Pertama Kalinya, Putin Ungkap Rincian Draf Perjanjian Netralitas Ukraina

Minggu, 18 Juni 2023 - 10:44 WIB
loading...
Pertama Kalinya, Putin...
Presiden Rusia Vladimir Putin menunjukkan draft perjanjian netralitas Ukraina kepada delegasi pemimpin Afrika. Foto/Russia Today
A A A
MOKSOW - Moskow dan Kiev menyepakati persyaratan umum jaminan netralitas dan keamanan Ukraina selama negosiasi perdamaian pada Maret 2022, tetapi Kiev kemudian tiba-tiba membuang dokumen yang telah ditandatangani delegasinya.

Hal itu diungkapkan Presiden Rusia Vladimir Putin selama pertemuan dengan sekelompok pemimpin Afrika di St. Petersburg. itu adalah pertama kalinya Putin menunjukkan draf dokumen yang sedang dibahas oleh utusan Rusia dan Ukraina di Turki lebih dari setahun yang lalu.

Menurut Putin, dokumen berjudul Perjanjian tentang Netralitas Permanen dan Jaminan Keamanan untuk Ukraina telah ditandatangani oleh delegasi Ukraina.

Rancangan tersebut menetapkan bahwa Ukraina harus mengabadikan "netralitas permanen" dalam Konstitusinya. Rusia, Amerika Serikat (AS), Inggris, China, dan Prancis terdaftar sebagai penjamin.

Adendum draf tersebut, juga ditunjukkan oleh Putin, menguraikan proposal Rusia dan Ukraina mengenai ukuran tentara tetap Ukraina selama masa damai, serta perlengkapannya. Moskow mengusulkan untuk membatasi jumlah personel militer sebanyak 85.000 dan jumlah anggota Garda Nasional sebanyak 15.000. Sementara itu, Kiev mengusulkan agar Angkatan Bersenjatanya memiliki hingga 250.000 tentara.



Moskow menyarankan agar Ukraina diizinkan memiliki 342 tank, 1.029 kendaraan lapis baja, 96 peluncur roket ganda, 50 pesawat tempur, dan 52 pesawat “tambahan”. Sedangkan Kiev mendukung memiliki 800 tank, 2.400 kendaraan lapis baja, 600 peluncur roket ganda, 74 pesawat tempur, dan 86 pesawat "tambahan".

Kedua belah pihak juga bertukar proposal tentang pembatasan mortir Ukraina, senjata anti-tank, dan sistem rudal anti-udara, di antara peralatan lainnya.

Negosiasi tersebut secara efektif gagal pada musim semi 2022 tak lama setelah pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh warga sipil di beberapa kota kecil di sekitar Kiev. Tuduhan itu dibuat segera setelah tentara Rusia menarik diri dari daerah di luar ibukota Ukraina dalam apa yang digambarkan Kremlin pada saat itu sebagai "isyarat niat baik." Moskow sejak itu berulang kali membantah melakukan kekejaman di Ukraina.

Berbicara pada hari Sabtu, Putin mengatakan bahwa Ukraina bertanggung jawab atas sabotase negosiasi.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
Lukashenko Sebut Sekutu...
Lukashenko Sebut Sekutu NATO Sekarang Diam setelah Belarusia Dilindungi Senjata Nuklir Rusia
Jerman Siap Kirim Rudal...
Jerman Siap Kirim Rudal Canggih Taurus ke Ukraina untuk Melawan Rusia
Trump: Jutaan Orang...
Trump: Jutaan Orang Tewas karena Putin, Biden, dan Zelensky
Versi Rusia, Serangan...
Versi Rusia, Serangan Rudalnya di Sumy Tewaskan 60 Komandan Ukraina dan NATO
Rusia Akan Tempatkan...
Rusia Akan Tempatkan Pesawat Militer di Papua, Australia Minta Penjelasan Indonesia
Presiden Singapura Shanmugaratnam...
Presiden Singapura Shanmugaratnam Bubarkan Parlemen, Pemilu Digelar 3 Mei
Rekomendasi
Sambut A Minecraft Movie,...
Sambut A Minecraft Movie, Cinepolis Cinemas Luncurkan Virtual Cinema Experience
Mahasiswi UB Diduga...
Mahasiswi UB Diduga Jadi Korban Pemerkosaan Mahasiswa UIN Malang, Begini Kronologinya
5 Ciri-ciri Otak Mulai...
5 Ciri-ciri Otak Mulai Rusak Akibat PMO, Waspada Sulit Konsentrasi
Berita Terkini
Mampukah PM Singapura...
Mampukah PM Singapura Lawrence Wong Lepas dari Bayang-bayang Dinasti Lee Kuan Yew?
2 jam yang lalu
4 Alasan Australia Sangat...
4 Alasan Australia Sangat Takut dengan Isu Putin Ingin Gunakan Pangkalan Militer di Papua
5 jam yang lalu
Australia Protes ke...
Australia Protes ke Indonesia Terkait Rusia Minta Gunakan Pangkalan Militer di Papua
5 jam yang lalu
Panglima Militer Israel...
Panglima Militer Israel Sebut Tujuan Perang Gaza Tidak Akan Tercapai, Ini 3 Pemicunya
7 jam yang lalu
Siapa Syekh Mishary?...
Siapa Syekh Mishary? Imam Kuwait yang Pernah Mengkritik Hamas dan Selalu Memuji Raja Salman
7 jam yang lalu
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
9 jam yang lalu
Infografis
Tentara China Ikut Perang...
Tentara China Ikut Perang Bantu Rusia Melawan Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved