Banjir Tenggelamkan Kherson, Ribuan Orang Mengungsi

Kamis, 08 Juni 2023 - 02:52 WIB
loading...
Banjir Tenggelamkan Kherson, Ribuan Orang Mengungsi
Jebolnya bendungan Kakhovka menenggalamkan kota Kherson, membuat ribuan orang mengungsi. Foto/BBC
A A A
KIEV - Ribuan orang mengungsi dari bagian selatan Ukraina setelah bendungan Khakovka jebol, memicu banjir besar dan bencana kemanusiaan. Baik Ukraina dan Rusia saling menyalahkan karena menyabotase bendungan Kakhovka.

Air terus mengalir ke sungai Dnipro yang membelah wilayah yang dikuasai Rusia dan Ukraina. Para pejabat mengatakan 30 kota dan desa di sepanjang sungai terendam banjir dan hampir 2.000 rumah terendam di kota utama Kherson.

Seorang wanita, yang tiba di Kherson dengan kapal penyelamat dari sisi timur sungai yang diduduki Rusia, menjelaskan betapa cepatnya situasi meningkat setelah dia mendengar tentang bencana tersebut pada Selasa pagi.

"Kami berhasil mengumpulkan barang-barang kami tetapi air terus naik. Saat itu saya sedang memasak soba dan kaki saya sudah terendam air. Banjir mulai sangat cepat," kata Kateryna Krupych (40).

"Rasanya seperti kita menjalani seluruh hidup hanya dalam satu hari," imbuhnya seperti dikutip dari BBC, Kamis (8/6/2023).

Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko, mengatakan bahwa pihaknya sedang mengembangkan rencana untuk membantu orang-orang di kedua sisi sungai Dnipro.

"Kami menyelamatkan semua orang di tepi kanan (yang dikuasai Ukraina) dan mengembangkan rencana untuk membantu orang-orang di tepi kiri (yang dikuasai Rusia)," ucapnya.



Ia mengatakan, dari 30 kota dan desa yang dilanda banjir, 20 berada di tanah Ukraina dan 10 di wilayah pendudukan Rusia.

Klymenko juga menuduh Rusia meninggalkan orang-orang untuk berjuang sendiri.

Naiknya permukaan air diperkirakan akan mencapai puncaknya di Kherson pada Rabu malam, tetapi para pejabat mengkhawatirkan dampak bencana pada pertanian karena waduk Kakhovka yang luas bermuara di Laut Hitam.

Gubernur daerah Kherson Oleksandr Prokudin mengatakan sejauh ini 1.700 orang telah dievakuasi sementara pejabat yang dipasang Kremlin di sisi lain sungai mengatakan 1.200 orang telah dibawa ke tempat aman.

Para pejabat mengatakan lebih dari 40.000 orang - 17.000 di wilayah yang dikuasai Ukraina di sebelah barat Dnipro dan 25.000 di timur yang diduduki Rusia - harus meninggalkan rumah mereka.

Damian Rance dari Unicef mengatakan badan amal tersebut telah melihat rumah-rumah hancur total karena kekhawatiran terus berlanjut di sekitar penduduk yang terjebak.

"Air yang aman telah terkena dampak di banyak lokasi ini karena pasokan air jelas berasal dari waduk di sana, begitu pula pasokan listrik yang terputus," ujarnya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebelumnya mengatakan bahwa ratusan ribu orang di seluruh wilayah Kherson tanpa air minum.



Kedua belah pihak saling menyalahkan atas hancurnya bendungan tersebut. Ukraina mengatakan itu diledakkan pasukan Rusia menggunakan ranjau, dan menuduh Moskow berbuat sedikit untuk membantu orang-orang di daerah banjir di tepi timur sungai yang didudukinya.

Sedangkan Rusia mengatakan kerusakan itu disebabkan oleh tembakan Ukraina, dan Presiden Vladimir Putin menyebutnya itu sebagai "tindakan biadab" dalam pembicaraan via telepon dengan pemimpin Turki Recep Tayyip Erdogan.

Ini hanyalah kesulitan terbaru yang melanda kota Kherson. Kota itu diduduki oleh pasukan Rusia segera setelah perang dimulai tahun lalu, tetapi direbut kembali oleh Ukraina pada bulan November. Sejak itu kota itu dibombardir dengan tembakan artileri.

Viktoriia Yeremenko (57), mengatakan kepada BBC bahwa rumahnya hancur pada bulan Februari dan dia pindah ke apartemen putranya yang sekarang telah terendam banjir.

"Kami berhasil keluar," katanya. "Ada kepanikan, kami harus segera pergi dan mengambil anjing-anjing itu. Adikku juga setengah lumpuh," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, bendungan Kakhovka telah menjadi simbol pengaruh antara Kiev dan Moskow.

Ketika Rusia pertama kali mencaplok Crimea pada tahun 2014, otoritas Ukraina menutupnya dan memutuskan semenanjung itu dari pasokan air utama.

Kemudian tahun lalu, pasukan Rusia yang menyerang dituduh oleh Ukraina menanam bendungan dengan bahan peledak, yang dibantah oleh Kremlin.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2055 seconds (0.1#10.140)