Penembak Massal di Kelab Malam LGBT Ini Dihukum Penjara 2.208 Tahun
loading...
A
A
A
Dia tidak berbicara selama sidang vonis, tetapi pengacaranya; Joseph Archambault, mengatakan kliennya sangat menyesal atas penembakan massal tersebut.
Sementara Colorado telah mengakhiri hukuman mati, Aldrich masih dapat menghadapi hukuman mati jika jaksa memilih untuk menuntutnya berdasarkan undang-undang federal. Penyelidikan federal atas serangan itu sedang berlangsung.
Terdakwa, yang dipantau pihak berwenang pada bulan-bulan sebelum serangan, ditangkap pada Juni 2021 setelah ibunya melaporkan bahwa dia mengancam akan meledakkan bom dan menyakitinya.
Kasus itu kemudian dibatalkan setelah ibu Aldrich menolak bersaksi melawan putranya.
Penembakan Club Q mencerminkan pembantaian tahun 2016 di kelab LGBT di Orlando, Florida, di mana seorang pria bersenjata membunuh 49 orang dan melukai 53 lainnya sebelum dia ditembak mati oleh polisi.
Selama pertikaian dengan penegak hukum sebelum dinetralkan, penyerang; Omar Mateen, menyatakan kesetiaannya kepada kelompok teroris ISIS, membuat FBI menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris.
Sementara Colorado telah mengakhiri hukuman mati, Aldrich masih dapat menghadapi hukuman mati jika jaksa memilih untuk menuntutnya berdasarkan undang-undang federal. Penyelidikan federal atas serangan itu sedang berlangsung.
Terdakwa, yang dipantau pihak berwenang pada bulan-bulan sebelum serangan, ditangkap pada Juni 2021 setelah ibunya melaporkan bahwa dia mengancam akan meledakkan bom dan menyakitinya.
Kasus itu kemudian dibatalkan setelah ibu Aldrich menolak bersaksi melawan putranya.
Penembakan Club Q mencerminkan pembantaian tahun 2016 di kelab LGBT di Orlando, Florida, di mana seorang pria bersenjata membunuh 49 orang dan melukai 53 lainnya sebelum dia ditembak mati oleh polisi.
Selama pertikaian dengan penegak hukum sebelum dinetralkan, penyerang; Omar Mateen, menyatakan kesetiaannya kepada kelompok teroris ISIS, membuat FBI menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris.
(mas)