Mayoritas Rakyat Jerman Tolak Kirim Misil Jarak Jauh ke Ukraina

Kamis, 10 Agustus 2023 - 00:13 WIB
loading...
Mayoritas Rakyat Jerman...
Mayoritas warga Jerman menentang pengiriman misil jarak jauh ke Ukraina. Foto/Reuters
A A A
BERLIN - Sebagian besar orang Jerman menentang untuk menyediakan rudal jarak jauh ke Kiev yang berpotensi digunakan untuk mencapai target jauh di wilayah Rusia. Itu terungkap dalam jajak pendapat RTL dan N-TV.

Sebuah survei yang dilakukan oleh lembaga penelitian Forsa atas nama dua media Jerman menemukan bahwa hanya 28% warga Jerman ingin pemerintah mereka memasok Ukraina dengan rudal Taurus, yang membawa hulu ledak 500kg dan memiliki jangkauan sekitar 500km, membuat mereka berpotensi mencapai Moskow. Sementara itu, mayoritas 66% menolak ide tersebut.



Ukraina telah meminta Taurus setidaknya sejak akhir Mei. Namun, pada saat itu, surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung mengklaim bahwa beberapa orang di pemerintah Jerman skeptis terhadap permintaan tersebut, meragukan bahwa Kiev akan menggunakan senjata dengan bijaksana, berpotensi membiarkan konflik "meningkat tak terkendali".

Kekhawatiran serupa juga disuarakan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang mengatakan bulan lalu bahwa dia setuju dengan Presiden AS Joe Biden bahwa senjata yang dipasok Barat tidak boleh digunakan untuk menyerang wilayah Rusia. Pekan lalu, Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengesampingkan pengiriman semacam itu, dengan mengatakan bahwa itu "bukan prioritas utama kami saat ini" dan menunjukkan bahwa AS sejauh ini telah menahan diri dari langkah serupa.

Namun menurut anggota parlemen Ukraina Egor Chernev, sikap itu tidak diamini oleh banyak anggota parlemen Jerman. Awal pekan ini, dia mengklaim bahwa partai-partai kunci di parlemen telah “mencapai konsensus” tentang pengiriman rudal Taurus. “Akhirnya, es telah pecah. Kita tunggu keputusan resminya,” ujarnya.



Sementara Jerman dan AS sejauh ini telah menunda pengiriman rudal jarak jauh ke Ukraina, Kiev telah menerima rudal Storm Shadow dengan jangkauan lebih dari 250 km dari Inggris. Bulan lalu, Prancis juga berjanji untuk mendukung negara itu dengan roket jarak jauh SCALP.

Setelah menerima amunisi jarak jauh yang dipasok Barat, Ukraina dilaporkan menggunakannya untuk menargetkan fasilitas dan infrastruktur sipil di kota Lugansk Rusia dan di semenanjung Crimea.

Moskow telah berulang kali memperingatkan Barat agar tidak "mendorong" Ukraina dengan senjata, dengan alasan bahwa bantuan militer akan memperpanjang permusuhan tetapi gagal mengubah hasil akhir dari konflik tersebut.
(ahm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1167 seconds (0.1#10.140)