Soal Penggunaan Senjata Nuklir, Ini Penjelasan Putin
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia akan menggunakan persenjataan nuklirnya hanya jika dihadapkan pada ancaman eksistensial. Ia lantas memperingatkan bahwa pembicaraan terus menerus tentang senjata semacam itu menurunkan ambang batas untuk benar-benar menggunakannya.
Putin membuat pernyataan itu selama Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang sikapnya dalam menggunakan senjata nuklir taktis hasil rendah sebagai pencegah.
Putin mengatakan sikapnya tentang gagasan penggunaan senjata semacam itu "negatif" dan merujuk pada doktrin nuklir Moskow.
“Senjata nuklir dibuat untuk memastikan keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia. Tapi kami, pertama, tidak memiliki kebutuhan seperti itu, dan kedua, fakta membahas topik ini sudah menurunkan ambang batas penggunaan persenjataan (nuklir),” ujarnya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (17/6/2023).
Pada saat yang sama, Putin mengatakan Moskow tidak akan terlibat dalam pembicaraan perlucutan senjata nuklir dengan kolektif Barat, mengingat pengurangan persenjataan negara akan merugikannya.
“Kami memiliki lebih banyak persenjataan semacam itu daripada negara-negara NATO. Mereka tahu itu dan selalu berusaha membujuk kami untuk memulai negosiasi pengurangan. Gila bagi mereka, Anda tahu, seperti yang dikatakan orang-orang kami,” kata presiden Rusia itu.
Putin juga menyentuh penyebaran senjata nuklir taktis Rusia di Belarusia, menyatakan bahwa proses tersebut telah dimulai dan akan selesai pada akhir tahun ini.
Konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev, yang dianggap oleh Rusia sebagai perang proksi yang lebih luas dengan kolektif Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS), telah menghidupkan kembali ketakutan akan perang nuklir habis-habisan.
Sementara para pejabat Barat telah berulang kali menuduh Rusia melakukan retorika nuklir “sembrono”, Moskow menegaskan postur nuklirnya tidak berubah dan persenjataan hanya dapat digunakan dalam keadaan luar biasa yang mengancam kedaulatan negara, integritas teritorial, dan keberadaannya.
Putin membuat pernyataan itu selama Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang sikapnya dalam menggunakan senjata nuklir taktis hasil rendah sebagai pencegah.
Putin mengatakan sikapnya tentang gagasan penggunaan senjata semacam itu "negatif" dan merujuk pada doktrin nuklir Moskow.
“Senjata nuklir dibuat untuk memastikan keamanan kami dalam arti luas dan keberadaan negara Rusia. Tapi kami, pertama, tidak memiliki kebutuhan seperti itu, dan kedua, fakta membahas topik ini sudah menurunkan ambang batas penggunaan persenjataan (nuklir),” ujarnya seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (17/6/2023).
Pada saat yang sama, Putin mengatakan Moskow tidak akan terlibat dalam pembicaraan perlucutan senjata nuklir dengan kolektif Barat, mengingat pengurangan persenjataan negara akan merugikannya.
“Kami memiliki lebih banyak persenjataan semacam itu daripada negara-negara NATO. Mereka tahu itu dan selalu berusaha membujuk kami untuk memulai negosiasi pengurangan. Gila bagi mereka, Anda tahu, seperti yang dikatakan orang-orang kami,” kata presiden Rusia itu.
Putin juga menyentuh penyebaran senjata nuklir taktis Rusia di Belarusia, menyatakan bahwa proses tersebut telah dimulai dan akan selesai pada akhir tahun ini.
Konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev, yang dianggap oleh Rusia sebagai perang proksi yang lebih luas dengan kolektif Barat yang dipimpin Amerika Serikat (AS), telah menghidupkan kembali ketakutan akan perang nuklir habis-habisan.
Sementara para pejabat Barat telah berulang kali menuduh Rusia melakukan retorika nuklir “sembrono”, Moskow menegaskan postur nuklirnya tidak berubah dan persenjataan hanya dapat digunakan dalam keadaan luar biasa yang mengancam kedaulatan negara, integritas teritorial, dan keberadaannya.
(ian)