Kelompok Demonstran Kulit Hitam Bersenjata Berat Tuntut Keadilan

Selasa, 28 Juli 2020 - 02:02 WIB
loading...
Kelompok Demonstran Kulit Hitam Bersenjata Berat Tuntut Keadilan
Grand Master Jay (tengah) memimpin grup milisi kulit hitam NFAC di Louisville, Kentucky, AS, 25 Juli. Foto/REUTERS/Bryan Woolston
A A A
LOUISVILLE - Kelompok demonstran kulit hitam bersenjata berat berpawai di Louisville, Kentucky, menuntut keadilan untuk Breonna Taylor.

Taylor merupakan wanita kulit hitam yang tewas pada Maret saat personel polisi menerobos masuk ke apartemennya. Unjuk rasa ini terjadi pada Sabtu (25/7) waktu setempat.

Sejumlah demonstran membawa senapan semi otomatis dan shotgun serta mengenakan baju paramiliter hitam. Mereka berjalan menutup persimpangan saat mereka dipisahkan oleh polisi dari tim anti-demonstran.

Kelompok milisi kulit hitam yang disebut NFAC itu menuntut keadilan bagi Taylor, 26, teknisi medis darurat yang tewas saat baku tembak ketika investigator narkoba memburu seseorang yang masuk ke rumahnya di Louisville, empat bulan lalu.

Seorang personel polisi dalam penggerebekan itu dipecat oleh departemen kepolisian setempat pada Juni. Dua personil lainnya diberi sanksi administratif. Tak ada dakwaan yang diajukan pada ketiga personel polisi itu.

Ketua NFAC John “Grandmaster Jay” Johnson mendesak para pejabat mempercepat investigasi kematian wanita itu dan transparan.

“Jika Anda tidak memberi tahu kami apapun kami akan berpikir bahwa Anda tidak melakukan apapun,” papar Johnson saat unjuk rasa. (Lihat Infografis: Foto Satelit Ungkap Rusia Pasok Senjata ke Pemberontak Libya)

Kematian Taylor kembali disoroti setelah kematian warga kulit hitam George Floyd yang memicu unjuk rasa nasional mengecam kebrutalan polisi dan bias rasial dalam sistem peradilan kriminal AS. (Lihat Video: Akses Jalan Ditembok Seorang Warga di Jatim Kesulitan Masuk ke Rumahnya Sendiri)

NFAC pertama kali menarik perhatian pada 4 Juli saat berunjuk rasa di Stone Mountain Park menuntut dipindahkannya ukiran baru raksasa Konfederasi di lokasi yang dianggap sebagai monumen rasisme. (Baca Juga: Rusia Sukses Tes Tembak Rudal Hipersonik Zircon, AS Mulai Khawatir)
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1405 seconds (0.1#10.140)