Setelah CIA, Giliran MI6 Ingin Rekrut Warga Rusia Jadi Mata-mata
loading...
A
A
A
PRAHA - Badan Intelijen Rahasia Inggris , MI6 , selalu terbuka untuk merekrut warga Rusia yang kontra dengan rezim Vladimir Putin. Hal itu diungkapkan langsung oleh bos MI6 Richard Moore.
Dalam sebuah pidato yang langka di Praha, Moore mengatakan warga Rusia yang bergulat dengan "hati nurani" di tengah perang Putin di Ukraina akan disambut oleh dinas intelijen tersebut.
“Saya mengundang mereka untuk melakukan apa yang telah dilakukan orang lain selama 18 bulan terakhir ini dan bergandengan tangan dengan kami – pintu kami selalu terbuka,” kata Moore.
“Kami akan menangani tawaran bantuan mereka dengan kebijaksanaan dan profesionalisme yang membuat layanan kami terkenal, rahasia mereka akan selalu aman bersama kami,” tambah Moore seperti dikutip dari Politico, Rabu (19/7/2023).
Sebelumnya langkah serupa juga telah dilakukan badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA. Lewat sebuah video yang dirilis di aplikasi perpesanan Telegram, mereka mendesak warga sipil Rusia yang tidak senang dengan kebijakan Presiden Vladimir Putin untuk memberikan informasi intelijen tentang negaranya.
Video tersebut juga merinci bagaimana informasi dapat dikirim menggunakan browser Tor untuk mengakses dark web dan alat untuk mengenkripsi komunikasi.
Direktur CIA, William Burns mengakui, pihaknya gencar merekrut mata-mata di Rusia memanfaatkan kesempatan melemahnya posisi Presiden Vladimir Putin.
Burns mengatakan bahwa perang di Ukraina telah menjadi kegagalan strategis bagi Rusia dan Putin telah mengubah Rusia menjadi "mitra dan koloni junior" China.
“Ketidakpuasan terhadap perang akan terus menggerogoti kepemimpinan Rusia,” katanya tentang peluang perekrutan mata-mata yang telah diciptakan.
"Kami tidak akan membiarkannya sia-sia," katanya lagi.
Dalam sebuah pidato yang langka di Praha, Moore mengatakan warga Rusia yang bergulat dengan "hati nurani" di tengah perang Putin di Ukraina akan disambut oleh dinas intelijen tersebut.
“Saya mengundang mereka untuk melakukan apa yang telah dilakukan orang lain selama 18 bulan terakhir ini dan bergandengan tangan dengan kami – pintu kami selalu terbuka,” kata Moore.
“Kami akan menangani tawaran bantuan mereka dengan kebijaksanaan dan profesionalisme yang membuat layanan kami terkenal, rahasia mereka akan selalu aman bersama kami,” tambah Moore seperti dikutip dari Politico, Rabu (19/7/2023).
Sebelumnya langkah serupa juga telah dilakukan badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA. Lewat sebuah video yang dirilis di aplikasi perpesanan Telegram, mereka mendesak warga sipil Rusia yang tidak senang dengan kebijakan Presiden Vladimir Putin untuk memberikan informasi intelijen tentang negaranya.
Video tersebut juga merinci bagaimana informasi dapat dikirim menggunakan browser Tor untuk mengakses dark web dan alat untuk mengenkripsi komunikasi.
Direktur CIA, William Burns mengakui, pihaknya gencar merekrut mata-mata di Rusia memanfaatkan kesempatan melemahnya posisi Presiden Vladimir Putin.
Burns mengatakan bahwa perang di Ukraina telah menjadi kegagalan strategis bagi Rusia dan Putin telah mengubah Rusia menjadi "mitra dan koloni junior" China.
“Ketidakpuasan terhadap perang akan terus menggerogoti kepemimpinan Rusia,” katanya tentang peluang perekrutan mata-mata yang telah diciptakan.
"Kami tidak akan membiarkannya sia-sia," katanya lagi.
(ian)