7 Fakta Kedekatan Vladimir Putin dan Kim Jong Un
loading...
A
A
A
Korea Utara dibentuk pada awal Perang Dingin dengan dukungan Uni Soviet. Korea Utara kemudian berperang melawan Selatan dan sekutu AS dan Perserikatan Bangsa-Bangsa hingga menemui jalan buntu dalam Perang Korea 1950-1953 dengan bantuan ekstensif dari China dan Uni Soviet.
Korea Utara sangat bergantung pada bantuan Soviet selama beberapa dekade, dan ketika Uni Soviet runtuh pada 1990-an, hal itu memicu kelaparan yang mematikan.
Namun setelah uji coba nuklir terakhir negaranya pada 2017, Kim Jong Un mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan. Sejak itu, Rusia telah bergabung dengan China dalam menentang sanksi baru, memveto inisiatif yang dipimpin AS.
Foto/Reuters
Korea Utara memberikan dukungan bagi Moskow setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Pyongyang menjadi satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan wilayah Ukraina yang memisahkan diri. Kim Jong Un juga menyatakan dukungan untuk aneksasi yang diproklamirkan Rusia atas bagian-bagian Ukraina.
"'Operasi militer khusus' Moskow di Ukraina telah mengantarkan realitas geopolitik baru di mana Kremlin dan (Korea Utara) dapat menjadi semakin dekat, bahkan mungkin sampai membangkitkan kembali hubungan kuasi-aliansi yang telah ada selama Perang Dingin," Artyom Lukin, seorang profesor di Universitas Federal Timur Jauh di Vladivostok, menulis dalam laporan terbaru untuk 38 North, dilansir Reuters.
"Perlu dicatat bahwa Pyongyang telah mulai menggunakan frasa baru kolaborasi taktis dan strategis untuk menggambarkan hubungannya dengan Rusia," tambah Lukin.
Amerika Serikat menuding Rusia mendekati Korea Utara untuk membeli jutaan amunisi dan senjata lain untuk mengisi kembali persediaannya yang habis akibat perang. Baik Rusia maupun Korea Utara membantah klaim itu.
"Ada alasan untuk meyakini setidaknya beberapa pembatasan perbatasan di pihak Korea Utara akan segera dicabut," kata Lukin, mengutip laporan pemerintah setempat bahwa perdagangan kereta api akan segera diizinkan.
Korea Utara sangat bergantung pada bantuan Soviet selama beberapa dekade, dan ketika Uni Soviet runtuh pada 1990-an, hal itu memicu kelaparan yang mematikan.
5. Satu Suara di Panggung Diplomasi Internasional
Para pemimpin Pyongyang cenderung menggunakan Beijing dan Moskow untuk menyeimbangkan satu sama lain. Kim Jong Un awalnya memiliki hubungan yang relatif dingin dengan kedua negara, yang keduanya bergabung dengan Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi tegas terhadap Korea Utara atas uji coba nuklirnya.Namun setelah uji coba nuklir terakhir negaranya pada 2017, Kim Jong Un mengambil langkah untuk memperbaiki hubungan. Sejak itu, Rusia telah bergabung dengan China dalam menentang sanksi baru, memveto inisiatif yang dipimpin AS.
6. Mendukung Rusia Menginvasi Ukraina
Foto/Reuters
Korea Utara memberikan dukungan bagi Moskow setelah Rusia menginvasi Ukraina.
Pyongyang menjadi satu-satunya negara yang mengakui kemerdekaan wilayah Ukraina yang memisahkan diri. Kim Jong Un juga menyatakan dukungan untuk aneksasi yang diproklamirkan Rusia atas bagian-bagian Ukraina.
"'Operasi militer khusus' Moskow di Ukraina telah mengantarkan realitas geopolitik baru di mana Kremlin dan (Korea Utara) dapat menjadi semakin dekat, bahkan mungkin sampai membangkitkan kembali hubungan kuasi-aliansi yang telah ada selama Perang Dingin," Artyom Lukin, seorang profesor di Universitas Federal Timur Jauh di Vladivostok, menulis dalam laporan terbaru untuk 38 North, dilansir Reuters.
"Perlu dicatat bahwa Pyongyang telah mulai menggunakan frasa baru kolaborasi taktis dan strategis untuk menggambarkan hubungannya dengan Rusia," tambah Lukin.
Amerika Serikat menuding Rusia mendekati Korea Utara untuk membeli jutaan amunisi dan senjata lain untuk mengisi kembali persediaannya yang habis akibat perang. Baik Rusia maupun Korea Utara membantah klaim itu.
7. Mitra Perdagangan yang Saling Menguntungkan
Sebagian besar perdagangan Korea Utara melewati China, tetapi Rusia juga berpotensi menjadi mitra penting, terutama untuk menyediakan minyak. Moskow membantah melanggar sanksi PBB, tetapi kapal tanker Rusia telah dituduh membantu menghindari pembatasan ekspor minyak ke Korea Utara dan pemantau sanksi melaporkan bahwa buruh tetap berada di Rusia meskipun ada larangan."Ada alasan untuk meyakini setidaknya beberapa pembatasan perbatasan di pihak Korea Utara akan segera dicabut," kata Lukin, mengutip laporan pemerintah setempat bahwa perdagangan kereta api akan segera diizinkan.