Makan Tepung Singkong, Cara 4 Anak Korban Pesawat Jatuh Bisa Hidup 40 Hari di Hutan Amazon

Minggu, 11 Juni 2023 - 12:16 WIB
loading...
Makan Tepung Singkong,...
Empat anak korban pesawat jatuh ditemukan masih hidup di hutan Amazon Kolombia, 40 hari setelah kecelakaan. Foto/REUTERS
A A A
BOGOTA - Empat anak bersaudara yang selamat dari kecelakaan pesawat pada 1 Mei bertahan hidup selama 40 hari di hutan Amazon Kolombia dengan memakan tepung singkong dan buah di hutan. Itu diungkap pejabat dan keluarga dari anak-anak tersebut.

Pesawat Cessna yang mereka tumpangi jatuh di hutan Amazon Kolombia pada 1 Mei dan baru ditemukan 16 Mei.

Saat itu, tiga orang dewasa, yakni pilot, co-pilot, dan wanita berusia 33 tahun—ibu dari empat anak tersebut ditemukan tewas. Namun, empat anak bersaudara itu tidak ditemukan.

Anak-anak, berusia usia 13 tahun, 11 tahun, 4 tahun dan 11 bulan bulan, diselamatkan hari Jumat lalu oleh tentara Kolombia yang telah mencari mereka sejak pesawat ditemukan.

Anak-anak tersebut adalah anggota suku pribumi Huitoto, yang kemungkinan besar telah menjelajahi hutan dan memutuskan buah apa yang bisa dimakan.



"Ketika pesawat jatuh, mereka mengeluarkan (dari reruntuhan) sebuah fariña, dan dengan itu, mereka selamat," kata paman mereka, Fidencio Valencia, kepada wartawan, mengacu pada tepung singkong yang dimakan di wilayah Amazon.

"Setelah fariña habis, mereka mulai memakan bijinya," lanjut Valencia, seperti dikutip AP, Minggu (11/6/2023).

Astrid Cáceres, kepala Institut Kesejahteraan Keluarga Kolombia, juga mengatakan mereka beruntung saat itu akhir musim semi ketika hutan sedang memasuki musim panen.

Anak-anak itu dibawa ke rumah sakit di Ibu Kota Kolombia, Bogota, di mana mereka diharapkan tinggal setidaknya selama dua minggu.

“Secara umum, kondisi anak-anak dapat diterima [baik secara medis],” kata Menteri Pertahanan Ivan Velásquez kepada wartawan, menambahkan bahwa mereka sedang direhidrasi tetapi belum bisa makan makanan padat.

"Hutan menyelamatkan mereka," kata Presiden Kolombia Gustavo Petro, yang bertemu dengan anak-anak di rumah sakit pada hari Sabtu. "Mereka adalah anak-anak hutan, dan sekarang mereka juga anak-anak Kolombia."

Mereka bepergian dengan ibu mereka, Magdalena Mucutuy, dari desa Araracuara dekat Sungai Amazon ke San Jose del Guaviare ketika pesawat mereka jatuh, menewaskan semua orang dewasa di dalamnya.

Pilot telah menyatakan keadaan darurat, dengan alasan kerusakan mesin.

Meskipun tidak menemukan mereka di lokasi kecelakaan pada 16 Mei, tim penyelamat melihat petunjuk bahwa mereka selamat, termasuk jejak kaki, popok, botol bayi, dan buah yang telah digigit.

Mereka diselamatkan sekitar tiga mil dari kecelakaan di tempat terbuka di dekat tempat para penyelamat.

"Anak-anak di bawah umur sudah sangat lemah," kata komandan militer Kolombia, Jenderal Pedro Sanchez, tentang penyelamatan mereka. “Dan tentunya kekuatan mereka hanya cukup untuk bernapas atau meraih buah kecil untuk makan sendiri atau minum setetes air di hutan.”

Bibi anak-anak tersebut mengatakan kepada sebuah stasiun radio Kolombia bahwa anak-anak tersebut mengalami dehidrasi akibat gigitan nyamuk tetapi mereka baik-baik saja.

Sekitar 150 tentara dikerahkan saat membantu mencari anak-anak tersebut. Puluhan relawan pribumi juga ikut melakukan pencarian.

Tentara di helikopter menjatuhkan kotak makanan untuk anak-anak dan memutar rekaman suara nenek mereka yang menyuruh mereka untuk tetap di tempat yang sama selama upaya penyelamatan berlangsung.

Anak-anak itu mengatakan kepada petugas bahwa mereka telah menghabiskan waktu dengan salah satu anjing penyelamat, tetapi kemudian anjing itu hilang. Militer masih mencari anjing itu pada hari Sabtu.

Para pejabat memuji kakak tertua yang mereka katakan memiliki pengetahuan tentang cara bertahan hidup di hutan serta memimpin adik-adiknya sebelum diselamatkan.

Petro menyebut anak-anak itu sebagai "contoh bertahan hidup" dan meramalkan kisah mereka "akan tetap ada dalam sejarah".
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1749 seconds (0.1#10.140)