6 Kejutan dalam Serangan Balasan Ukraina, Nomor 2 Paling Dibenci AS dan Rusia

Selasa, 20 Juni 2023 - 14:10 WIB
loading...
A A A
Konflik tersebut pada dasarnya bisa menjadi perang gesekan, di mana kedua belah pihak mencoba untuk melemahkan satu sama lain hingga mencapai titik kehancuran.

“Tidak jelas pihak mana yang bisa bertahan lebih lama. Sementara Ukraina mendapat bantuan yang signifikan dari Barat, Rusia memiliki lebih banyak tenaga kerja dan dapat mengorban banyak orang," kata Jones.

Namun, penting untuk dicatat bahwa militer Rusia telah melemah secara signifikan akibat konflik ini, mengalami kerugian besar dalam hal tentara dan senjata.

Jenderal Mark Milley, ketua Kepala Staf Gabungan AS, mengatakan bahwa menurutnya kemungkinan perang selama beberapa dekade, karena Rusia akan berjuang untuk mencapai tujuannya secara militer.

Namun, tenaga kerja Rusia membuat Ukraina tidak mungkin dapat merebut kembali semua wilayahnya.

"Itu berarti pertempuran akan berlanjut, akan berdarah, akan sulit. Dan pada titik tertentu, kedua belah pihak akan merundingkan penyelesaian atau mereka akan sampai pada kesimpulan militer," katanya.

Putin telah berulang kali membuat ancaman nuklir sejak dia memulai invasi ke Ukraina dan mengklaim itu bukan gertakan.

Negara-negara Barat dan para ahli terbagi tentang seberapa serius menanggapi ancaman tersebut.

Jones mengatakan bahwa ada risiko besar dalam penggunaan senjata nuklir, termasuk kejatuhan nuklir di wilayah Rusia sendiri.

Jika pasukan Rusia menghadapi kekalahan militer skala penuh, Putin dapat menggunakan senjata nuklir di medan perang, tetapi Jones mengatakan risiko kemungkinan akan lebih besar daripada manfaatnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1125 seconds (0.1#10.140)