Serangan Balik terhadap Rusia Tak Mulus, Kepemimpinan Ukraina Dilaporkan Terpecah

Kamis, 17 Agustus 2023 - 03:12 WIB
loading...
Serangan Balik terhadap...
Serangan balik terhadap pasukan Rusia tidak berjalan mulus, kepemimpinan Ukraina dilaporkan telah tepecah menjadi dua. Foto/REUTERS
A A A
KYIV - Serangan balik Ukraina terhadap pasukan Rusia yang tidak berjalan mulus dilaporkan telah menyebabkan kepemimpinan Kyiv terpecah menjadi dua kubu. Kubu pertama ingin pasukan Kyiv harus mundur, sedangkan kubu kedua ingin tetap maju menolak kritik apa pun.

Newsweek, dalam laporannya pada Rabu (16/8/2023), menggambarkan dilema yang dihadapi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, di mana dia sekarang harus memutuskan apakah akan mengambil risiko kegagalan yang mahal, atau akan memotong kerugian Ukraina dan menerima kekalahan yang merusak secara politik.

Lantaran itulah, lanjut laporan tersebut, kepemimpinan Ukraina terpecah menjadi dua kubu.



Kubu pertama bersikeras pasukan Kyiv harus mundur dan menunggu serangan Rusia yang diantisipasi pada musim gugur dan musim semi.

Sedangkan kubu kedua, termasuk Panglima Militer Jenderal Valery Zaluzhny, ingin melanjutkan serangan balasan sambil menolak kritik apa pun sebagai ketidaksabaran yang berakar pada kesalahpahaman.

“Jelas ada beberapa perbedaan di antara para pemimpin Ukraina tentang strategi militer,” kata sumber yang dekat dengan pemerintah Ukraina kepada Newsweek.

Kemajuan lambat pasukan Ukraina di medan perang juga menyebabkan kegaduhan di kalangan pejabat sipil, di mana "permainan saling menyalahkan" terjadi di Kyiv.

“Ada perasaan bahwa mereka disesatkan oleh militer dalam hal seberapa baik serangan balasan ini akan berjalan, bahwa mereka diberi penilaian yang terlalu cerah dari pihak militer. Mereka tidak senang dengan itu,” kata sumber tersebut.

Namun, Kementerian Pertahanan Ukraina menolak laporan tentang adanya perpecahan di antara para pemimpin Ukraina, menolak laporan itu sebagai narasi propaganda Rusia.

Ukraina meluncurkan serangan balik terhadap pasukan Rusia sejak awal Juni setelah diperkuat oleh ratusan tank yang dipasok Barat dan alat berat lainnya.

Namun, meskipun pertempuran sengit berlangsung selama dua bulan, Kyiv belum mendapatkan banyak keuntungan. Menurut Moskow, ukraina justru kehilangan 43.000 tentara sejak dimulainya serangan balik.

Para pejabat Kyiv telah mengakui kesulitan tersebut, menyalahkan Barat atas keterlambatan bantuan militer, kurangnya dukungan udara, pertahanan Rusia yang terlalu tangguh, dan ladang ranjau yang luas.

Dalam beberapa pekan terakhir, banyak media Barat melaporkan bahwa para pendukung Kyiv tidak terkesan atau terang-terangan khawatir dengan kemajuan lambat yang diperoleh pasukan Ukraina di medan perang.

Pada hari Sabtu, The Times melaporkan bahwa NATO terlalu optimistis tentang dorongan Ukraina, sebagian karena "keajaiban" yang dijanjikan kepada blok tersebut oleh pejabat di Kyiv.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)