6 Kejutan dalam Serangan Balasan Ukraina, Nomor 2 Paling Dibenci AS dan Rusia
loading...
A
A
A
KYIV - Serangan balasan Ukraina ke wilayah yang dikuasai tentara Rusia menjadi penentu masa depan dan kelanjutan perang tersebut. Namun, serangan balasan tersebut memiliki banyak kejutan yang tidak dapat diprediksi.
Kejutan tersebut itu ditentukan dengan kondisi di lapangan dari detik demi detik. Itu juga dipengaruhi kebijakan dan strategi militer yang ditempuh militer Ukraina dan Rusia.
Perang Rusia di Ukraina telah berkecamuk selama lebih dari setahun, dan masih belum ada akhir yang jelas dari konflik tersebut.
Padahal, ribuan tentara telah tewas, seluruh kota telah menjadi tumpukan puing, ada dugaan kekejaman oleh penjajah Rusia, dan jutaan orang telah menjadi pengungsi karena Rusia telah menduduki petak-petak wilayah di selatan dan timur negara itu.
Dengan perang darat terbesar di Eropa sejak 1945 kini memasuki fase baru. “Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah serangan balasan akan berhasil, arah konflik akan sangat bergantung pada beberapa hal,” Seth Jones, direktur Program Keamanan Internasional Pusat Kajian Strategis dan Internasional, kepada Insider.
Foto/Reuters
“Tahap konflik selanjutnya akan ditentukan oleh seberapa cepat atau lambat Ukraina mampu merebut kembali wilayah dalam serangan balasannya”, kata Jones.
Jika Ukraina macet, itu bisa meningkatkan prospek diskusi dengan Rusia, kata Jone, maka kemungkinan gencatan senjata akan didorong oleh beberapa negara Barat.
“Namun, jika Ukraina mampu mengurangi jumlah wilayah yang dikuasai Rusia dari 20% saat ini menjadi sekitar 10-15%, akan lebih kecil kemungkinannya untuk bernegosiasi,” tambahnya.
Negosiasi dapat mengarah pada gencatan senjata sementara, yang dapat berakhir dengan situasi yang mirip dengan perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan, di mana tidak ada pihak yang mengakui bahwa perang telah berakhir.
“Itu mungkin tidak akan menjadi akhir, itu akan menjadi keadaan peperangan aktif yang menurun, setidaknya untuk sementara, dan itu menjadi sesuatu yang lebih dekat dengan konflik beku yang dapat memanas atau mendingin tergantung pada berbagai faktor,” kata Jones.
Kejutan tersebut itu ditentukan dengan kondisi di lapangan dari detik demi detik. Itu juga dipengaruhi kebijakan dan strategi militer yang ditempuh militer Ukraina dan Rusia.
Perang Rusia di Ukraina telah berkecamuk selama lebih dari setahun, dan masih belum ada akhir yang jelas dari konflik tersebut.
Padahal, ribuan tentara telah tewas, seluruh kota telah menjadi tumpukan puing, ada dugaan kekejaman oleh penjajah Rusia, dan jutaan orang telah menjadi pengungsi karena Rusia telah menduduki petak-petak wilayah di selatan dan timur negara itu.
Dengan perang darat terbesar di Eropa sejak 1945 kini memasuki fase baru. “Masih terlalu dini untuk mengetahui apakah serangan balasan akan berhasil, arah konflik akan sangat bergantung pada beberapa hal,” Seth Jones, direktur Program Keamanan Internasional Pusat Kajian Strategis dan Internasional, kepada Insider.
Berikut adalah 6 kejutan dalam serangan balasan Ukraina yang sangat mempengaruhi kelanjutan invasi Rusia.
1. Gencatan Senjata
Foto/Reuters
“Tahap konflik selanjutnya akan ditentukan oleh seberapa cepat atau lambat Ukraina mampu merebut kembali wilayah dalam serangan balasannya”, kata Jones.
Jika Ukraina macet, itu bisa meningkatkan prospek diskusi dengan Rusia, kata Jone, maka kemungkinan gencatan senjata akan didorong oleh beberapa negara Barat.
“Namun, jika Ukraina mampu mengurangi jumlah wilayah yang dikuasai Rusia dari 20% saat ini menjadi sekitar 10-15%, akan lebih kecil kemungkinannya untuk bernegosiasi,” tambahnya.
Negosiasi dapat mengarah pada gencatan senjata sementara, yang dapat berakhir dengan situasi yang mirip dengan perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan, di mana tidak ada pihak yang mengakui bahwa perang telah berakhir.
“Itu mungkin tidak akan menjadi akhir, itu akan menjadi keadaan peperangan aktif yang menurun, setidaknya untuk sementara, dan itu menjadi sesuatu yang lebih dekat dengan konflik beku yang dapat memanas atau mendingin tergantung pada berbagai faktor,” kata Jones.