Salat Jumat Perdana di Hagia Sophia Disambut Antusias
loading...
A
A
A
ISTANBUL - Difungsikannya kembali Hagia Sophia di Istanbul, Turki, sebagai masjid setelah 86 tahun menjadi museum mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat setempat. Ini terlihat dari antusiasme masyarakat yang hadir untuk melaksanakan salat Jumat perdana kemarin.
Saking antusiasnya, sejak Kamis (23/7/2020) malam banyak masyarakat berdatangan ke kompleks bangunan bersejarah yang dibangun di era Bizantium pada 537 Masehi itu. Mereka pun ramai-ramai menggelar sajadah.
Koresponden SINDOnews.com, Savran Billahi yang berada di Istanbul, melaporkan, musim panas yang saat ini sedang berlangsung di Turki turut mendukung masyarakat sekitar keluar rumah dan beraktivitas di sekitar Kompleks Hagia Sophia.
Padatnya jamaah yang memadati kompleks yang dibangun di era Kaisar Bizantium, Justinian I, itu memang sudah diprediksi sebelumnya oleh Pemerintah Turki. Karena itu, otoritas setempat telah mengondisikan wilayah sekitar Hagia Sophia. (Baca: Shalat Jumat Pertama di Hagia Sophia Terbuka untuk Laki-laki dan Perempuan)
Daerah Beyazit hingga Eminonu yang merupakan jalur tramvay dari dan ke Hagia Sophia, ditutup sejak Kamis malam pukul 20.00. Jalan Ataturk Bulvari Gaazi Mustafa Kemal Pasa dan akses dari Jembatan Galata juga ditutup untuk kendaraan bermotor sejak waktu yang sama. Otomatis, Kompleks Hagia Sophia hanya bagi toko-toko, hotel, dan pedestrian.
Menjelang pelaksanaan salat Jumat kemarin, Hagia Sophia yang awalnya direncanakan dibuka pukul 10.000 waktu Turki dibuka lebih cepat menjadi pukul 09.00. Hal ini dilakukan untuk merespons membeludaknya jamaah.
Pada Jumat kemarinbangunan yang pernah berfungsi sebagai gereja pada zaman kekuasaan Romawi dan Yunani itu sudah didatangi jamaah sejak subuh. Mereka rela menunggu masuk ke Hagia Sophia. Bahkan, banyak di antara mereka yang menginap di jalanan dan antre di pintu masuk lapangan Kompleks Hagia Sophia yang dibatasi pagar pembatas. Lantunan takbir dan salawat berjamaah tak henti-hentinya berkumandang.
Di area tersebut petugas setempat memberlakukan protokol kesehatan dengan memberlakukan physical distancing. Jamaah yang hadir sesekali berdiri mengumandangkan takbir dan berteriak, "Dengan zikir, Hagia Sophia kami dibuka." (Baca juga: Iran Marah Besar dengan Aksi Ugal-ugalan Pilot Jet Tempur AS)
Untuk mengatur jamaah yang membeludak Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya membagi tempat salat. Lantaran sedang berada dalam kondisi pandemi Covid-19, tempat salat difokuskan pada ruang terbuka di luar masjid. "Karena epidemi, lima ruang terbuka yang berbeda, dua untuk wanita dan tiga untuk pria, ditetapkan sebagai tempat salat untuk para tamu kami di dan sekitar Masjid Hagia Sophia," kata Gubernur Yerliyaka.
Tempat jamaah pria terkonsentrasi di Lapangan Ayasofya, Lapangan Sultanahmet, dan Jalan Yerebatan. Jamaah perempuan diletakkan di Sultanahmet Turbesi dan Lapangan Parkir Mehmet Akif. Adapun ruang dalam Masjid Hagia Sophia difokuskan untuk 500 undangan dari Badan Urusan Agama (Diyanet) Turki.
Dihadiri Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan ribuan muslim saat melaksanakan salat Jumat untuk pertama kalinya di Hagia Sophia setelah 86 tahun dijadikan museum. Dia bersama para menterinya mengenakan masker putih sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Sebelum mengikuti salat berjamaah, ribuan warga Turki harus menjalani proses pemeriksaan temperatur tubuh dan keamanan. Mereka yang tidak bisa masuk ke bangunan berusia 1.500 tahun itu pun terpaksa menggelar sajadah di halaman hingga gedung di Alun-Alun Sultanahmet.
“Kami mengakhiri penantian selama 86 tahun,” kata Sait Colak, seorang anggota jamaah salat Jumat, dilansir Reuters. “Terima kasih kepada presiden kita dan keputusan pengadilan sehingga kita hari ini (kemarin) bisa melaksanakan salat Jumat di Hagia Sophia.” (Baca juga: FPI Gerebek Kafe di Makassar, Ratusan Botol Miras Disita)
Sebelumnya, pada Jumat (10/7/2020) lalu Erdogan menandatangani dekrit yang menjadi dasar hukum perubahan status Hagia Sophia di Istambul, dari museum menjadi masjid. Dekrit tersebut dikeluarkan setelah Mahkamah Agung Turki mengumumkan bahwa lembaga itu menganulir status Hagia Sophia sebagai museum.
Hagia Sophia yang semula berada di Konstantinopel sebelumnya digunakan sebagai gereja selama 900 tahun, era Bizantium, Romawi, hingga kekuasaan Yunani. Namun. pada 1543, saat Kesultanan Utsmani (Sultan Mehmed II) menguasai Hagia Sophia sekaligus mengubah nama Konstantinopel menjadi Istanbul, bangunan itu diubah fungsinya menjadi masjid hingga runtuhnya kekuasaan Ustmani pada 1922.
Pada 1935 Presiden Turki Mustafa Kemal Ataturk, yang dikenal sekuler, memutuskan menutup Masjid Hagia Sohia atau Aya Sophia dan menjadikannya sebagai museum.
Kemudian 17 tahun terakhir Turki dalam kepemimpinan Erdogan. Orang nomor satu di Turki ini memang menggunakan Islam sebagai senjata utama untuk meraih dukungan. Dia mendapatkan simpati penuh setelah menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid. “Muslim seharusnya diperbolehkan salat lagi di sana,” katanya berulang kali saat kampanye lokal tahun lalu. (Lihat videonya: Usai Memesan Minuman, Seorang Pengunjung Warop Tiba-tiba Meninggal)
Erdogan pun mengabaikan kritikan para pemimpin gereja dan komunitas internasional lain. Turki hanya berdalih akan tetap membuka Hagia Sophia untuk wisatawan dan seni peninggalan Kristen tetap akan dilindungi. (M Shamil/Andika H M/Faorick Pakpahan)
Saking antusiasnya, sejak Kamis (23/7/2020) malam banyak masyarakat berdatangan ke kompleks bangunan bersejarah yang dibangun di era Bizantium pada 537 Masehi itu. Mereka pun ramai-ramai menggelar sajadah.
Koresponden SINDOnews.com, Savran Billahi yang berada di Istanbul, melaporkan, musim panas yang saat ini sedang berlangsung di Turki turut mendukung masyarakat sekitar keluar rumah dan beraktivitas di sekitar Kompleks Hagia Sophia.
Padatnya jamaah yang memadati kompleks yang dibangun di era Kaisar Bizantium, Justinian I, itu memang sudah diprediksi sebelumnya oleh Pemerintah Turki. Karena itu, otoritas setempat telah mengondisikan wilayah sekitar Hagia Sophia. (Baca: Shalat Jumat Pertama di Hagia Sophia Terbuka untuk Laki-laki dan Perempuan)
Daerah Beyazit hingga Eminonu yang merupakan jalur tramvay dari dan ke Hagia Sophia, ditutup sejak Kamis malam pukul 20.00. Jalan Ataturk Bulvari Gaazi Mustafa Kemal Pasa dan akses dari Jembatan Galata juga ditutup untuk kendaraan bermotor sejak waktu yang sama. Otomatis, Kompleks Hagia Sophia hanya bagi toko-toko, hotel, dan pedestrian.
Menjelang pelaksanaan salat Jumat kemarin, Hagia Sophia yang awalnya direncanakan dibuka pukul 10.000 waktu Turki dibuka lebih cepat menjadi pukul 09.00. Hal ini dilakukan untuk merespons membeludaknya jamaah.
Pada Jumat kemarinbangunan yang pernah berfungsi sebagai gereja pada zaman kekuasaan Romawi dan Yunani itu sudah didatangi jamaah sejak subuh. Mereka rela menunggu masuk ke Hagia Sophia. Bahkan, banyak di antara mereka yang menginap di jalanan dan antre di pintu masuk lapangan Kompleks Hagia Sophia yang dibatasi pagar pembatas. Lantunan takbir dan salawat berjamaah tak henti-hentinya berkumandang.
Di area tersebut petugas setempat memberlakukan protokol kesehatan dengan memberlakukan physical distancing. Jamaah yang hadir sesekali berdiri mengumandangkan takbir dan berteriak, "Dengan zikir, Hagia Sophia kami dibuka." (Baca juga: Iran Marah Besar dengan Aksi Ugal-ugalan Pilot Jet Tempur AS)
Untuk mengatur jamaah yang membeludak Gubernur Istanbul Ali Yerlikaya membagi tempat salat. Lantaran sedang berada dalam kondisi pandemi Covid-19, tempat salat difokuskan pada ruang terbuka di luar masjid. "Karena epidemi, lima ruang terbuka yang berbeda, dua untuk wanita dan tiga untuk pria, ditetapkan sebagai tempat salat untuk para tamu kami di dan sekitar Masjid Hagia Sophia," kata Gubernur Yerliyaka.
Tempat jamaah pria terkonsentrasi di Lapangan Ayasofya, Lapangan Sultanahmet, dan Jalan Yerebatan. Jamaah perempuan diletakkan di Sultanahmet Turbesi dan Lapangan Parkir Mehmet Akif. Adapun ruang dalam Masjid Hagia Sophia difokuskan untuk 500 undangan dari Badan Urusan Agama (Diyanet) Turki.
Dihadiri Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bergabung dengan ribuan muslim saat melaksanakan salat Jumat untuk pertama kalinya di Hagia Sophia setelah 86 tahun dijadikan museum. Dia bersama para menterinya mengenakan masker putih sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.
Sebelum mengikuti salat berjamaah, ribuan warga Turki harus menjalani proses pemeriksaan temperatur tubuh dan keamanan. Mereka yang tidak bisa masuk ke bangunan berusia 1.500 tahun itu pun terpaksa menggelar sajadah di halaman hingga gedung di Alun-Alun Sultanahmet.
“Kami mengakhiri penantian selama 86 tahun,” kata Sait Colak, seorang anggota jamaah salat Jumat, dilansir Reuters. “Terima kasih kepada presiden kita dan keputusan pengadilan sehingga kita hari ini (kemarin) bisa melaksanakan salat Jumat di Hagia Sophia.” (Baca juga: FPI Gerebek Kafe di Makassar, Ratusan Botol Miras Disita)
Sebelumnya, pada Jumat (10/7/2020) lalu Erdogan menandatangani dekrit yang menjadi dasar hukum perubahan status Hagia Sophia di Istambul, dari museum menjadi masjid. Dekrit tersebut dikeluarkan setelah Mahkamah Agung Turki mengumumkan bahwa lembaga itu menganulir status Hagia Sophia sebagai museum.
Hagia Sophia yang semula berada di Konstantinopel sebelumnya digunakan sebagai gereja selama 900 tahun, era Bizantium, Romawi, hingga kekuasaan Yunani. Namun. pada 1543, saat Kesultanan Utsmani (Sultan Mehmed II) menguasai Hagia Sophia sekaligus mengubah nama Konstantinopel menjadi Istanbul, bangunan itu diubah fungsinya menjadi masjid hingga runtuhnya kekuasaan Ustmani pada 1922.
Pada 1935 Presiden Turki Mustafa Kemal Ataturk, yang dikenal sekuler, memutuskan menutup Masjid Hagia Sohia atau Aya Sophia dan menjadikannya sebagai museum.
Kemudian 17 tahun terakhir Turki dalam kepemimpinan Erdogan. Orang nomor satu di Turki ini memang menggunakan Islam sebagai senjata utama untuk meraih dukungan. Dia mendapatkan simpati penuh setelah menjadikan Hagia Sophia menjadi masjid. “Muslim seharusnya diperbolehkan salat lagi di sana,” katanya berulang kali saat kampanye lokal tahun lalu. (Lihat videonya: Usai Memesan Minuman, Seorang Pengunjung Warop Tiba-tiba Meninggal)
Erdogan pun mengabaikan kritikan para pemimpin gereja dan komunitas internasional lain. Turki hanya berdalih akan tetap membuka Hagia Sophia untuk wisatawan dan seni peninggalan Kristen tetap akan dilindungi. (M Shamil/Andika H M/Faorick Pakpahan)
(ysw)