Persaingan Misil Hipersonik Kian Ketat
loading...
A
A
A
Tahun lalu, Putin menegaskan, Rusia akan meluncurkan kapal perang dan kapal selam yang dilengkapi misil hipersonik ke wilayah perairan AS jika AS memasang senjata nuklir jarak menengah di Eropa. Sejauh ini Washington tidak pernah mengamini dan merealisasikan rencana tersebut.
Tak ingin kalah dari Rusia dan China, AS juga sedang mengembangkan senjata hipersonik. Pejabat pertahanan AS mengatakan Trump sangat tertarik dengan misil hipersonik yang diuji coba di Samudra Pasifik pada Maret lalu. Misil itu disebut bisa meluncur 17 kali lebih cepat dibandingkan ke cepatan suara.
Pentagon menyatakan AS telah berhasil melakukan uji coba misil hipersonik . Namun, sejauh ini detail informasi yang diungkapkan masih sangat sedikit. “Trump terpukau dengan uji coba peluncuran misil hipersonik dan sangat tertarik mengembangkannya,” kata pejabat pertahanan AS kepada CNN. (Baca juga: Pengusaha Hotel dan restoran Meninggal, Diduga COVID-19)
Menurut para ahli, AS ketinggalan beberapa tahun dari Rusia dan China dalam pengembangan senjata hipersonik. Namun, Trump tetap optimistis dan berharap tentara AS memiliki senjata itu. “Kami memiliki ‘misil super duper’ yang dapat meluncur 17 kali lebih cepat dari pada kecepatan cahaya,” kata Trump.
Pejabat senior pertahanan AS mengatakan misil hipersonik sangat sulit dihalau menggunakan sistem pertahanan konvensional yang hanya dirancang menyerang balik misil balistik. “Trayeknya tidak pastidan kecepatannya super tinggi sehingga bertahan melawan misil hipersonik sangat sulit,” katanya.
AS diprediksi baru bisa memasang senjata hipersonik secepatnya pada 2023. Sementara itu, Rusia telah memasang senjata hipersonik Avangard pada akhir tahun lalu. Selain itu, Rusia ber hasil meluncurkan misil hipersonik Kinzhal dan akan memasangnya tahun ini.
China juga telah memamerkan senjata hipersonik DF-17 selama parade militer. AS menyadari ketertinggalan dari Rusia dan China sehingga berencana menggelontorkan anggaran miliaran dolar demi mempercepat proses pengembangan. (Baca juga: Kuota Siswa Titipan di Tangsel 1.600 Pertahun)
“Saya yakin, AS akan mampu mengejar ketertinggalan,” ujar Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Strategi, Perencanaan, dan Kapabilitas, Vic Mercado, dikutip CNN. Pejabat senior pertahanan AS mengatakan ketertinggalan AS atas Rusia dan China dalam persaingan senjata hipersonik ialah akibat penolakan penggunaan senjata hipersonik.
“Selama empat hingga lima dekade, AS telah menjadi negara nomor wahid dalam teknologi hipersonik,” ujar pejabat itu. “Namun, AS tidak mau menggunakannya sebagai alat pertempuran sebelum akhirnya senjata itu dikembangkan negara lain. Kami mau tidak mau juga harus mengembangkannya,” katanya.
Program senjata hipersonik AS akan fokus pada pengembangan sistem peluncuran dan misil. Sistem itu tidak hanya meningkatkan kecepatan, tapi juga manuver abilitas dan daya jangkau. Biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan misil balistik.
Tak ingin kalah dari Rusia dan China, AS juga sedang mengembangkan senjata hipersonik. Pejabat pertahanan AS mengatakan Trump sangat tertarik dengan misil hipersonik yang diuji coba di Samudra Pasifik pada Maret lalu. Misil itu disebut bisa meluncur 17 kali lebih cepat dibandingkan ke cepatan suara.
Pentagon menyatakan AS telah berhasil melakukan uji coba misil hipersonik . Namun, sejauh ini detail informasi yang diungkapkan masih sangat sedikit. “Trump terpukau dengan uji coba peluncuran misil hipersonik dan sangat tertarik mengembangkannya,” kata pejabat pertahanan AS kepada CNN. (Baca juga: Pengusaha Hotel dan restoran Meninggal, Diduga COVID-19)
Menurut para ahli, AS ketinggalan beberapa tahun dari Rusia dan China dalam pengembangan senjata hipersonik. Namun, Trump tetap optimistis dan berharap tentara AS memiliki senjata itu. “Kami memiliki ‘misil super duper’ yang dapat meluncur 17 kali lebih cepat dari pada kecepatan cahaya,” kata Trump.
Pejabat senior pertahanan AS mengatakan misil hipersonik sangat sulit dihalau menggunakan sistem pertahanan konvensional yang hanya dirancang menyerang balik misil balistik. “Trayeknya tidak pastidan kecepatannya super tinggi sehingga bertahan melawan misil hipersonik sangat sulit,” katanya.
AS diprediksi baru bisa memasang senjata hipersonik secepatnya pada 2023. Sementara itu, Rusia telah memasang senjata hipersonik Avangard pada akhir tahun lalu. Selain itu, Rusia ber hasil meluncurkan misil hipersonik Kinzhal dan akan memasangnya tahun ini.
China juga telah memamerkan senjata hipersonik DF-17 selama parade militer. AS menyadari ketertinggalan dari Rusia dan China sehingga berencana menggelontorkan anggaran miliaran dolar demi mempercepat proses pengembangan. (Baca juga: Kuota Siswa Titipan di Tangsel 1.600 Pertahun)
“Saya yakin, AS akan mampu mengejar ketertinggalan,” ujar Asisten Menteri Pertahanan untuk Urusan Strategi, Perencanaan, dan Kapabilitas, Vic Mercado, dikutip CNN. Pejabat senior pertahanan AS mengatakan ketertinggalan AS atas Rusia dan China dalam persaingan senjata hipersonik ialah akibat penolakan penggunaan senjata hipersonik.
“Selama empat hingga lima dekade, AS telah menjadi negara nomor wahid dalam teknologi hipersonik,” ujar pejabat itu. “Namun, AS tidak mau menggunakannya sebagai alat pertempuran sebelum akhirnya senjata itu dikembangkan negara lain. Kami mau tidak mau juga harus mengembangkannya,” katanya.
Program senjata hipersonik AS akan fokus pada pengembangan sistem peluncuran dan misil. Sistem itu tidak hanya meningkatkan kecepatan, tapi juga manuver abilitas dan daya jangkau. Biaya yang dikeluarkan juga jauh lebih tinggi dibandingkan dengan misil balistik.