Kadet Tembak Mati Dua Tentara Jepang di Lapangan Tembak Militer
loading...
A
A
A
TOKYO - Dua tentara Jepang tewas dan seorang lainnya cedera setelah seorang kadet melepaskan tembakan ke tempat latihan militer di Jepang tengah.
"Seorang peserta pelatihan berusia 18 tahun ditahan di tempat dan ditangkap karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan," kata polisi seperti dikutip dari BBC, Rabu (14/6/2023).
Mereka menuduh pelaku menembak delapan kali ke instruktur selama latihan menembak di Gifu.
Gambar-gambar di media Jepang menunjukkan polisi dan kendaraan darurat memblokir jalan di sekitar fasilitas pelatihan di kota Gifu.
"Seorang pria berusia 25 tahun termasuk di antara mereka yang tewas," kata pihak berwenang.
Rincian tentang korban lainnya, berusia 20-an dan 50-an, belum diketahui. Tapi mereka semua adalah instruktur di fasilitas itu.
"Tidak ada warga sipil yang terlibat," kata Pasukan Bela Diri Darat Jepang.
Mereka mengatakan penembakan itu terjadi selama latihan tembak langsung untuk anggota baru dan kandidat potensial. Tersangka sendiri diketahui telah bergabung dengan pasukan pada bulan April.
"Latihan tembak-menembak dan eksplosif ditangguhkan di seluruh negeri setelah serangan," kata kepala Pasukan Bela Diri Jepang.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Matsuno Hirokazu mengatakan dia mengetahui penembakan itu, dan mengatakan insiden itu masih dalam penyelidikan.
Seorang penduduk kepada media setempat mengatakan beberapa tentara terlihat saling berpelukan dan menangis di luar lokasi setelah penembakan terjadi.
Warga menambahkan bahwa dia belum pernah melihat kejadian serupa selama puluhan tahun tinggal di daerah tersebut.
Kekerasan senjata masih sangat jarang terjadi di Jepang, tetapi ada beberapa insiden penting dalam setahun terakhir.
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, ditembak mati saat berkampanye oleh seorang pengunjuk rasa Juli lalu. Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan kematiannya sangat mengejutkan Negeri Matahari Terbit itu.
Jepang kembali diguncang insiden pada bulan April ketika Perdana Menteri Fumio Kishida lolos tanpa cedera setelah bom asap dilemparkan pada acara kampanyenya.
Dan pada bulan Mei, seorang pria Jepang membunuh empat orang, termasuk dua petugas polisi, dengan pisau dan aksi penembakan yang mengamuk di wilayah Nagano.
Jepang memiliki aturan kepemilikan senjata yang ketat, dan hanya mengizinkan warga sipil untuk memiliki senapan berburu dan senapan angin. Orang harus menjalani ujian ketat dan tes kesehatan mental untuk membeli senjata di Jepang.
"Seorang peserta pelatihan berusia 18 tahun ditahan di tempat dan ditangkap karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan," kata polisi seperti dikutip dari BBC, Rabu (14/6/2023).
Mereka menuduh pelaku menembak delapan kali ke instruktur selama latihan menembak di Gifu.
Gambar-gambar di media Jepang menunjukkan polisi dan kendaraan darurat memblokir jalan di sekitar fasilitas pelatihan di kota Gifu.
"Seorang pria berusia 25 tahun termasuk di antara mereka yang tewas," kata pihak berwenang.
Rincian tentang korban lainnya, berusia 20-an dan 50-an, belum diketahui. Tapi mereka semua adalah instruktur di fasilitas itu.
"Tidak ada warga sipil yang terlibat," kata Pasukan Bela Diri Darat Jepang.
Mereka mengatakan penembakan itu terjadi selama latihan tembak langsung untuk anggota baru dan kandidat potensial. Tersangka sendiri diketahui telah bergabung dengan pasukan pada bulan April.
"Latihan tembak-menembak dan eksplosif ditangguhkan di seluruh negeri setelah serangan," kata kepala Pasukan Bela Diri Jepang.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Matsuno Hirokazu mengatakan dia mengetahui penembakan itu, dan mengatakan insiden itu masih dalam penyelidikan.
Seorang penduduk kepada media setempat mengatakan beberapa tentara terlihat saling berpelukan dan menangis di luar lokasi setelah penembakan terjadi.
Warga menambahkan bahwa dia belum pernah melihat kejadian serupa selama puluhan tahun tinggal di daerah tersebut.
Kekerasan senjata masih sangat jarang terjadi di Jepang, tetapi ada beberapa insiden penting dalam setahun terakhir.
Mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, ditembak mati saat berkampanye oleh seorang pengunjuk rasa Juli lalu. Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang dan kematiannya sangat mengejutkan Negeri Matahari Terbit itu.
Jepang kembali diguncang insiden pada bulan April ketika Perdana Menteri Fumio Kishida lolos tanpa cedera setelah bom asap dilemparkan pada acara kampanyenya.
Dan pada bulan Mei, seorang pria Jepang membunuh empat orang, termasuk dua petugas polisi, dengan pisau dan aksi penembakan yang mengamuk di wilayah Nagano.
Jepang memiliki aturan kepemilikan senjata yang ketat, dan hanya mengizinkan warga sipil untuk memiliki senapan berburu dan senapan angin. Orang harus menjalani ujian ketat dan tes kesehatan mental untuk membeli senjata di Jepang.
(ian)