menunjukkan penyebaran rudal Patriot MIM-104F (PAC-3) buatan AS di sepanjang garis pantai utara Taiwan.
China juga telah menunjukkan kewaspadaan yang luar biasa terhadap sistem pertahanan rudal buatan Amerika ini. Pada bulan Mei, Tokyo juga mengerahkan sistem pertahanan rudal Patriot di Pulau Miyako, tindakan yang menuai kritik dari para pakar China.
Sementara itu, Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu mengatakan pada Konferensi Moskow ke-11 tentang Keamanan Internasional bahwa setiap upaya untuk "bermain api" dengan memicu ketegangan atas Taiwan dan rencana untuk menggunakan pulau itu untuk menahan China pasti akan gagal.
“Bermain dengan api mengenai masalah Taiwan atau mencoba menggunakannya untuk mengekang China pasti akan gagal,” kata Jenderal Li.
“Masalah Taiwan adalah masalah internal RRC [Republik Rakyat China], yang tidak mentoleransi campur tangan eksternal. Reunifikasi China [sejalan dengan] tren sejarah,” imbuh Li.
Insiden dalam latihan militer pada 15 Agustus 2023 itu membuat militer Taiwan bingung dan bergegas meluncurkan penyelidikan.
Selama konferensi pers, Kepala Staf Angkatan Udara Jenderal Tsao Chin-ping membenarkan laporan media lokal tentang insiden kegagalan sistem rudal Patriot MIM-104F (PAC-3) buatan AS selama latihan militer.
Tsao mencatat bahwa Angkatan Udara dan Institut Sains dan Teknologi Nasional Chung Shan (NCSIST), lembaga penelitian utama militer, saat ini sedang melakukan penyelidikan menyeluruh untuk memastikan penyebab di balik ledakan prematur misil Patriot yang tidak terduga itu.
Menurut laporan media lokal, insiden itu menandai kejadian pertama dari kegagalan sistem Patriot buatan AS yang dibeli Taipei.
Mengutip Liberty Times, Kamis (17/8/2023) sebagai reaksi atas intimidasi militer China yang meningkat, angkatan bersenjata Taiwan mempercepat penilaian berbagai sistem rudal.
Pada pagi hari tanggal 15 Agustus, sekitar pukul 06.30, pangkalan militer Jiupeng dijadwalkan untuk melakukan uji coba rudal Patriot II.
Acara ini menarik minat yang cukup besar dari para penggemar militer yang berkumpul untuk mengamati latihan tersebut. Yang mengejutkan mereka, rudal pertama tiba-tiba meledak tak lama setelah diluncurkan, sebuah insiden tidak biasa yang segera memicu diskusi yang meluas.
Namun, rudal kedua berhasil menetralisir target yang ditentukan. Video yang merekam kejadian tersebut mulai beredar di internet, dengan jelas menggambarkan ledakan prematur dari rudal pertama Patriot.
Sistem pertahanan Patriot telah mengumpulkan banyak perhatian baru-baru ini, terutama untuk keefektifannya di Ukraina melawan rudal Rusia yang masuk, termasuk rudal hipersonik Kinzhal.
Pada bulan Januari, muncul laporan yang menunjukkan penyebaran rudal Patriot MIM-104F (PAC-3) buatan AS di sepanjang garis pantai utara Taiwan.
China juga telah menunjukkan kewaspadaan yang luar biasa terhadap sistem pertahanan rudal buatan Amerika ini. Pada bulan Mei, Tokyo juga mengerahkan sistem pertahanan rudal Patriot di Pulau Miyako, tindakan yang menuai kritik dari para pakar China.
Sementara itu, Menteri Pertahanan China Jenderal Li Shangfu mengatakan pada Konferensi Moskow ke-11 tentang Keamanan Internasional bahwa setiap upaya untuk "bermain api" dengan memicu ketegangan atas Taiwan dan rencana untuk menggunakan pulau itu untuk menahan China pasti akan gagal.
“Bermain dengan api mengenai masalah Taiwan atau mencoba menggunakannya untuk mengekang China pasti akan gagal,” kata Jenderal Li.
“Masalah Taiwan adalah masalah internal RRC [Republik Rakyat China], yang tidak mentoleransi campur tangan eksternal. Reunifikasi China [sejalan dengan] tren sejarah,” imbuh Li.
(mas)