Tentara Ke-4 China yang Dikejar FBI Lari ke Konsulat Beijing di San Francisco

Jum'at, 24 Juli 2020 - 17:09 WIB
loading...
A A A
Tuduhan itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan China , khususnya terkait dengan pencurian kekayaan intelektual—termasuk oleh para peneliti China yang memiliki koneksi dengan militer dan pemerintah—untuk keuntungan Beijing.

Pekan ini, pemerintah AS memerintahkan penutupan Konsulat China di Houston, dan Departemen Kehakiman menuntut dua peretas China atas tuduhan menargetkan perusahaan yang mengerjakan vaksin untuk virus corona baru (Covid-19).

Dalam sebuah pernyataan, UC Davis mengatakan sekolah kedokterannya menyediakan informasi kepada petugas penegak hukum yang mereka minta. Universitas itu mengatakan Tang Juan telah menjadi peneliti tamu di Departemen Onkologi Radiasi yang karyanya didanai oleh program pertukaran yang berafiliasi dengan Kementerian Pendidikan China dan Xijing Hospital.

Menurut pihak kampus, Tang Juan meninggalkan universitas pada akhir Juni, dan pekerjaannya hanya berbasis di laboratorium penelitian. (Baca juga: China Balas Dendam, Tutup Paksa Konsulat AS di Chengdu )

Jurnalis Associated Press tidak dapat meninggalkan pesan telepon dengan Konsulat China di San Francisco pada Kamis pagi untuk mengonfirmasi klaim bahwa Tan Juan bersembunyi di konsulat tersebut. Tidak ada pengacara untuk Tang Juan yang terdaftar dalam dokumen pengadilan.

Sementara itu, FBI telah mewawancarai pemegang visa di lebih dari 25 kota di Amerika yang diduga menyembunyikan hubungan mereka dengan militer China. Departemen Kehakiman percaya bahwa penipuan seperti itu adalah bagian dari upaya yang disponsori pemerintah China untuk mencuri penelitian dan inovasi dari universitas-universitas Amerika untuk keuntungan ekonomi Beijing.

"Ini adalah bagian lain dari rencana Partai Komunis China untuk mengambil keuntungan dari masyarakat terbuka kita dan mengeksploitasi institusi akademik," kata John Demers, pejabat keamanan nasional di Departemen Kehakiman, dalam sebuah pernyataan.

"Pertama, saya akan mengatakan pemerintahan (Donald) Trump telah melakukan kampanye retorika dan tindakan yang mengarah ke China sebagai musuh," kata Daniel Sneider, pakar kebijakan internasional di Universitas Stanford. "Beberapa di antaranya terkait, tentu saja, dengan situasi virus corona."

Pemerintahan Trump telah menutup Konsulat China di Houston, tempat dokumen rahasia diduga dibakar. China mengecam penutupan paksa itu sebagai tindakan yang keterlaluan dan telah hari ini membalas dengan memerintahkan penutupan Konsulat AS di Chengdu.
(min)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1442 seconds (0.1#10.140)