Dikira Milik Ukraina, Rusia Tembak Jatuh Drone Sendiri di Crimea
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pasukan Rusia menembak jatuh drone Mohajer-6 buatan Iran yang dikerahkannya ke Crimea setelah salah mengira itu sebagai salah satu dari banyak pesawat tak berawak Ukraina.
Media pemerintah Rusia awalnya melaporkan pada 6 Juni bahwa drone yang ditembak jatuh di Crimea adalah UAV tempur Ukraina.
Namun, setelah foto-foto drone tersebut menjadi viral, terkonfirmasi bahwa itu adalah drone Mohajer-6 buatan Iran yang dioperasikan militer Moskow.
Media Ukraina dan akun media sosial pro-Ukraina dengan cepat mencemooh insiden tak terduga tersebut, melabelinya sebagai kesalahan oleh "pasukan demoralisasi" Rusia.
Drone itu jatuh di bagian timur Crimea, dan insiden itu dikaitkan dengan sistem Electronic Warfare (EW) Moskow yang tangguh.
“Di bagian timur Crimea, UAV musuh macet dan mendarat dengan sistem EW. Tidak ada korban jiwa dan tidak ada kehancuran. Saya meminta Anda untuk tetap tenang dan percaya hanya pada sumber informasi yang terverifikasi,” kata Sergey Aksenov, kepala administrasi Crimea yang ditunjuk Rusia, sebelum terkonfirmasi bahwa itu UAV Mohajer-6, seperti dikutip Newsweek, Kamis (8/6/2023).
Anton Gerashchenko, seorang penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, menulis di Twitter pada hari Rabu: "Tampaknya pasukan Rusia menjatuhkan drone Mohajer-6 Iran [milik] mereka sendiri. Kerja bagus!"
Rob Lee, seorang senior fellow di lembaga think tank Foreign Policy Research Institute, mengatakan di media sosial bahwa apa yang tampak seperti Mohajer-6 yang dioperasikan oleh Rusia bisa saja dijatuhkan oleh pertahanan udara Rusia.
Akun pemantau senjata yang berfokus pada Ukraina, Ukraine Weapons Tracker, menulis di Twitter: "Itu adalah insiden friendly-fire."
Drone telah memainkan peran kunci dalam operasi masa perang Rusia dan Ukraina.
Gerashchenko, berbicara pada bulan Februari, mengatakan kepada Newsweek bahwa drone adalah senjata super dalam perang di negaranya. "Perang ini adalah perang drone," katanya.
Rusia telah menggunakan drone buatan Iran untuk menargetkan infrastruktur penting Ukraina. Shahed-131 dan Shahed-136 UAV, juga dikenal sebagai drone kamikaze, telah menjadi pemandangan umum di seluruh Ukraina.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh lembaga think tank Amerika Serikat, Center for Naval Analyses (CNA), menyimpulkan akhir bulan lalu bahwa produksi drone domestik Rusia tidak dapat memenuhi permintaan UAV dalam perang di Ukraina.
Samuel Bendett, salah satu penulis laporan CNA, sebelumnya mengatakan kepada Newsweek bahwa ada beberapa masalah utama dalam kompleks industri militer Moskow, termasuk bagaimana Rusia bergantung pada teknologi impor yang masih belum bisa digantikan oleh teknologi dalam negeri.
Pada hari Senin, militer Ukraina mengatakan telah mencegat enam dari total delapan serangan drone Shahed oleh pasukan Rusia dalam semalam.
Sehari sebelumnya, Moskow meluncurkan lima drone Shahed ke sasaran Ukraina dari wilayah perbatasan Bryansk.
Media pemerintah Rusia awalnya melaporkan pada 6 Juni bahwa drone yang ditembak jatuh di Crimea adalah UAV tempur Ukraina.
Namun, setelah foto-foto drone tersebut menjadi viral, terkonfirmasi bahwa itu adalah drone Mohajer-6 buatan Iran yang dioperasikan militer Moskow.
Media Ukraina dan akun media sosial pro-Ukraina dengan cepat mencemooh insiden tak terduga tersebut, melabelinya sebagai kesalahan oleh "pasukan demoralisasi" Rusia.
Drone itu jatuh di bagian timur Crimea, dan insiden itu dikaitkan dengan sistem Electronic Warfare (EW) Moskow yang tangguh.
“Di bagian timur Crimea, UAV musuh macet dan mendarat dengan sistem EW. Tidak ada korban jiwa dan tidak ada kehancuran. Saya meminta Anda untuk tetap tenang dan percaya hanya pada sumber informasi yang terverifikasi,” kata Sergey Aksenov, kepala administrasi Crimea yang ditunjuk Rusia, sebelum terkonfirmasi bahwa itu UAV Mohajer-6, seperti dikutip Newsweek, Kamis (8/6/2023).
Anton Gerashchenko, seorang penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina, menulis di Twitter pada hari Rabu: "Tampaknya pasukan Rusia menjatuhkan drone Mohajer-6 Iran [milik] mereka sendiri. Kerja bagus!"
Rob Lee, seorang senior fellow di lembaga think tank Foreign Policy Research Institute, mengatakan di media sosial bahwa apa yang tampak seperti Mohajer-6 yang dioperasikan oleh Rusia bisa saja dijatuhkan oleh pertahanan udara Rusia.
Akun pemantau senjata yang berfokus pada Ukraina, Ukraine Weapons Tracker, menulis di Twitter: "Itu adalah insiden friendly-fire."
Drone telah memainkan peran kunci dalam operasi masa perang Rusia dan Ukraina.
Gerashchenko, berbicara pada bulan Februari, mengatakan kepada Newsweek bahwa drone adalah senjata super dalam perang di negaranya. "Perang ini adalah perang drone," katanya.
Rusia telah menggunakan drone buatan Iran untuk menargetkan infrastruktur penting Ukraina. Shahed-131 dan Shahed-136 UAV, juga dikenal sebagai drone kamikaze, telah menjadi pemandangan umum di seluruh Ukraina.
Sebuah laporan yang diterbitkan oleh lembaga think tank Amerika Serikat, Center for Naval Analyses (CNA), menyimpulkan akhir bulan lalu bahwa produksi drone domestik Rusia tidak dapat memenuhi permintaan UAV dalam perang di Ukraina.
Samuel Bendett, salah satu penulis laporan CNA, sebelumnya mengatakan kepada Newsweek bahwa ada beberapa masalah utama dalam kompleks industri militer Moskow, termasuk bagaimana Rusia bergantung pada teknologi impor yang masih belum bisa digantikan oleh teknologi dalam negeri.
Pada hari Senin, militer Ukraina mengatakan telah mencegat enam dari total delapan serangan drone Shahed oleh pasukan Rusia dalam semalam.
Sehari sebelumnya, Moskow meluncurkan lima drone Shahed ke sasaran Ukraina dari wilayah perbatasan Bryansk.
(mas)