Pengacau Sinyal Rusia Sukses 'Lumpuhkan' Bom Pintar Ukraina

Selasa, 04 Juli 2023 - 15:52 WIB
loading...
Pengacau Sinyal Rusia Sukses Lumpuhkan Bom Pintar Ukraina
Pengacau sinyal R-330Zh Zhitel. Foto/Army Recognition
A A A
LONDON - Pengacauan sinyal yang dilakukan pasukan Rusia sangat efektif sehingga Ukraina - serta Amerika Serikat (AS) dan NATO - tidak dapat lagi berasumsi bahwa bom pintar Joint Direct Attack Munition (JDAM) sab senjata pintar lainnya akan mencapai target.

Itulah kesimpulan dari sebuah analisis oleh Royal United Services Institute (RUSI) Inggris.

"Jamming tidak menyebabkan JDAM berhenti bekerja, tetapi mempertaruhkan keakuratannya," menurut peneliti RUSI, Thomas Withington, seperti dikutip dari Insider, Selasa (4/7/2023).

Sementara pemutakhiran anti-jamming ke JDAM dapat mengurangi masalah, sistem perang elektronik Rusia dapat dengan mudah meredam sinyal panduan GPS dari satelit.

"Masalahnya mungkin karena kekuatan sinyal gangguan yang bisa ditahan," kata Withington.

Peringatan itu muncul setelah dokumen Pentagon yang bocor pada bulan April mengungkapkan kekhawatiran bahwa gangguan Rusia mengurangi keakuratan senjata yang dipandu milik Amerika, termasuk roket JDAM dan HIMARS.

Efeknya pada JDAM sangat signifikan, karena ini bisa dibilang merupakan bom pintar yang paling sederhana dan hemat biaya. Dengan memasang sirip dan sistem panduan GPS pada bom "bodoh" kuno yang murah, Ukraina dapat memproduksi senjata berpemandu jarak jauh dengan biaya yang lebih murah daripada amunisi berpemandu presisi khusus yang pasokannya terbatas.

Bom JDAM Extended Range yang dikirim ke Ukraina dilaporkan memiliki jangkauan hingga 50 mil, memungkinkan pesawat peluncur tetap aman di luar jangkauan pertahanan udara Rusia.



Amunisi yang dipandu GPS ini awalnya menawarkan harapan kepada Ukraina untuk mengimbangi keunggulan Rusia dalam hal tenaga kerja dan senjata. Memang, HIMARS terbukti sangat penting dalam serangan balasan terbatas Ukraina pada musim panas 2022, saat roket menghancurkan markas Rusia dan tempat penimbunan pasokan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1184 seconds (0.1#10.140)