Jadi Kawan Kental, tapi Erdogan 2 Kali Memukul Telak Putin
loading...
A
A
A
VILNIUS - Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan selama ini menggembar-gemborkan "hubungan istimewanya" dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun dalam waktu yang berdekatan, dia justru memberikan pukulan telak kepada pemimpin Kremlin tersebut.
Pertama, pada Sabtu pekan lalu, pemerintah Erdogan membebaskan para komandan Resimen Azov Ukraina yang ditahan di bawah kesepakatan pertukaran tahanan. Tak hanya itu, pemimpin Turkiye itu juga menyebut Ukraina layak menjadi anggota baru NATO.
Langkah itu dianggap para komentator Rusia sebagai pengkhianatan Erogan terhadap Putin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutnya sebagai "pelanggaran" kepercayaan.
“Tidak ada yang memberi tahu Rusia tentang transfer itu,” kata Peskov merujuk pada pembebasan komandan Resimen Azov.
“Mereka seharusnya tinggal di Turkiye sampai akhir konflik," lanjut Peskov.
Kedua, pada Senin (10/7/2023), Erdogan secara mengejutkan mendukung Swedia bergabung dengan NATO. Ini akan menjadi pukulan telak kedua bagi Putin yang sejak awal menentang keras ekspansi NATO ke dekat wilayah Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pemimpin Turkiye setuju untuk mendukung aplikasi Swedia dan meneruskan proposal ke anggota Parlemen di Ankara untuk diratifikasi.
Komentar Stoltenberg muncul setelah dia menjadi tuan rumah pertemuan antara Erdogan dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada hari Senin di Vilnius.
Pertama, pada Sabtu pekan lalu, pemerintah Erdogan membebaskan para komandan Resimen Azov Ukraina yang ditahan di bawah kesepakatan pertukaran tahanan. Tak hanya itu, pemimpin Turkiye itu juga menyebut Ukraina layak menjadi anggota baru NATO.
Langkah itu dianggap para komentator Rusia sebagai pengkhianatan Erogan terhadap Putin.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyebutnya sebagai "pelanggaran" kepercayaan.
“Tidak ada yang memberi tahu Rusia tentang transfer itu,” kata Peskov merujuk pada pembebasan komandan Resimen Azov.
“Mereka seharusnya tinggal di Turkiye sampai akhir konflik," lanjut Peskov.
Kedua, pada Senin (10/7/2023), Erdogan secara mengejutkan mendukung Swedia bergabung dengan NATO. Ini akan menjadi pukulan telak kedua bagi Putin yang sejak awal menentang keras ekspansi NATO ke dekat wilayah Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pemimpin Turkiye setuju untuk mendukung aplikasi Swedia dan meneruskan proposal ke anggota Parlemen di Ankara untuk diratifikasi.
Komentar Stoltenberg muncul setelah dia menjadi tuan rumah pertemuan antara Erdogan dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson pada hari Senin di Vilnius.