AS akan Ganti Tank Ukraina yang Hancur dalam Serangan Balasan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon akan mengumumkan pada Selasa (13/6/2023) pengiriman persenjataan cadangan baru oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden untuk mendukung perjuangan Ukraina melawan Rusia.
Voice of America melaporkan rencana itu, mengutip sumber pejabat anonim.
“Peralatan senilai USD325 juta akan mencakup kendaraan lapis baja Stryker dan Bradley yang dapat menggantikan yang rusak dan hancur dalam serangan balik Ukraina yang sedang berlangsung,” ungkap sumber pertahanan kepada media yang didanai pemerintah AS pada Senin.
Paket bantuan yang akan datang akan menjadi yang ke-40 sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai pada Februari 2022.
Washington telah mengalokasikan lebih dari USD100 miliar untuk pengeluaran terkait Ukraina, termasuk sekitar USD40 miliar untuk bantuan langsung.
“Selain kendaraan lapis baja baru, paket baru itu akan mencakup amunisi untuk Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (NASAMS) dan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS),” papar sumber tersebut.
Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dan Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley mengunjungi Brussel pekan ini untuk menghadiri serangkaian pertemuan NATO.
Salah satu pertemuan akan dilakukan oleh Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina untuk mengoordinasikan pasokan senjata ke Kiev oleh Washington dan sekutunya.
Pekan lalu, Pentagon mengumumkan alokasi persenjataan tambahan senilai USD2,1 miliar untuk Ukraina.
Meski demikian, perangkat keras dalam paket itu harus diproduksi daripada diambil dari stok Amerika.
Bloomberg menyebut mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum senjata, yang berada di bawah Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, dikontrak oleh departemen tersebut.
Pekan lalu, Kiev meluncurkan serangan balasan yang telah lama diharapkan, mengadu tank-tank yang disediakan Barat dan senjata lainnya melawan posisi pertahanan Rusia.
Sejauh ini dorongan tersebut sebagian besar tidak berhasil dan mahal, fakta yang diakui bahkan oleh beberapa media yang bersimpati pada Ukraina.
Moskow menganggap konflik tersebut sebagai bagian dari perang proksi yang dipimpin AS melawan Rusia.
Rusia telah memperingatkan membanjiri Ukraina dengan senjata hanya meningkatkan biaya perang tetapi tidak akan mengubah hasilnya.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
Voice of America melaporkan rencana itu, mengutip sumber pejabat anonim.
“Peralatan senilai USD325 juta akan mencakup kendaraan lapis baja Stryker dan Bradley yang dapat menggantikan yang rusak dan hancur dalam serangan balik Ukraina yang sedang berlangsung,” ungkap sumber pertahanan kepada media yang didanai pemerintah AS pada Senin.
Paket bantuan yang akan datang akan menjadi yang ke-40 sejak konflik Rusia-Ukraina dimulai pada Februari 2022.
Washington telah mengalokasikan lebih dari USD100 miliar untuk pengeluaran terkait Ukraina, termasuk sekitar USD40 miliar untuk bantuan langsung.
“Selain kendaraan lapis baja baru, paket baru itu akan mencakup amunisi untuk Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional (NASAMS) dan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS),” papar sumber tersebut.
Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin dan Ketua Kepala Staf Gabungan Mark Milley mengunjungi Brussel pekan ini untuk menghadiri serangkaian pertemuan NATO.
Salah satu pertemuan akan dilakukan oleh Kelompok Kontak Pertahanan Ukraina untuk mengoordinasikan pasokan senjata ke Kiev oleh Washington dan sekutunya.
Pekan lalu, Pentagon mengumumkan alokasi persenjataan tambahan senilai USD2,1 miliar untuk Ukraina.
Meski demikian, perangkat keras dalam paket itu harus diproduksi daripada diambil dari stok Amerika.
Bloomberg menyebut mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun sebelum senjata, yang berada di bawah Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina, dikontrak oleh departemen tersebut.
Pekan lalu, Kiev meluncurkan serangan balasan yang telah lama diharapkan, mengadu tank-tank yang disediakan Barat dan senjata lainnya melawan posisi pertahanan Rusia.
Sejauh ini dorongan tersebut sebagian besar tidak berhasil dan mahal, fakta yang diakui bahkan oleh beberapa media yang bersimpati pada Ukraina.
Moskow menganggap konflik tersebut sebagai bagian dari perang proksi yang dipimpin AS melawan Rusia.
Rusia telah memperingatkan membanjiri Ukraina dengan senjata hanya meningkatkan biaya perang tetapi tidak akan mengubah hasilnya.
Lihat Juga: Kisah Pascal, Diaspora Lulusan University of Notre Dame yang Geluti Dunia Teater di New York
(sya)