6 Fakta BRICS Summit 2023 di Afrika Selatan, Nomor 4 Paling Ditunggu
loading...
A
A
A
Penentang label tersebut mengatakan negara-negara itu terlalu beragam untuk dikelompokkan bersama seperti ini dan itu sebenarnya hanyalah taktik pemasaran Goldman Sachs.
Tapi apa yang mungkin dimulai sebagai taktik pemasaran untuk mendorong investor telah berkembang menjadi platform kerjasama antar pemerintah yang serupa dengan G7.
Pada tahun 2009, keempat negara bertemu untuk pertemuan puncak pertama mereka di Yekaterinburg Rusia. Pada tahun 2010, Afrika Selatan diundang untuk bergabung dengan grup tersebut, menambahkan "S" ke BRICS.
Pada tahun 2014, dengan modal awal sebesar USD50 miliar, negara-negara BRICS meluncurkan Bank Pembangunan Baru sebagai alternatif dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
Selain itu, mereka menciptakan mekanisme likuiditas yang disebut Pengaturan Cadangan Kontinjensi untuk mendukung anggota yang kesulitan dalam pembayaran.
Tawaran ini tidak hanya menarik bagi negara-negara BRICS itu sendiri, tetapi juga bagi banyak negara berkembang lainnya yang memiliki pengalaman menyakitkan dengan program penyesuaian struktural dan langkah-langkah penghematan IMF.
Inilah mengapa banyak negara mengatakan mereka mungkin tertarik untuk bergabung dengan kelompok BRICS.
Bank BRICS terbuka untuk anggota baru. Pada tahun 2021, Mesir, Uni Emirat Arab, Uruguay, dan Bangladesh mengambil bagian.
Namun, ini jauh lebih rendah dari masing-masing USD10 miliar investasi yang dilakukan oleh anggota pendiri bank.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Afrika Selatan Naledi Pandor mengatakan minat dunia terhadap kelompok BRICS "besar".
Tapi apa yang mungkin dimulai sebagai taktik pemasaran untuk mendorong investor telah berkembang menjadi platform kerjasama antar pemerintah yang serupa dengan G7.
Pada tahun 2009, keempat negara bertemu untuk pertemuan puncak pertama mereka di Yekaterinburg Rusia. Pada tahun 2010, Afrika Selatan diundang untuk bergabung dengan grup tersebut, menambahkan "S" ke BRICS.
3. Menantang Model Bank Dunia
Pada tahun 2014, dengan modal awal sebesar USD50 miliar, negara-negara BRICS meluncurkan Bank Pembangunan Baru sebagai alternatif dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional.
Selain itu, mereka menciptakan mekanisme likuiditas yang disebut Pengaturan Cadangan Kontinjensi untuk mendukung anggota yang kesulitan dalam pembayaran.
Tawaran ini tidak hanya menarik bagi negara-negara BRICS itu sendiri, tetapi juga bagi banyak negara berkembang lainnya yang memiliki pengalaman menyakitkan dengan program penyesuaian struktural dan langkah-langkah penghematan IMF.
Inilah mengapa banyak negara mengatakan mereka mungkin tertarik untuk bergabung dengan kelompok BRICS.
Bank BRICS terbuka untuk anggota baru. Pada tahun 2021, Mesir, Uni Emirat Arab, Uruguay, dan Bangladesh mengambil bagian.
Namun, ini jauh lebih rendah dari masing-masing USD10 miliar investasi yang dilakukan oleh anggota pendiri bank.
4. Banyak Anggota Baru Segera Gabung
Menteri Luar Negeri (Menlu) Afrika Selatan Naledi Pandor mengatakan minat dunia terhadap kelompok BRICS "besar".